5 Alasan Lebih Baik Mengaku Asal Cikarang ketimbang Ngaku Asli Bekasi

5 Alasan Lebih Baik Mengaku Asal Cikarang ketimbang Ngaku Asli Bekasi

5 Alasan Lebih Baik Mengaku Asal Cikarang ketimbang Ngaku Asli Bekasi (pixabay.com)

Sebagai orang yang lahir dan besar di Cikarang, saya lebih memilih mengaku asal (Kabupaten) Bekasi daripada Cikarang. Hal ini disebabkan karena Cikarang adalah bagian dari Kabupaten Bekasi dan tempat saya merantau saat ini di luar Pulau Jawa. Yang mana masyarakatnya kalau ke Pulau Jawa kemungkinan besar ke kota-kota besar seperti Jabodetabek, Yogyakarta, Surabaya dll. Maka agar lebih mudah saya mengaku asal Bekasi daripada Cikarang.

Sejak banyak orang di sekitar saya mengetahui daerah asal saya adalah Bekasi. Saya mendapatkan  berbagai macam respon dan tanggapan dari orang di sekitar saya. Membuat saya kadang bertanya dalam hati, “Kenapa dulu nggak bilang asal Cikarang aja ya ?”

Atas pengalaman saya yang mengaku asal Bekasi di daerah perantauan, ada lima alasan lebih baik mengaku asal Cikarang daripada Bekasi.

#1 Bekasi sering menjadi bahan olok-olokan

Ketika saya bilang saya asli Bekasi, balasan yang saya terima beragam, tapi nggak ada yang nyenengin. Contohnya:

“Bekasi itu luar planet Bumi ya?”

“Bekasi itu yang mataharinya dua ya?”

“Kalau ke Bekasi itu harus pakai visa ya ?”

Gara-gara meme tentang Bekasi, saya dapat balasan kayak gini.

Sebenarnya saya nggak marah atau sebel atas balasan seperti itu. Cuma bosan aja dapat respon yang sama dari orang yang berbeda-beda dan dari orang yang baru dikenal juga. Saran saja, ganti template bercandaan kalian. Bosenin.

#2 Pimpinan Daerah Bekasi diciduk KPK

Pada 2018, Neneng Hasanah Yasin (Bupati Bekasi) diciduk KPK karena keterlibatan pada kasus suap mega proyek Meikarta. Seolah-olah tidak mau kalah, baru-baru ini Rahmat Effendi yang menjabat sebagai Walikota Bekasi menjadi tersangka atas kasus suap pengadaan lahan dan jual beli jabatan.

Nah, sudah paham kan kenapa mending ngaku Cikarang?

#3 Cikarang dianggap bukan Bekasi

Kalau saya ngaku asli Bekasi, selain diejek, sering juga ditanya Bekasinya mana. Kalau saya jawab Cikarang, lawan bicara saya pasti mengerutkan dahi sembari berkata, “Cikarang mah bukan Bekasi.”

Saya kasih tahu ya, Cikarang itu masuk Kabupaten Bekasi. Ya memang bukan bagian Kota Bekasi, tapi kan tetep aja masuk Bekasi.

#4 Cikarang lebih terkenal dari (Kabupaten) Bekasi

Seperti halnya Weleri di Kendal ataupun Alas Roban di Batang, Cikarang lebih dikenal secara umum dibandingkan dengan Kabupaten Bekasi. Orang-orang yang saya temui setiap menyebutkan kata “Bekasi” biasanya yang mereka maksud adalah Kota Bekasi dengan daerah seperti Kemang Pratama, Bantar Gebang, Kranji, Summarecon Bekasi.

Cikarang yang secara administratif merupakan bagian dari Kabupaten Bekasi, lebih dikenal karena menjadi salah satu kawasan industri terbesar di Pulau Jawa. Sehingga banyak pendatang yang merantau ke kota ini untuk mencari pekerjaan. Membuat daerah ini menjadi salah satu destinasi favorit urbanisasi.

#5 Bekasi yang unik dan ajaib

Hampir setiap harinya saya bisa mendapatkan berita yang aneh-aneh tentang Bekasi di timeline Twitter. Misalnya adalah Berita anggaran 2,3 M digunakan untuk pengadaan kandang kambing di Bekasi. Atau isu pocong yang berkeliaran bikin gaduh warga Bekasi. Dan yang lebih parah adalah Walikota Bekasi meminta suap dengan dalih “sumbangan masjid”.

Berita-berita tersebut bikin Bekasi terkenal, tapi dalam hal yang nggak bagus. Untung saja ada Depok, kota yang lebih ajaib. Jadi, Bekasi masih keliatan mendingan.

Intinya, kalian harus mulai bersyukur dan ngaku saja asli Cikarang meski orang jadi bingung. Ya nggak apa-apa bingung, toh nggak ngefek juga.

Penulis: Ahmad Arief Widodo

Editor: Rizky Prasetya

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version