5 Alasan Charly ST 12 Sebaiknya Jadi Penyanyi Dangdut Koplo Jawa Saja

5 Alasan Charly ST 12 Sebaiknya Jadi Penyanyi Dangdut Koplo Jawa Saja terminal mojok.co

5 Alasan Charly ST 12 Sebaiknya Jadi Penyanyi Dangdut Koplo Jawa Saja terminal mojok.co

Minggu pagi yang sedikit mendung, kegiatan scroll lini masa YouTube saya terhenti pada sebuah thumbnail video yang bergambar Charly Van Houten, mantan vokalis ST 12 yang nyentrik dengan potongan rambut belah tengahnya itu. Di video yang diupload oleh kanal Music Interactive tersebut, ternyata Charly mengcover lagu Lintang Ati (ning angin tak titipne) yang sempat dipopulerkan oleh Happy Asmara setahun lalu.

Sependek ingatan saya, saat ini Charly memang sudah berhenti menjadi vokalis band ST 12, band pop melayu terbaik versi Mas Iqbal AR. Posisinya digantikan oleh Firman Kehilangan yang dulu juga pernah diproduseri sebagai penyanyi solo oleh Charly sendiri. Entah dengan alasan apa Charly memilih berhenti dan memilih fokus aktif mengcover lagu dan vlog di kanal YouTube-nya, Charly VanHoutten57. Untuk masalah alasannya sih saya malas mencari tahu. Ngapain juga, mending rakit PC fokus menikmati lagu coveran belio.

Kembali pada video Lintang Ati yang dicover oleh Charly. Hingga tulisan ini ditulis, video tersebut telah ditonton lebih dari 400 ribu kali sejak pertama kali diunggah pada 10 Desember lalu. Jumlah views yang cukup besar untuk ukuran video cover lagu dangdut koplo Jawa yang kisaran views-nya biasanya mencapai puluhan ribu hingga jutaan view. Lagu dangdut koplo Jawa, baik yang dinyanyikan secara cover maupun oleh penyanyi aslinya beberapa tahun terakhir memang sedang sangat digandrungi.

Dari segi penampilannya pun, nggak jelek jelek amat kok. Baik dari visual maupun audionya, ya, malah cenderung bagus menurut saya. Suara Charly yang karakternya kuat dipadukan dengan pukulan kendang dan petikan kentrung cak cuk khas ala musik dangdut koplo Jawa.

Dan seingat saya, ini adalah kali pertama Charly mengcover lagu dangdut koplo Jawa sehingga penampilan di video tersebut terasa cukup spesial bagi saya. Semacam come back dari seorang penyanyi yang lagunya dulu hampir saya dengar setiap hari, tapi dengan suasana baru dan lebih cocok dengan pasar anak muda pendengar musik koplo Jawa.

Dengan capaian views tadi, sambutan baik dan support netizen di kolom komentar, serta alasan yang akan saya paparkan berikut ini, saya cukup optimis Charly bisa menjadi pesaing baru di skena lagu dangdut koplo Jawa. Ia siap untuk menandingi kepopuleran Denny Caknan, Ndarboy Genk, Jihan Audy, Happy Asmara, atau bahkan Via Vallen dan Nella Kharisma.

#1 Cengkok melayu cocok untuk lagu dangdut koplo Jawa

Di video berdurasi 5 menit 32 detik tersebut, cengkok Charly yang melayu banget ini begitu kentara. Cengkok yang sama dengan cengkok yang pernah kita dengar pada lagu lagu pop melayu hits ST 12 dulu, seperti lagu Aku Masih Sayang, Rasa Yang Tertinggal, dan tentu saja lagu P.U.S.P.A., lagu yang akhirnya membuat ST 12 makin naik daun kala itu.

Cengkok melayu yang hanya dengan sebait liriknya, kita bakal tahu bahwa penyanyinya adalah Charly. Nah, cengkok ini cocok betul dengan irama dangdut koplo Jawa yang memang butuh suara mendayu dayu, manunggaling dengan alunan musik, pukulan kendang, dan tentu saja goyangan. Ya, meskipun pelafalan lirik bahasa Jawanya masih kaku dan kurang fasih, tapi nantinya dengan jam terbang menyanyikan lagu bahasa Jawa, lambat laun bisa jadi lancar, lah. Saya yakin itu.

#2 Tipe suara yang mampu membuat lagu terasa begitu dalam

Selain cengkok yang khas, menurut saya suara Charly ini adalah tipe suara berat yang mampu membuat versi lagu yang dinyanyikannya semakin terasa begitu dalam feel-nya. Sansaya jeru. Seperti lagu Lintang Ati yang belio cover, lagunya jadi terasa lebih dalam dan terasa meresap ke relung hati. Pesan di dalam lirik lagunya kian terasakan dan tersampaikan kepada pendengarnya.

Tentu kita masih ingat betul betapa terasa jeru-nya lagu Saat Terakhir yang dinyanyikan belio. Lagu yang kemudian pada masanya banyak diputar sebagai backsound momen sedih karena ditinggal orang tersayang. Lalu, bayangkan lagu dangdut koplo Jawa yang mayoritas liriknya berisi tentang kisah patah hati, cinta tak direstui, pacaran ditinggal rabi akan semakin ambyar, nggrantes, dan marake keranta-ranta bila dinyanyikan oleh Charly.

#3 Lagu ST 12 nggak sulit-sulit amat dialihkoplokan

Alasan ketiga ini sebetulnya masih berkelindan dengan alasan pertama tadi, masih ada hubungannya dengan kata kunci melayu. Musik melayu dan dangdut ini sebetulnya memiliki kekerabatan yang cukup dekat. Menurut beberapa literatur sejarah, kelahiran musik dangdut ini dipengaruhi salah satunya oleh musik melayu, selain musik India dan Arab.

Jadi, nantinya lagu lagu ST 12 nggak sulit-sulit amat seumpama akan digubah, diaransemen menjadi koplo, atau bahkan dialihbahasakan ke lirik bahasa Jawa. Lagu Cari Pacar Lagi bisa diubah menjadi Golek Pacar Anyar, Aku Masih Sayang diubah menjadi Aku Isih Tresna sehingga liriknya menjadi, aku tenan isih tresna sliramu, aja nganti kowe ninggalke aku. Ya semacam itulah. Kalo Charly butuh referensi bisa berkunjung ke lagu Ada Apa Denganmu-nya Peterpan yang dialihbahasakan menjadi Ana Apa Awakmu dan dinyanyikan oleh Alm. Didi Kempot.

#4 Basis fans setiaku bisa diberdayakan menjadi sobat ambyar

Sebagai grup band yang memiliki basis fans cukup militan, persoalan menjaring massa pendengar setia Charly tentunya bukan perkara yang sulit. Masalah jumlah view video YouTube tidak perlu dikhawatirkan. Para Setiaku, sebutan untuk fans ST 12 bisa beralih menjadi sobat ambyar. Toh, tema lagu ST 12 juga nggak jauh-jauh amat dari tema lagu dangdut koplo Jawa.

Oh iya, nantinya sobat ambyar Charly sewaktu datang ke konser nggak perlu kok beli jaket rolling atau macak dengan rambut belah tengah. Cukup datang, sing along sambil nangis, dan tentu saja sambil jogetan.

#5 Goyangan khas ala Charly

Walaupun dangdut koplo masa kini sudah tidak terlalu mementingkan goyangan, tapi kepemilikan goyangan bagi seorang penyanyi dangdut ini hukumnya sunnah muakkad. Antisipasi saja, ketika ternyata performa vokal sedang kurang maksimal. Paling tidak, ya bisa digunakan sebagai aksi panggung agar tidak terlihat kaku-kaku amat.

Soal goyangan ini, juga bukan masalah sulit bagi Charly. Wong belio sudah punya kok, tinggal sedikit disegarkan kembali saja. Yak betul, goyangan dengan sambil mengibas ngibaskan stik drum menjadi ciri khas aksi panggungnya dulu sewaktu nge-band bersama ST 12. Untuk nama goyangannya nanti ya tentu saja Goyang Stik Drum. Oh, iya stik drum ini nantinya juga bisa dijadikan merchandise resmi saat Charly menggelar konser besar. Sombat ambyar bisa sing along, nanges, sembari goyang stik drum.

Saya pikir kelima alasan tersebut sudah cukup kuat untuk membuat Charly berkenan beralih menjadi penyanyi lagu dangdut koplo Jawa. Mumpung sedang ramai ramainya juga, Kang. Selain bisa dijadikan ajang come back, momen lagu dangdut Jawa yang sedang naik daun memang perlu dimanfaatkan. Hitung-hitung juga sebagai penawar rindu bagi penikmat lagu melayu pada umumnya dan lagu ST 12 pada khususnya. Akhir kata dari saya, pesan untuk Kang Charly, jangan-jangan kau menolak saranku~

BACA JUGA Mari Bersepakat bahwa ST 12 Adalah Band Pop Melayu Terbaik di Indonesia

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
Exit mobile version