Pengalaman saya magang di Bikini Bottom memang cukup memuaskan. Namun, di samping pengalaman yang luar biasa itu, menjadi seorang pendatang dari luar daerah memang cukup menyedihkan dan mengkhawatirkan. Sama halnya dengan kota atau kabupaten lain, di Kabupaten Bikini Bottom juga terdapat tempat-tempat yang nggak recommended buat dikunjungi, bahkan sempat membuat saya kecewa setengah mati. Untuk mengetahui tempat mana saja, saya telah merangkum semuanya ketika saya baru selesai magang di Dinas Sosial Bikini Bottom pada semester 5 ini. Nggak usah lama-lama, saya mau curhat tentang tempat-tempatnya.
#1 Lapangan Ubur-ubur
Kunjungan awal saya datang ke situ selain magang tentu untuk refreshing. Saya bertanya kepada warga sekitar tentang tenpat wisata apa yang bikin saya memanjakan mata. Kata salah satu warga, rekomendasi tempat yang sering dikunjungi warga adalah lapangan ubur-ubur.
Saya pun bergegas ke sana tanpa pikir panjang. Maklum, saya datang ke Bikini Bottom seminggu sebelum magang saya dimulai. Alasannya, selain ingin menjajaki kabupaten yang katanya asri, juga ingin cari kos-kosan yang dekat dengan tempat magang saya. Alhasil, sebelum itu, saya survei dulu segala yang ada di Bikini Bottom, termasuk tempat wisatanya.
Namun, keadaan berkata lain. Saat saya menuju ke gerbang lapangan ubur-ubur, kondisinya tampak berbeda dengan kondisi yang saya lihat di TV. Lapangan ubur-ubur saat ini dipasangi pagar tinggi dan dijaga oleh para petugas berseragam.
Saya pun tanya, “Maaf, Pak. Lapangan ubur-uburnya kenapa, ya? Saya mau masuk bisa?” Ternyata oh ternyata, lapangan ubur-ubur kini telah dijaga dan dipelihara oleh pihak Perhutani Bikini Bottom. Laporan ini saya dapat dari salah satu penjaga. “Lapangan ini sekarang dijaga oleh Perhutani sini, Mas. Ini mandat langsung dari bupati. Jika Mas mau masuk harus ngurusi surat izin ke Pemkab dulu,” jawabnya.
Saya pun kecewa. Pasalnya, kata teman saya, pengurusan perizinan di Bikini Bottom nyatanya juga ruwet nauzubillah. Teman saya yang sudah ngurusi surat izin itu dari tiga bulan yang lalu masih menemui kebuntuan. Akhirnya, saya pun mengurungkan niat. “Nggak di daerah sebelah, nggak di sini, ngurusi surat izin aja sama-sama ruwet. Wes, nggak atek ubur-uburan,” kecewa saya.
#2 Pantai Lagoona-Goo
Cuaca ekstrem memang melanda Bikini Bottom sejak dua pekan terakhir ini. Data BMKG setempat menunjukkan bahwa curah hujan salju sangat tinggi dan berpotensi menciptakan badai. Oleh karena itu, para warga lokal maupun luar dilarang berkunjung di sini. Awalnya, saya juga ingin berkunjung ke pantai untuk sekadar nongkrong. Namun, lagi-lagi saya apes, pantainya juga ditutup. Menurut laporan dari CNN Bikini Bottom, dalam kurun waktu empat hari, terdapat tiga kapal nelayan yang terbalik dan menelan satu korban jiwa. Selain itu, banjir rob juga melanda daerah pesisir pantai.
Saya pun hanya geleng-geleng kepala, sebab tujuan wisata saya di pantai telah hangus. Batin saya, “Yah, gagal wes, ngopi sambil lihat pantai Lagoona.” Namun, bagi kalian yang masih kekeuh mau ke sana di musim saat ini, yawis silakan. Nanti, kalau ada apa-apa, pihak Bikini Bottom nggak tanggung jawab. Sebab, di situ sudah dipasangi portal dan baliho yang bertuliskan, “SILAKAN PULANG! DAERAH RAWAN BANJIR.”
#3 Krusty Krab
Bagi yang penasaran dengan rasa Krabby Patty, mending ditunda dulu, deh. Sebab, Krusty Krab ini adalah restoran yang jarang ngasih diskon kepada pembelinya. Saya sempat ngobrol dengan salah satu pembeli, katanya, Krusty Krab adalah restoran yang menindas. Tapi, ya, bagaimana lagi, wong nggak ada restoran lain selain itu?
Malahan, kata pengunjung yang nggak mau disebutkan namanya, sekarang harga Krabby Patty dinaikkan dua kali lipat. Harga yang awalnya sekitar Rp10.000 untuk mata uang Indonesia, kini menjadi Rp20.000-an. Setelah saya wawancarai langsung, Tuan Krab bilang kalau naiknya harga Krabby Patty disebabkan naiknya harga cabai dari petani Bikini Bottom.
Harga cabai yang melambung tinggi, nyatanya juga menyerang Kabupaten Bikini Bottom. Para petani yang terdampak cuaca buruk, kini hanya bisa menyesali hasil panennya. Mulanya, menurut data kepala desa setempat, petani cabai bisa menghasilkan 1—2 ton per bulan. Namun, semenjak cuaca ekstrem ini, petani hanya bisa memanen sekitar 8 kuintal hingga 1,2 ton cabai saja. Kenaikan harga cabai sekaligus Krabby Patty ini juga membuat saya menangis sambil diiringi kekecewaan. Pasalnya, kenapa keapesan ini menimpa ketika saya magang di luar kota? Apalagi, sangu saya hanya pas-pasan, belum lagi buat bayar kost tiap bulannya di sini.
#4 Rumah Sandy
Akhirnya, untuk menghemat dan menghindari keapesan di tempat-tempat umum kayak tadi, saya pun memilih sowan ke rumah Mbak Sandy. Yup, ini adalah rumah pertama yang saya kunjungi. Lantaran kita semua tahu, kalau Mbak Sandy ini sama seperti saya: warga dari daratan, alias warga pendatang.
Namun, di musim dingin dan hujan salju ini, saya nggak tahu kalau ternyata Mbak Sandy nggak nerima tamu di rumahnya. Alasannya, karena Mbak Sandy sedang hibernasi. Kalau saya memaksa masuk, saya akan kena batunya. Bisa-bisa Mbak Sandy marah besar sebagaimana yang dialami SpongeBob dan Kang Patrick dalam episode “Prehibernation Week”.
Itulah tempat-tempat di Kabupaten Bikini Bottom yang bikin saya kecewa. Saya sarankan, kalau kalian suatu saat liburan ke sini, harus dicek dulu, deh. Kalau, nggak, nanti kayak saya. Datang di waktu yang nggak tepat.
Sumber Gambar: Unsplash