Tidak semua barang dan makanan khas Jogja cocok dijadikan oleh-oleh.
Jogja salah satu destinasi wisata idaman wisatawan lokal maupun mancanegara. Daerah ini memang punya banyak sekali daya tarik seperti tempat bersejarah, wisata alam, hingga keberagaman kuliner. Selain itu, ada banyak pilihan penginapan dan transportasi di daerah ini dari yang harganya terjangkau hingga lumayan menguras kantong. Boleh dibilang, Jogja bak paket komplit pariwisata.
Sebagai salah satu destinasi wisata primadona, jelas Jogja punya banyak makanan maupun barang yang bisa dijadikan oleh-oleh. Namun, kalian tetap harus berpikir baik-baik sebelum memilih buah tangan. Tidak semua barang dan makanan cocok dijadikan oleh-oleh.
Daftar Isi
Tidak semua gudeg cocok jadi oleh-oleh
Gudeg salah satu makanan khas Jogja yang populer di kalangan wisatawan. Tidak heran kalau pendatang atau wisatawan ingin menjadikannya sebagai oleh-oleh. Sayangnya, tidak semua gudeg cocok menjadi buah tangan karena mudah basi.
Asal tahu saja, kalian bisa menemukan dua jenis gudeg di Jogja yakni gudeg kering dan gudeg basah. Gudeg basah sangat mudah basi, mungkin hanya bisa bertahan sekitar 4-6 jam setelah dibeli. Kalau memang ingin menjadikan gudeg oleh-oleh, lebih baik membawa gudeg kering saja. Makanan ini bisa bertahan setidaknya 24 jam, bahkan hingga beberapa hari.
Alternatif lain, kalau kalian harus menempuh perjalanan panjang untuk pulang, pilihlah gudeg dalam kemasan kaleng. Panganan ini bisa bertahan hingga berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun. Soal rasa, salah satu tulisan Terminal Mojok pernah membahasanya di sini.
Baca halaman selanjutnya: Walang goreng …
Walang goreng, kuliner ekstrem yang tidak cocok di lidah semua orang
Walang goreng atau belalang goreng adalah makanan khas dari Gunungkidul. Camilan ini biasa dijajakan di pinggir jalan menuju Gunungkidul dalam bentuk toples maupun rentengan. Sebenarnya jajanan satu ini cocok dijadikan oleh-oleh Jogja karena tidak mudah basi, kurang lebih satu bulan. Hanya saja, tidak semua orang cocok dengan walang goreng yang tergolong makanan ekstrim ini. Jadi, kalau memang ingin menjadikan walang goreng sebagai oleh-oleh, pastikan orang yang akan kalian beri memang suka dan tidak alergi ya. Katanya, beberapa orang bisa alergi atau gatal-gatal kalau tidak cocok.
Gantungan kunci Borobudur hanya melanggengkan kesalahpahaman
Jangan sekali-kali menjadikan gantungan kunci Borobudur sebagai oleh-oleh. Walau barang semacam ini banyak tersedia di pusat oleh-oleh Jogja, tapi jangan pernah membelinya untuk oleh-oleh. Ini juga berlaku untuk kaus, kartu pos, magnet kulkas, maupun pernak-pernik Borobudur lain.
Ingat ya, Borobudur itu bukan di Jogja, tapi di Muntilan, Magelang, Jawa Tengah. Candi ini terletak 40 km jauhnya dari pusat Kota Jogja. Candi Borobudur begitu jauh dari Jogja, bahkan sudah beda provinsi. Menjadikan pernak-pernik Borobudur sebagai oleh-oleh Jogja sama dengan melanggengkan kesalahpahaman yang selama ini ada.
Kalau memang ingin membawa oleh-oleh gantungan kunci atau pernak-pernik berbentuk candi, pilihlah Candi Prambanan. Kawasan Candi Hindu ini terletak di perbatasan antara Yogyakarta dan Klaten.
Di atas beberapa oleh-oleh Jogja yang sebaiknya kalian pikir ulang sebelum membawanya pulang. Tulisan ini tidak bermaksud menghalang-halangi atau bahkan melarang kaliam membawa oleh-oleh Jogja lho. Saya hanya ingin mengingatkan untuk berpikir baik-baik sebelum membeli buah tangan supaya tidak mubazir atau terjadi salah kaprah. Kalau menurut kalian, apakah ada oleh-oleh Jogja lain yang sebaiknya dihindari?
Penulis: Kenia Intan
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA 4 Kuliner Jogja yang Kurang Cocok di Lidah Wisatawan
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.