“Ini sih harus diganti!”
Lanjut ke topik selanjutnya, yaitu soal sparepart. Setelah melakukan pengecekan di bagian stang, ia menganjurkan agar komstir motor saya diganti baru.
“Kami sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi ini sih harus diganti!”
Ritme jantung saya kembali berdebar cepat. Padahal, ini motor baru setahun dengan pemakaian normal. Saya duga kalau ini semua pasti ulahnya polisi tidur. Tahu sendiri, kan betapa nggak manusiawinya polisi tidur di Indonesia. Sudah jumlahnya banyak, bentuknya tinggi-tinggi, jaraknya berdekatan lagi. Ya jelas, kaki-kaki motor lambat laun juga bisa keseleo.
Lalu, saya melakukan negosiasi lagi. Singkat cerita, pihak AHASS menyetujui alasan saya. Komstir nggak jadi diganti baru, tapi cukup disetel saja dengan biaya 30 ribu. Lumayan, lah, hemat 100 ribuan, bisa buat bayar pajak PBB sebelum jatuh tempo. Terima kasih lagi, Kang AHASS. Ritme jantung stabil kembali.
“Ini semua demi kenyamanan konsumen”
Pindah ke topik lainnya yaitu soal brebet. Meski jasa servisnya gratis, injector cleanernya tetap dipungut biaya 35 ribu. Saya mengiyakan karena mempertimbangkan kalau motor ini sudah setahun pemakaian. Pastinya ada komponen injeksi motor yang kurang bersih.
Nah, kemudian merembet lagi ke soal lain. Kang AHASS bilang kalau motor ini mending dicek throttle body sekalian. Ditambah lagi kata-katanya yang cukup bikin jantung saya deg-degan nggak keruan.
“Kami bukannya mau memberatkan konsumen, tapi ini semua demi kenyamanan konsumen sendiri.”
Setelah merenung cukup lama, akhirnya saya putuskan untuk menolak. Alasannya, cek throttle body motor biasa dilakukan sekitar dua tahun pemakaian. Untungnya, orang-orang di AHASS mau mengerti keputusan saya. Alhasil, saya nggak jadi keluar uang 40 ribu. Jantung pun kembali normal.
Jadi, untuk servis KPB 4 kali ini, saya cuma bayar oli 65 ribu, injector cleaner 35 ribu, dan setel komstir 30 ribu (totalnya 130 ribu saja). Andai mengiyakan semua kemauan orang-orang di AHASS tadi, saya pasti sudah keluar uang 350 ribu.
Demikian kata-kata Kang AHASS yang bikin konsumen auto senam jantung. Jadi, ada dua kesimpulan yang bisa ditarik dari tulisan ini. Pertama, mentang-mentang ada embel-embel garansi atau jaminan servis berkala gratis, berarti semuanya juga gratis. Oh, tidak! Ingatlah pepatah lama kalau nggak ada yang gratis di dunia ini.
Kedua, pastikan usai datang ke bengkel AHASS, jangan sampai kita keluar uang lagi buat cek kesehatan di poli atau klinik spesialis jantung. Namanya juga bengkel resmi, SOP-nya pasti jauh lebih ketat. Meski begitu, kita sebagai konsumen ternyata masih berhak untuk menolak.
Penulis: Dhimas Muhammad Yasin
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Honda CS1, Motor yang Bikin Saya Menderita: Udah Servisnya Mahal, Disinisin Montir di Bengkel pula