4 Episode Upin Ipin yang Cukup Ditonton Sekali Seumur Hidup

4 Episode Upin Ipin yang Cukup Ditonton Sekali Seumur Hidup Mojok.co

4 Episode Upin Ipin yang Cukup Ditonton Sekali Seumur Hidup (lescopaque.com)

Serial Upin Ipin telah memasuki musim ke-14 per akhir November 2024. Itu dilihat dari musimnya, kalau dilihat dari jumlah episodenya, serial TV anak-anak asal Malaysia itu mencapai lebih dari 300 episode. Iya, kalian nggak salah dengar, duo kembar itu sudah menghiasi layar kaca hingga ratusan episode. 

Di antara ratusan tayangan itu, ada episode yang membuat penonton banjir air mata, ada pula yang menegangkan hingga episode yang terburuk. Episode-episode itu kerap ditayangkan berulang kali di MNC TV selaku pemegang hak siar Upin & Ipin di Indonesia. Maklum, durasi Upin Ipin di MNCTV mencapai 8 jam sehari. Rasa-rasanya nggak mungkin kalau episodenya tidak diulang-ulang. 

Di antara ratusan episode yang ditayangkan berulang kali itu, ada beberapa episode yang sebaiknya ditonton satu kali saja seumur hidup. 

#1 Episode Upin Ipin Dah Besar bikin trauma

Saya merasa episode Dah Besar cukup ditonton satu kali saja. Jujur, saya geli sendiri melihat Upin dan Ipin menjadi dewasa. Ada perasaan sedikit nggak rela, bocah yang imut itu menjadi nggilani ketika tumbuh besar. Sebagai pengingat, episode Dah Besar menceritakan duo kembar itu bertumbuh dewasa.  

Sebenarnya tim kreatif Upin Ipin patut diapresiasi. Mereka ingin menyuguhkan sesuatu yang beda. Hanya saja, ide menggambarkan Upin Ipin dewasa kurang dieksekusi dengan baik. Menonton duo kembar itu tumbuh dewasa membuat saya bertanya-tanya kehidupan yang mereka hadapi hingga tidak ada lagi jejak keimutan emreka. 

Pada akhirnya, saya jadi mikir kalau keputusan tim kreatif membuat episode Dah Besar ini adalah keputusan yang terlalu terburu-buru. Hanya gara-gara netizen suka berisik Upin Ipin TK melulu bukan berarti mereka perlu membuat si kembar segera jadi dewasa. Bagi saya, episode itu bikin trauma dan sebaiknya ditonton satu kali saja. 

#2 Semua episode terkait dengan budaya cukup ditonton satu kali saja!

Banyak episode Upin Ipin yang mengangkat topik soal kebudayaan. Salah satunya yang paling terekam memori saya adalah episode wayang. Saya rasa episode tersebut bukannya tanpa agenda di baliknya. Pencipta serial Upin Ipin tahu betul tontonnya bisa menjadi sarana penyebaran budaya. Apalagi penonton serial TV anak-anak itu tidak hanya dari Malaysia.

Saya merasa episode soal kebudayaan Malaysia sebaiknya ditonton satu kali saja atau setidaknya jangan terlalu sering. Jangan sampai anak-anak Indonesia menggap budaya-budaya yang ditayangkan dalam serial itu memang berasal dari Malaysia. 

Sedikit konteks, Indonesia dan Malaysia memang punya histori yang panjang soal klaim budaya. Dua negara ini memang dari rumpun yang sama, itu mengapa 2 negara ini punya banyak kemiripan. Tidak percaya? Lihat saja bagaimana wayang kulit, lagu Rasa Sayange, kain batik, keris, hingga rendang muncul di serial Upin & Ipin. 

Saya hanya khawatir penonton Indonesia maupun internasional akan menganggap budaya-budaya itu memang berasal dari Malaysia. Jika dibiarkan, negara kita akan kalah pengakuan di tingkat internasional, bisa nahaya!

Itu sebabnya, semua episode Upin dan Ipin yang berbau kebudayaan lebih baik ditonton sekali saja. Alternatif lain, orang tua mendampingi anak-anak ketika menonton sambil menjelaskan soal kebudayaan yang ditampilkan di Upin Ipin.

#3 Upin Ipin Musim 3 Basikal Baru bikin nyesek

Episode lainnya yang cukup ditonton sekali saja adalah Basikal Baru yang muncul di musim ketiga. Entahlah, bagi saya, episode ini adalah yang paling nyesek. Memang tidak ada derai air mata di episode ini. Namun, nyesek tidak selamanya harus diartikan dengan air mata, bukan?

Di episode Basikal Baru diceritakan anak-anak Kampung Durian Runtuh sedang senang dengan sepeda baru. Mereka bahkan mengadakan lomba balap sepeda. Sayangnya dua bocah kembar kesayangan kita itu tidak punya sepeda. Alhasil, Upin dan Ipin hanya bisa berlari sambil mengikuti sepeda kawan-kawanya. 

Mereka bermain dengan riang bersama-sama, hingga di satu titik, saat kawan-kawannya mau pindah tempat, Upin melarang adiknya untuk ikut. Rupanya, Upin menyadari bahwa dunia mereka sudah berbeda dengan dunia teman-temannya.

Nyesek, kan? Bagi mereka yang pernah mengalami masa-masa kere di waktu kecil dulu. Episode benar-benar bisa mengorek luka lama. Sudah benar ditonton sekali saja. 

#4 Animasi Terakhir, horor dan nggak sehat untuk jantung

Episode lain yang cukup ditonton sekali sajada adalah Animasi Terakhir. Menurut saya, episode ini dark banget. Bayangkan saja, suasana Kampung Durian Runtuh yang baik-baik saja, tiba-tiba berubah jadi hitam putih. Karakter-karakter kemudian muncul secara tiba-tiba dengan gerakan patah-patah. Lalu, menghilang. 

Hal lain yang membuat episode ini terasa semakin menyeramkan adalah latar musiknya yang “kresek-kresek”. Semakin disimak kian bergidik bulu kuduk. Benar-benar nggak sehat untuk jantung.

Alasan lain, episode Animasi Terakhir cukup ditonton sekali adalah membuat penonton selalu teringat dengan polah gaje influencer yang sok-sokan pamit dari medsos. Eh, tahunya cuma gimmick demi meningkatkan engagement. Ups … apa mungkin Upin Ipin Animasi Terakhir terinspirasi dari mereka ya?

Pasti tidak mudah untuk konsisten menyajikan cerita yang apik di tengah-tengah ekspektasi penonton yang sudah kadung tinggi. Nggak kebayang seandainya saya jadi tim kreatif Upin Ipin, bisa-bisa makin rontok nih rambut gara-gara mikir ide cerita Upin dan Ipin episode selanjutnya. Terlepas dari itu semua beribu apresiasi ingin saya sampaikan pada tim kreatif yang selalu berupaya menyajikan tontonan anak-anak yang apik. 

Penulis: Dyan Arfiana Ayu Puspita
Editor: Kenia Intan 

BACA JUGA 3 Dosa Serial Upin Ipin kepada Penonton Indonesia

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version