3 Warung Sate Ayam yang Membahayakan Konsumen. Hati-hati Terjebak Makan di Sini!

3 Warung Sate Ayam yang Membahayakan Konsumen. Hati-hati Terjebak Makan di Sini!

3 Warung Sate Ayam yang Membahayakan Konsumen. Hati-hati Terjebak Makan di Sini! (unsplash.com)

Sate menjadi salah satu kuliner Nusantara yang dapat dengan mudah kita jumpai. Banyak pedagang sate ayam yang membuka warung di pinggir jalan atau bahkan menjajakan dagangannya keliling dengan gerobak. Umumnya, sate ayam dibakar di atas arang dan disajikan dengan bumbu kacang atau bumbu kecap. Maka tak usah heran kalau sate ayam menjadi idola karena rasanya yang cenderung manis dan gurih.

Lantaran memiliki banyak penggemar, banyak orang yang akhirnya memanfaatkannya dengan membuka usaha warung sate ayam. Sayangnya, tak semua orang berjualan dengan jujur. Ada segelintir oknum tak bertanggung jawab yang curang dengan apa yang mereka jual. Mereka menghalalkan segala cara demi bisa meraup keuntungan banyak, termasuk membahayakan konsumen.

Berikut tiga jenis warung sate ayam yang wajib dihindari karena membawa bahaya bagi konsumen. Jangan sampai kalian terjebak makan di sini.

#1 Warung sate yang memakai daging ayam tiren

Pernah dengar soal ayam tiren? Ayam tiren adalah istilah yang biasa digunakan untuk menyebutkan ayam yang sudah busuk atau tidak layak dikonsumsi. Tiren sendiri berarti “mati kemaren”. 

Beberapa warung sate ayam nakal diketahui menggunakan daging ayam tiren sebagai bahan baku sate mereka alih-alih daging ayam segar. Penggunaan daging ayam yang sudah busuk ini bertujuan untuk meraup keuntungan banyak dengan hanya mengeluarkan modal sedikit. 

Dilansir dari Antara, beberapa tahun lalu pernah ada penjual sate ayam di Aceh yang diamankan polisi karena diduga menjual sate menggunakan daging ayam yang sudah busuk. Dari hasil pemeriksaan, daging yang dijual pedagang sate keliling itu sudah berbau. 

Penggunaan daging ayam tiren ini tentu saja membahayakan konsumen. Sebab, mengonsumsi daging sudah busuk meningkatkan risiko infeksi bakteri Salmonella yang berujung pada keracunan makanan. Dikutip dari Hello Sehat, keracunan makanan bisa mengakibatkan seseorang demam, sakit perut, diare, hingga muntah. 

#2 Jual sate yang nggak matang sempurna saat dibakar

Beberapa tahun lalu saya pernah membeli sate ayam di sebuah warung sate pinggir jalan. Sebenarnya warung sate tersebut bukan warung langganan saya, tapi saya terpaksa beli di sana karena warung langganan saya tutup. Alangkah terkejutnya saya begitu tiba di rumah, daging sate yang saya makan rupanya belum terlalu matang di bagian dalam. Bagian luarnya memang terlihat gosong tapi ternyata bagian dalamnya masih putih.

Memang sih memasak sate ayam agak tricky karena butuh durasi pembakaran yang tepat. Kalau terlalu lama, daging bisa gosong dan alot. Tapi sebaliknya, kalau terlalu singkat, daging sate nggak akan matang merata hingga ke bagian dalam. Apalagi biasanya sebelum dibakar sate sudah dibumbui kecap terlebih dulu, sehingga agak sulit untuk menentukan apakah daging sebenarnya sudah matang atau belum karena warnanya kecokelatan.

Padahal daging ayam yang belum matang sempurna ini bisa berbahaya, lho, buat kesehatan. Daging ayam yang kurang matang dapat terkontaminasi dengan bakteri dan virus. Menurut Hello Sehat, risiko kesehatan yang terjadi akibat mengonsumsi daging ayam belum matang antara lain infeksi saluran pencernaan, gastroenteritis, hingga tipes.

Inget ya, nggak cuma kerja, kerja, kerja aja yang bikin tipes, makan sate ayam yang belum matang juga bikin tipes. Eh.

#3 Menggunakan bumbu kacang yang sudah nggak bagus

Satu lagi jenis warung sate ayam yang membahayakan konsumen adalah warung yang menggunakan bumbu kacang yang sudah nggak bagus alias hampir basi. Bumbu kacang memang menjadi salah satu kunci utama dari sate ayam. Sate yang enak bisa dinilai juga dari bumbu kacangnya.

Sayangnya, beberapa oknum pedagang nakal tak segan mengakali pelengkap sate satu ini. Ada beberapa pedagang yang menyimpan bumbu kacang berhari-hari lamanya sampai bumbu sudah nggak fresh dan bahkan hampir basi. Biasanya alasannya karena memasak bumbu dalam jumlah banyak sekaligus, atau sate kemarin nggak laku banyak sehingga bumbu masih bisa dipakai untuk berjualan esok harinya. 

Bumbu kacang memang bisa disimpan selama beberapa hari bahkan berbulan-bulan asalkan metode memasak bumbu tepat dan penyimpanannya rapat. Tapi masalahnya, bumbu kacang yang biasa dipakai warung sate ayam sudah dimasukkan ke dalam satu wadah yang biasa dibuka-tutup ketika pedagang meracik bumbu. Udara yang masuk ke dalam wadah tentu bisa mengontaminasi bumbu di dalamnya. Alhasil bumbu bakal cepat basi.

Itulah 3 jenis warung sate ayam yang sebaiknya dihindari karena membahayakan konsumen. Sebagai konsumen, tentu kita harus ekstra hati-hati memilih makanan yang akan dikonsumsi. Jangan sampai terjebak dengan warung nakal seperti di atas, ya.

Penulis: Intan Ekapratiwi
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Kasta Sate Nusantara dari yang Paling Enak sampai yang Kurang Sedap, Sate Bumbon Kendal Jelas Juaranya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version