Ketika akhirnya saya memutuskan hijrah dari Ibukota ke Cibinong karena mutasi kerja, istri saya menangis dan khawatir pindah ke tempat baru yang masih asing baginya untuk waktu lama. Maklumlah terbiasa dengan hiruk pikuknya Jakarta, saya membayangkan pasti akan sulit baginya menghadapi di awal-awal kepindahan.
Tak kenal maka tak sayang, maka saya mulai menelusuri Cibinong dari situs resmi kecamatan Cibinong. Dimulai dari maknanya. Dua suku kata membentuk kata Cibinong yaitu “Ci” yang berarti sungai/aliran air dan “binong” atau “winong” bermakna payung—sebab mata airnya ditutupi sebuah dahan pohon besar berbentuk payung bernama Tetrameles nudiflora. Sudah pasti suasana sejuk yang dirasakan karena bersentuhan dengan energi air. Cocok ini—bagi saya dan istri saya tentunya, hehehe.
Setelah hampir satu dekade menjadi warga Cibinong, Alhamdulillah istri saya sudah betah. Apalagi dua buah cinta kami lahir meramaikan isi rumah. Apalagi ternyata banyak tempat wisata yang menjadi eskapis rutinitas padatnya pekerjaan kantor bagi saya dan rutinitas rumah bagi istri.
Daerah ini memang tak sepopuler Puncak yang menjadi tujuan ngadem warga Ibu Kota dan sekitarnya. Namun, Cibinong mempunyai tempat wisata yang wajib dikunjungi, dan tak kalah dengan Puncak—kalau Sodara kebetulan atau menyengaja datang ke Cibinong.
Setidaknya ada tiga tempat wisata khas dari mulai wisata konservasi tanaman hingga wisata sejarah yang bikin adem mata, raga, dan hati. Kalau putus asa bermacet-macet ria ke Puncak mending puter balik ke Cibinong.
#1 Kebun Raya Cibinong
Lokasi Kebun Raya Cibinong sebenarnya tidak terlalu jauh dari Pusat Pemerintahan Kabupaten Bogor sehingga jika ingin menuju lokasi tidak terlalu sulit. Hanya sekitar lima menit jarak tempuh kendaraan bermotor dari mall terbesar di Bogor, Cibinong City Mall (CCM). Kalau kendaraan Saudara keluar dari pintu tol Sentul, maka masuknya ke dari pintu gerbang depan kawasan Kompleks Cibinong Science Center-Botanical Garden (CSC-BG) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Jl. Raya Jakarta Bogor, KM. 46, Cibinong.
Tempat ini sempat ditutup tahun 2018-2020 disebabkan adanya penataan kawasan Kebun Raya Cibinong. Namun, sejak 12 Desember 2020, Kebun Raya Cibinong sudah dibuka kembali dengan harga tiket sebesar Rp15 ribu per orang.
Penataan koleksi tumbuhan di dalamnya ditata berdasarkan letak pulau di Indonesia. Sementara koleksi tumbuhan yang dimilikinya dikhususkan untuk tumbuhan tropis Indonesia yang hidup di dataran rendah (di bawah 500 meter dpl).
Jumlah koleksi tumbuhan yang dimiliki sebanyak 6.105 spesimen, yang terdiri atas 86 famili, 328 marga, dan 733 jenis berada di tanah seluas 32 hektare. Nah ada yang unik di tengah Kebun Raya Cibinong ini yakni ada danau buatan yang dikenal dengan sebutan Danau Dora. Padahal kalau dicari, Sodara tidak akan menemukan tanda nama Danau Dora di sekitar lokasi. Menurut informasi dari penduduk sekitar, ketika dibangun pertama kali, banyak anak-anak kecil yang bermain sambil membawa boneka Dora. Jadilah namanya Danau Dora, padahal sebenarnya namanya Ecologi Park, hehehe.
#2 Taman Sempora Legok
Tak jauh dari Kebun Raya, ada sebuah wahana wisata yang menghadirkan suasana asli alamiah ala kebun dan persawahan bernama “Taman Sampora Legok” yang terletak di Kampung Sempora, Cibinong. Tempat ini bisa diakses lewat masuk ke lokasi, masih dari Kompleks CSC BRIN atau bisa juga dari Perumahan Bumi Sentosa, Jl. Raya Bogor. Buka dari pagi hingga malam.
Oleh karena masih dikelola swadaya warga RW setempat, maka jika Sodara masuk ke lokasi dan parkir, cukup bayar seikhlasnya di pintu masuk. Berdasarkan pengalaman saat ke lokasi beberapa bulan lalu, saya sarankan bawa motor atau sepeda. Kalau mobil bingung parkirnya, sebab di area dekat lokasi belum ada parkiran mobil yang luas.
Bagi Sodara yang mau kumpul keluarga kecil atau besar, ada saung dari bambu di beberapa titik lokasi. Namun, kalau mau makan besar, harap bawa sendiri karena belum ada yang dagang makan siang beserta lauk-pauknya.
Meski baru tersedia dua ekor kuda, cukuplah mengobati kerinduan anak-anak naik kuda di puncak dengan berkeliling hingga tiga kali putaran di area ranch ditemani penjaganya. Untuk itu pengunjung dikenakan bayaran tambahan Rp5000.
Tak lengkap rasanya kalau tak mengabadikan kenangan dengan dokumentasi foto-foto indah. Jangan khawatir, spot-spot foto yang instagramable di dalam taman akan menjawab dahaga kalian.
#3 Kerajaan Muara Beres
Bagi Sodara yang menyukai sejarah, konon di wilayah Muara Beres, Cibinong pernah ada kerajaan Muara Beres. Rajanya bernama Pangeran Surawisesa atau Pangeran Sanghyang, anak dari Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi, sang Raja Kerajaan Padjadjaran dengan Kentrik Manik Mayang Sunda, sebagaimana dikutip dari merdeka.com. Para keturunannya bermukim di Jalan Kaum I No. 41, Karadenan.
Masih di daerah tersebut, terdapat masjid tua yakni Masjid Al Atiqiyah yang diyakini dibangun pada 1667. Di belakang Masjid Al Atiqiyah terdapat makam Raden Syafei dan Ratu Enok. Ratu Enok adalah istri dari Raden Syafei, sang pendiri masjid, sekaligus cucu dari Pangeran Sanghyang dari anak lelakinya, Raden Nasib.
Koleksi para keturunan kerajaan Muara Beres berupa keris dan senjata lainnya dapat dilihat di lantai atas masjid yang disebut museum keris. Saya sendiri melihat langsung semua koleksi ditemani sang marbot masjid sekitar tahun lalu. Tak hanya keris yang dipajang di dinding museum, namun ada pula kujang, golok, dan tombak.
Ya, itulah tiga tempat wisata di Cibinong yang wajib Sodara kunjungi. Tempat lainnya kapan-kapan saya tulis lagi. Oh, ya tak lengkap rasanya setelah berkeliling di tempat wisata tersebut kalau tak mengisi perut khas kuliner Cibinong di Rumah Makan Laksa Cibinong Pengharapan yang langgeng sejak 1952 dan merupakan salah satu kuliner legendaris Cibinong. Lokasinya di Jl. Raya Jakarta-Bogor No.36, RT.4/RW.7, Pabuaran, Cibinong, Bogor. Oke, ditunggu kedatangannya di Cibinong, ya, Mylov.
Sumber Gambar: Nugroho Adhi via Wikimedia Commons