Aksi begal, banjir, dan parkir liar adalah tiga masalah Palembang yang hingga sekarang belum selesai. Entah kenapa, entah bagaimana, masalah ini seakan-akan tak menemui titik pemecahannya
Setiap kota pasti mempunyai suatu permasalahan tertentu bahkan kadang ada beberapa masalah yang sama, namun selalu muncul saja sampai membuat masyarakat bertanya, apakah tidak ada upaya dari pemerintah setempat untuk menyelesaikan atau mencari solusi efektif dalam mengatasi permasalahan tersebut.
Kondisi tersebut ternyata dialami juga di kota Palembang. Akar permasalahannya bisa muncul dari aksi kriminal oleh warga sekitar dan kekurangan dalam membangun infrastruktur kota. Dari kedua sumber itu, muncul berbagai masalah yang tidak asing lagi didengar masyarakat seperti aksi pembegalan, kebanjiran di banyak daerah, dan bersebaran pungli liar berbentuk apa pun.
Semua permasalahan tadi, telah menjadi persoalan yang tidak kunjung terselesaikan oleh Pemerintah Kota (Pemkot), padahal masalah ini sudah sangat mengancam bagi masyarakat selama bertahun-tahun di kota Palembang.
Daftar Isi
Aksi pembegalan di Palembang yang seakan tak pernah berhenti
Hampir selalu ada saja berita mengenai aksi pembegalan di Palembang, mulai dari motor tercuri sampai korban yang ikut terbunuh. Aksi pembegalan ini tidak lagi kenal situasi mau itu waktu, tempat, dan sasaran korban. Kalau pelaku melihat ada sedikit kesempatan, maka akan langsung melakukan perbuatan tidak terpuji tersebut. Bahkan melakukannya secara sadis dengan memukul atau menusuk menggunakan senjata tajam.
Yang paling bikin saya sedih adalah, bahkan lansia pun jadi korban. Lansia lho. Ini terjadi pada 18 September 2024 di Kecamatana Alang-alang Lebar. Lansia yang hendak pulang dari masjid yang berjarak 3 kilomer selepas salat subuh, dihadang dua pria berboncengan yang menodongkan senjata tepat ke kepalanya. Kasus tersebut dilaporkan ke Polsekta Sukarami, dan masih ditangani hingga kini.
Sudah jadi rahasia umum kalau para pelaku aksi pembegalan di Palembang ini tidak bekerja sendiri. Mereka sudah bekerja sama dengan pihak lain di luar kota agar barang rampasannya tidak terdeteksi oleh pihak kepolisian. Menurut saya, Pemkot Palembang sudah tidak bisa lagi membiarkan ini dan harus segera menyelesaikan masalah ini. Apa pun caranya, apa pun metodenya, terserah. Pokoknya diberantas hingga ke akarnya.
Banjir di mana-mana akibat saluran air tidak terbangun
Permasalahan banjir tampaknya tidak asing lagi dialami oleh masyarakat Palembang. Ya bagaimana mau asing, kalau di jalan nasional saja ada 21 titik rawan banjir. Penyebab utama terjadinya banjir disebabkan pembangunan rumah atau ruko-ruko liar di pinggir jalan sehingga membuat saluran tertutup. Akibatnya air tidak mengalir dan akhirnya menggenangi jalan.
Daerah banjir yang cukup parah ada di Kecamatan Kalidoni dan Kecamatan Ilir Timur I, hal ini disebabkan kawasan permukiman lebih rendah dibandingkan jalur menuju sungai. Sebenarnya Pemkot Palembang sudah berusaha memperbaiki saluran air, namun proses ini sedikit terhambat karena adanya instalasi bawah tanah seperti pipa gas, instalasi telekomunikasi, dan jaringan instalasi pengolahan air limbah sehingga membutuhkan izin dari sejumlah pihak agar pembangunan saluran nantinya tidak menyalahi prosedur.
Maraknya parkir liar meminta uang seenak jidat
Melansir Suarasumsel.id setidaknya terdapat 800 titik parkir yang resmi di kota Palembang. Berarti selain dari itu, aktivitas parkir tersebut dianggap liar atau ilegal secara hukum dan dapat ditindak oleh pihak pemerintah. Namun, maraknya parkir liar di Palembang masih menjadi persoalan yang tidak terselesaikan, sebab juru parkir (jukir) liar sering meminta tarif uang yang berlebihan seperti 10 ribu untuk motor dan 15 ribu untuk mobil.
Belum lagi aksi parkir liar ini tersebar merata di tiap sudut kota Palembang. Bagi pegawai gaji UMR, kalau tiap parkir di tempat ada tarif 2 ribu atau 5 ribu, berarti kalau parkir di lima tempat berbeda bisa habis uang sebesar 10 ribu sampai 50 ribu dalam sehari. Mana bisa nabung kalau gaji bulanan habis terus gara-gara pungli liar satu ini?
Dampak buruk lain dari aksi pungli ini yaitu terjadinya kemacetan parah. Sebab jukir liar yang sembarangan memarkirkan kendaraan di area terlarang, bahkan di pinggir jalan. Pemkot Palembang harus segera mengatasi permasalahan ini. Walaupun terdengar sepele, tapi aksi pungli ini sangat meresahkan masyarakat sekitar sampai pernah terjadi aksi kekerasan gara-gara ada warga yang tidak mau membayar tarif parkir yang tidak masuk akal ini.
Itulah ketiga masalah tidak kunjung terselesaikan di Palembang sampai bertahun-tahun. Sebaiknya pihak Pemkot maupun kepolisian segera menemukan solusi efektif untuk mengatasi permasalahan tersebut. Sebelum menyebabkan dampak negatif lebih besar yang dapat merugikan bagi warga Palembang.
Penulis: Ahmad Hafiizh Kudrawi
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Aturan Tidak Tertulis Berwisata di Palembang, Saya Tulis supaya Kalian Tidak Kapok