3 Kemungkinan yang Patut Dicurigai jika Kamu Jadi Close Friends Instagram Seseorang

3 Kemungkinan yang Patut Dicurigai jika Kamu Jadi Close Friends Instagram Seseorang Terminal Mojok

Media sosial sekarang bisa dibilang jadi tolok ukur manusia modern dalam menjalin hubungan sosial yang sah. Seseorang yang baru kenalan di dunia nyata, belum bisa jadi teman yang sahih kalau belum terkoneksi di media sosial, khususnya Instagram.

Selain bikin semakin kenal—meski ada yang bilang kalau media sosial kadang bukan cerminan seseorang seutuhnya, tapi menurut saya pasti ada lah serpihan sifat asli seseorang di media sosial—saling terkoneksi di Instagram bagi orang yang baru kenalan juga membantu orang yang kadang lupa dengan nama orang yang baru dikenalnya.

Hal tersebut berlaku pada saya. Saya termasuk orang yang suka lupa dengan orang yang baru saya kenal. Kadang ingat wajah doang tapi lupa namanya siapa. Pernah suatu kali, orang yang baru kenal sama saya itu ketemu dengan saya dan memanggil nama saya. Saya lupa nama beliau, tapi saya ingat wajahnya. Akhirnya agar nggak menyinggung pribadi blio, saya cuma bergumam seolah-olah menyebut namanya padahal sebenarnya nggak. Untungnya dia nggak sadar dan melanjutkan pembicaraan. Awokwokwok.

Berdasarkan pengamatan saya, orang-orang yang baru kenalan dan sudah saling terkoneksi di Instagram ini kadang menggunakan fitur canggih bernama Close Friends, dan langsung memasukkan orang-orang yang baru dikenalnya. Eits, tapi bagi orang-orang yang dimasukin ke lingkaran hijau itu jangan senang dulu, mylov. Sebagai seseorang yang juga sering melakukan hal ini kepada orang yang baru dikenal, berikut hal-hal yang patut dicurigai kalau tiba-tiba kamu dijadiin Close Friends di Instagram.

Jangan-jangan dia bermaksud nyindir kamu

Kecurigaan pertama yang patut kamu perhatikan adalah bagaimana konten-konten Close Friends ini dihadirkan oleh mereka yang tiba-tiba memasukkanmu ke dalam lingkaran hijau itu. Kalau kontennya hal-hal aib, bisa jadi kamu nggak usah curiga. Tapi kalau kontennya berisi kata-kata dengan background hitam dan kamu merasa “Eh, kok kayak perilaku saya ya?”. Nah kamu patut curiga.

Saya sendiri kadang suka melakukan hal ini. Hehehe. Meski kadang Instastory adalah wadah untuk saling sindir, rasanya kalau nyindir pakai fitur Close Friends itu makin makjleb. Orang yang disindir merasa ada yang spesial, padahal mah dia lagi disindir. Kayak konten-konten di Mojok yang memang muji sih, tapi sebenarnya nyindir. Awokwokwok. Syukur kalau orang yang disindir paham dan mau berbalas pesan agar masalah bisa selesai, kalau nggak paham ya sudah.

Jangan-jangan kamu mau direkrut organisasi terselubung

Nah hal satu ini patut kamu waspadai. Kalau konten-konten di Close Friends Instastory-nya banyak mengunggah bendera-bendera organisasi atau visi misi suatu organisasi, hati-hati! Jangan-jangan kamu sedang dipantau untuk direkrut jadi anggota suatu organisasi.

Mending kalau organisasinya jelas juntrungannya, lah kalau organisasi separatis Timur Tengah gimana? Memang jarang banget sih organisasi yang rekrut anggota lewat Instagram, tapi tetap saja waspada, Kawan.

Jangan-jangan dia memang pengin lebih kenal dengan kamu

Dari sekian banyak kecurigaan, kecurigaan ini bisa dibilang paling bikin senang, tapi juga paling bikin kecewa kalau ternyata salah kira. Gimana yaaa, kalau kontennya memang banyak hal yang bersifat pribadi, bisa saja orang ini pengin di-reply oleh kita yang masuk dalam Close Friends dia. Bisa jadi cara buat saling mengenal lebih jauh gitu.

Walau memang bikin senang karena bisa kenalan lebih dekat, kamu harus hati-hati. Kadang ada orang yang memasukkan seseorang ke fitur Close Friends lantaran merasa orang itu bisa mengerti konten yang dia bagikan. Padahal kenal dekat saja belum.

Meski begitu, menambahkan orang yang baru dikenal ke dalam fitur Close Friends Instagram bisa berujung fatal dan penyesalan. Coba saja lihat, berapa banyak aib yang akhirnya jadi trending lantaran ada salah satu impostor di lingkaran hijau Instastory seseorang. Jadi, berhati-hatilah dalam memilih teman, utamanya teman di lingkaran hijau itu. Kalau tetap nggak mau selektif dalam memilih daftar teman di Close Friends, ya kontennya harus disesuaikan lagi. Nggak semua hal harus diumbar di media sosial kan?

Saran saya sih Instagram ganti nama fiturnya. Jangan Close Friends deh, mending Selective Friends saja. Soalnya ya memang kebanyakan orang pakai fitur Close Friends untuk memilih orang-orang yang mengerti konten yang dishare, bukan orang-orang yang memang dekat dengan kita. Itu sekadar nama sih, tapi sebagai seseorang dari jurusan bahasa, nama itu perlu. Tambah lagi biar nggak bikin orang GR lantaran merasa menjadi teman dekat seseorang hanya karena masuk dalam daftar fitur Close Friends Instagram.

BACA JUGA Kalimat ‘Siap, Bang Jago!’ dan Tanda bahwa Kita Sukar Menerima Kritik dan tulisan Ananda Bintang lainnya. 

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
Exit mobile version