Jalan Surya UNS nggak disarankan dilalui pengendara yang nggak bisa mengelola emosinya.
Berkendara di jalan raya memang terlihat seperti hal yang sepele. Namun untuk mengendarai kendaraan di jalanan membutuhkan skill yang lebih daripada menyeimbangkan motor. Contoh skill yang wajib dimiliki sebagai bekal aman di jalanan adalah pengelolaan emosi.
Salah satu kebijakan yang bisa kita lihat mengenai pengelolaan emosi untuk pengendara adalah di regulasi pembuatan SIM. Seperti yang kita tahu, usia minimal untuk membuat SIM adalah 17 tahun. Usia tersebut merupakan batas minimum di mana manusia sudah dianggap dewasa. Dewasa di sini diartikan sebagai ia bisa bertanggung jawab akan tindakan dan perilakunya, termasuk ketika berkendara.
Perlu saya akui, pengelolaan emosi di jalanan adalah hal yang cukup tricky. Bahkan saya yang usianya sudah di atas 17 tahun pun masih sering mendapati diri ngomel-ngomel kalau jalanan macet. Salah satu jalanan yang nggak pernah bikin saya absen ngomel adalah Jalan Surya UNS.
Daftar Isi
Jalan Surya UNS, jalan seuprit nggak cocok buat pengendara dengan stok sabar sedikit
Jalan Surya terletak di Kecamatan Jebres, Kota Surakarta, lebih tepatnya di belakang kampus UNS. Mahasiswa semester tua UNS pasti sudah hafal di luar kepala tentang jalan ini (sekaligus kebobrokannya).
Bagi kalian yang memiliki pengelolaan emosi yang payah, saya sarankan jangan melintas di jalan ini. Mengapa? Karena jalan ini punya lebar yang seuprit. Di jam sibuk seperti jam makan siang atau sore hari selepas kuliah, Jalan Surya berubah seperti pasar malam karena frekuensi motor mahasiswa dan warga yang meningkat.
Bukan hanya masalah frekuensi motor, hal yang nyebelin dan membuat Jalan Surya UNS makin terlihat sempit adalah keberadaan mobil yang melintas di situ. Satu saja mobil melintas di jalan ini, apalagi ketika jam sibuk, jalanan akan langsung penuh dan arus lalu lintas tersendat parah. Mau nyalip nggak bisa karena jalanan sempit, mau nyalip juga nggak bisa karena kendaraan jalannya lelet. Serba salah pokoknya.
Surga untuk foodie tapi neraka untuk pengendara
Alasan lain mengapa Jalan Surya UNS menjadi awut-awutan dan acapkali tersendat adalah kehadiran pedagang kaki lima yang merajalela di sebelah kanan kiri jalan. Orang-orang yang melintas di jalan ini sejatinya bisa kita petakan jadi dua, yakni orang yang beneran mau lewat saja atau orang yang jalan-jalan dan pengin jajan.
Masalahnya, perbedaan tujuan orang yang melintas di Jalan Surya ini memunculkan fenomena macet yang cukup memancing emosi. Pemburu jajanan jalannya lelet, sementara pengendara yang lewat sini maunya cepet. Ketika itulah arus jalanan jadi bentrok dan membuat hati jadi bergemuruh. Duh, pusing deh pokoknya.
Parkir ngawur yang bikin pengendara mengelus dada
Variabel tambahan yang bisa kita jadikan faktor mengapa Jalan Surya UNS nggak cocok untuk orang-orang nggak sabaran adalah eksistensi tukang parkir. Selain menyebalkan karena bikin mahasiswa medioker terkuras kantongnya secara perlahan, tukang parkir ini juga menyebalkan karena sering memundurkan kendaraan secara ngawur. Ngawur yang saya maksud adalah secara tiba-tiba tanpa sempritan atau tongkat penerang apa pun.
Memang kehadiran tukang parkir di Jalan Surya ini bisa memudahkan mereka yang sedang jajan atau sekadar belanja lucu di toko fashion harga pelajar. Apalagi kalau jalanan sedang ramai-ramainya, beuh, tukang parkir ini bak juruselamat. Namun kalau dilihat dari sudut pandang pengendara, tukang parkir yang menyandarkan kendaraan di bahu jalan (atau bahkan ada pula yang sering off side) ini tetap saja jadi biang kerok tersendatnya lalu lintas.
Jadi, kalau kalian pengin tetap waras dan nggak mau ribet di jalan, lebih baik cari rute lain yang lebih bersahabat. Kalau sudah tahu jalanan bisa bikin stres, mending putar balik saja sebelum kalian jadi korban “jebakan batman” di Jalan Surya UNS. Jalan ini mungkin surganya jajanan, tapi bisa jadi neraka buat mood kalian!
Penulis: Julia Nita Sifa Prabarani
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Sisi Gelap Jalan Kabut, Jalan yang Bikin Maba UNS Merinding dan Kena Plot Twist.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.