3 Hal yang Mengganggu Penonton Saat Menonton Drama Korea Lovely Runner

3 Hal yang Mengganggu Penonton Saat Menonton Drama Korea Lovely Runner

3 Hal yang Mengganggu Penonton Saat Menonton Drama Korea Lovely Runner (unsplash.com)

Hari Senin yang biasanya identik dengan nuansa kelabu, siapa sangka menjadi hari yang paling ditunggu? Semua berkat adanya drama korea Lovely Runner yang tiap episodenya sukses bikin candu. Padahal kalau dipikir-pikir, tema yang diangkat dalam drakor ini biasa saja. Yaitu kisah seorang penggemar yang berusaha menyelamatkan idolanya dari kematian. Bumbu time travel yang ada dalam drama ini juga bukan sesuatu yang baru. Sudah banyak drakor dengan tema serupa yang lebih dulu beredar.

Saya termasuk salah satu korban drama Korea Lovely Runner. Awalnya, saya nonton drama ini tanpa ekspektasi apa pun. Ehhh, ternyata bikin jatuh hati. Padahal genre romcom yang diusung Lovely Runner adalah genre yang paling bisa banget bikin penonton skip untuk nonton. Alasannya sederhana, genre romcom kalau nggak bisa diperankan dengan apik, jatuhnya malah cringe dan bikin penonton jadi males.

Meskipun demikian, Lovely Runner bukannya tanpa cela. Ada 3 hal yang bikin saya sebagai penonton merasa terganggu saat menonton drama ini.

Sudut kamera yang nggak konsisten

Dari berita yang beredar, drama Korea satu ini sempat tertunda proses syutingnya hingga bertahun-tahun karena ditolak oleh beberapa aktor. Hingga kemudian, karakter utama Sunjae dan Im Sol jatuh pada Byun Woo Seok dan Kim Hye Yoon.

Meskipun ada perbedaan tinggi badan yang sangat jauh antara Byun Woo Seok dan Kim Hye Yoon, namun chemistry keduanya tetap dapat tersampaikan dengan baik. Pun saya yakin, jika bukan diperankan oleh Byun Woo Seok dan Kim Hye Yoon belum tentu Lovely Runner bisa sepecah seperti saat ini.

Sayangnya sebagai penonton, saya cukup terganggu dengan sudut kamera yang nggak konsisten, terutama saat adegan yang hanya menampilkan Sunjae dan Im Sol. Kadang Im Sol tampak setinggi pundak Sunjae, kadang hanya sedada, pernah pula ujung kepala Im Sol tampak melebihi pundak Sunjae. Ini Im Sol sedang nggak pakai heels, lho.

Saya sampai kepikiran, waktu Im Sol “dipaksakan” nggak terlihat terlalu jomplang dengan Sun Jae, doi berdiri di atas balok kayu kali, ya~

Lompatan waktu yang saling berkaitan

Seperti yang sudah disebutkan di awal, Lovely Runner adalah drama korea dengan bumbu time travel. Nah, jeleknya cerita time travel itu, dia berpotensi bikin bingung penonton. Kalau time travel-nya hanya sekali—maksud saya si pemain terlempar ke masa lalu kemudian dia menjalani hidupnya di sana, lalu menemukan cara untuk kembali ke masa saat ini—itu nggak bikin bingung.

Masalahnya, Lovely Runner ini time travel-nya bolak-balik sampai 3 kali. Tiap kali Im Sol balik ke masa lalu, dia membuat suatu perubahan. Nah, perubahan di masa lalu ini otomatis akan mengubah masa depan. Jadi, peristiwa-peristiwa terjadi selama lompatan waktu ini saling berkaitan sehingga penonton harus cermat mengingat apa yang terjadi di episode-episode sebelumnya.

Membingungkan? Sedikit. Tapi tetap asyik untuk ditonton.

Makeup pemeran utama Lovely Runner terlalu medok

Selain alur maju mundur yang berpotensi bikin bingung, yang lumayan mengganggu dari drama Korea Lovely Runner adalah riasan pemain utamanya, terutama Sunjae. Eh, Taesung juga, ding. Apalagi di episode awal. Terlihat medok.

Bedak yang tebal hingga warna bibir yang terlalu merah membuat Sunjae maupun Taesung nggak kelihatan seperti siswa SMA. Sayang sekali, padahal Sunjae dan Taesung mode natural saja sudah cukup bikin meleleh penonton.

Itulah 3 hal yang mengganggu dari drakor Lovely Runner yang sedang nge-hits. Sebetulnya ada satu lagi hal yang mengganggu. Namun kali ini datangnya dari faktor eksternal, yaitu perang antara penggemar Lovely Runner dan Queen of Tears, yang sama-sama menganggap drakor kesukaan mereka yang paling oke. Duuuh, gitu amat.

Penulis: Dyan Arfiana Ayu Puspita
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 5 Drama Korea Hasil Remake Drama Negara Tetangga yang Gagal Total, Mending Nonton Versi Aslinya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version