3 Hal yang Bikin Situbondo Panasnya Minta Ampun

Nase’ Sodu: Sajian Nasi dengan Kuah Lodeh Khas Situbondo

Nase’ Sodu: Sajian Nasi dengan Kuah Lodeh Khas Situbondo (Shutterstock.com)

Sebagai orang asli kelahiran Situbondo dari bapak ibu yang hanya beda desa, menemukan tulisan Dimas Baskoro soal tidak ada hujan di Situbondo itu sedikit gimana ya. Beruntung, tulisan tersebut kemudian direspons dengan cukup menarik oleh Firdaus Al Faqi.

Menurut saya, Situbondo memang panasnya kebangetan, cuma nggak sampe ditakuti oleh bangsa hujan juga sih. Hujan masih mau menyapa Bumi Selawat Nariyah ini kok. Kadang juga masih kena banjir kalo udah hujan deres banget. 

Beberapa wilayah di Situbondo juga punya suhu yang cukup dingin. Sebut saja Sumbermalang yang jadi bagian dari Pegunungan Argopuro. Cuaca di sana tuh dingin banget. 

Pernah suatu ketika, Saya nganter teman mendaki pegunungan Argopuro. Singkat cerita, saya titipkan ini anak di rumah saudara. Esoknya, bukan mendaki malah minta pulang karena pilek saking dinginnya. 

Daerah lain di Situbondo yang dingin juga masih ada. Kayumas namanya, sekitar 1 jam perjalanan dari pusat Kota Kabupaten. Lokasinya ada di dekat Pegunungan Ijen, cuacanya dingin, dan masyarakatnya mayoritas bertani teh dan kopi yang biasa ditanam di wilayah dingin. Selain dingin, Kayumas ini punya potensi asik. Jika dikembangkan dengan baik, Situbondo bisa saja masuk dalam persaingan pengelolaan Kawah Ijen antara Banyuwangi dan Bondowoso. 

Balik bahas tentang panasnya Situbondo. Untuk meluruskan opini yang ada, saya akan coba untuk paparkan beberapa alasan kenapa Situbondo panasnya kebangetan. 

Garis pantai panjang bikin Situbondo panas

Alasan pertama adalah letak geografis Situbondo. Dihimpit oleh Banyuwangi di sisi timur serta Probolinggo dengan kegagahan Gunung Bromo-nya di sisi barat, Situbondo dianugerahi berkah alam luar biasa untuk bertahan di tengah pesona dua kabupaten populer tersebut. 

Benar, garis pantai sepanjang 150 Km yang memberikan Situbondo panorama laut nan indah di sisi utaranya. Banyak destinasi wisata pantai populer mulai dari Pantai Pasir Putih, Bama, Sijile, serta beberapa pantai berpanorama surgawi lainnya. 

Tapi, saking panjangnya, garis pantai itu juga bikin hawa Situbondo panasnya minta ampun. Lebih-lebih kalo dibandingin sama Bondowoso, kota tetangga yang punya Kawah Ijen. Bogornya Jawa Timur ini, selain tidak punya pantai, hujan turun rutin setiap sore kagak pake absen. 

Oh iya, fun fact. Dengan panjang garis pantai 150 Km itu, Situbondo ada di posisi kedua, kabupaten dengan garis pantai terpanjang di bawah Cilacap yang punya garis pantai sepanjang 210 km. Dan tebak, gimana cuaca Cilacap?

Yak betul, panas!

Minim pohon

Soal perempatan lampu merah yang panas itu memang benar adanya. Hampir semua perempatan lampu merah di Situbondo itu gapunya pohon peneduh di sekitarnya. Alhasil, menunggu lampu merah di Situbondo itu rasanya kayak panas banget. Udah nggak ada peneduh masih diserang asap dan debu jalanan. Paket komplit banget deh. 

Kalau pendatang pasti bakal ngerasa jutek banget sama panasnya lampu merah ini. Beda cerita sama penduduk lokal. Saking akrabnya sama panas, penduduk setempat biasanya berhenti beberapa meter dari lampu merah di tempat dengan kesejukan yang pasti. Di bawah baliho kampanye contohnya. 

Memilih tempat berhenti di lampu merah Situbondo itu mudah. Kuncinya sederhana. Selama tempat itu teduh dan lampu merah tampak dengan jelas, di situlah tempat berhenti paling tepat. Fix no debat. 

Pawang hujan Situbondo saktinya nggak kaleng-kaleng

Selanjutnya, bisa jadi Mas Baskoro lewat Situbondo saat sedang ada hajatan besar. Sudah menjadi hal lumrah bagi pemilik acara untuk mengundang pawang hujan memastikan hujan tidak turun dan membuat tamu acara panik. 

Soal kesaktian, nggak usah diragukan lagi. Track recordnya itu sudah bisa membuktikan kemampuan sang pawang. Jika suatu ketika kalian pergi undangan hajatan dan menemukan kemenyan dibakar di pojokan, itu artinya blio yang punya acara sudah undang pawang hujan buat kawal hajatannya. 

Saking saktinya lagi, fenomena hujan sebagian itu hal yang lumrah di Situbondo. Beberapa rumah kena hujan sementara beberapa rumah lain malah panas terik di satu desa itu gampang banget ditemuin. Kesaktian pawang hujan inilah yang saya rasa juga penyebab Situbondo bisa sampai sepanas itu. Tapi, ya nggak panas panas banget juga kok. 

Jadi, kalau mau bilang Situbondo itu panas itu bener banget. Tapi nggak sampe sepanas itu juga. Apalagi bilang nggak ada hujan, waduh, saran saya sih main-main, Lur, biar nemu ujan.

Penulis: Agus Miftahorrahman
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Situbondo, Madura Swasta yang Kaya Sejarah

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version