Dulu, selama saya pacaran saya sama sekali belum pernah melakukan museum date. Tempat yang sering saya datangi saat yang-yangan kalau tidak ke pantai, warkop, bukit bintang, wisata alam daerah mBantul, Alkid, Altar, atau Malbor. Pokoknya, ke situ-situ aja.
Seumur hidup, museum date hanya pernah saya lakukan bersama bapak saya. Saya tidak tahu apakah nge-date dengan mengunjungi museum itu tampak membosankan bagi pacar mantan saya atau tidak. Sebab, sejujurnya saya justru merasa agak bosan kalau tiap nge-date perginya ke tempat yang sama.
Saya bukan ahli sejarah atau pegiat sejarah. Bahkan saat masih sekolah, ketika pelajaran Sejarah saya sering tidur di kelas dan langganan remidial saat ulangan. Tapi, saya akan merekomendasikan tiga museum sejarah di Jogja yang bisa kamu kunjungi saat kamu ingin museum date bersama pacar.
Atau kalau kamu belum diberi kesempatan sama Tuhan untuk berpacaran, museum date sama diri sendiri juga bisa, kok. Ini malah berasa lebih khidmat untuk menikmati suasana.
Pertama, Museum Dirgantara Mandala. Selama saya hidup, kayaknya sudah berkali-kali saya ke sini. Selain karena museum ini tidak terlalu jauh dari rumah saya, keponakan-keponakan saya sangat suka dan nggak bosan lihat pesawat. Sebagai tante yang baik, saya harus mengabulkan permintaan keponakan saya, bukan? Toh, saya nggak rugi dengan mengunjungi musem.
Saya rasa tidak ada orang yang tidak tahu museum ini. Biasanya, rombongan wisatawan non-Jogja menjadikan museum ini sebagai salah satu tujuan wisata mereka. Museum Dirgantara Mandala merupakan sebuah museum yang menyimpan sejarah Angkatan Udara Indonesia.
Di Museum Dirgantara, tentu saja dapat kita temukan berbagai macam pesawat dan replika pesawat tempur sejak zaman Perang Dunia II dan zaman kemerdekaan. Selain itu, ada diorama sejarah yang menceritakan peristiwa sejarah Angkatan Udara Indonesia.
Menurut saya, museum ini cocok untuk kamu yang berencana nge-date sama pasangan dan ingin mengusung tema Tanah Air Kucinta, Kamu Juga Kucinta. Kamu bisa menentukan outfit couple yang sesuai tema dengan pasanganmu lalu berswa foto di depan pesawat tempur atau foto berdua di depan rudal. Setelah itu, kamu tinggal upload di sosial media dengan caption, “Sekali nakal, kamu tak rudal.”
Kedua, Museum Sandi. Saya berkunjung pertama kali ke museum ini saat ada agenda kuliah di luar kelas bersama teman-teman satu mata kuliah dan dosen pengampu. Konon, Museum Sandi adalah museum kriptografi satu-satunya di Indonesia. Bahkan semenjak ke museum ini, saya sempat ngehalu jadi agen mata-mata negara yang memecahkan kode-kode rahasia yang mengancam keamanan negara.
Sesuai dengan namanya, Museum Sandi merupakan museum yang mengarsipkan berbagai benda bersejarah yang ada kaitannya dengan ilmu kriptografi atau ilmu persandian. Yang tambah menyenangkannya, kamu dapat mengunjungi museum ini cukup dengan menuliskan nama di buku tamu.
Selain itu, kamu bakal ditemani berkeliling oleh pemandu museum yang akan membantu menjelaskan padamu tentang benda-benda dan diorama sejarah yang ada di dalam museum. Jadi, kamu nggak akan plonga-plongo ketika berada di dalam.
Suasana Museum Sandi amatlah tenang dan adem didukung dengan arsitektur bangunan yang bernuansa zaman dulu, tapi tetap keren. Menurut saya, Museum Sandi cocok untuk menjadi destinasi museum date bersama pasangan. Apalagi untuk kamu yang suka ngasih kode-kode ke pasangan. Dijamin setelah mengunjungi Museum Sandi, kode-kode atau sandi yang kamu kasih untuk pasanganmu akan semakin bervariasi. Lantas, pasanganmu akan semakin terlatih dan menjadi ahli di bidang persandian antar pasangan.
Ketiga, Museum Monumen Yogya Kembali. Ini adalah museum pertama yang saya kunjungi bersama bapak saat saya masih kecil. Menurut saya, ia adalah museum yang gede banget, mulai dari lahannya hingga bangunan museumnya. Museum ini menyimpan berbagai peninggalan sejarah yang berkaitan dengan perjuangan kemerdekaan di Yogyakarta, lebih tepatnya saat merebut kembali Yogyakarta dari tangan penjajah.
Di luar museum, ada berbagai relief yang menggambarkan tentang perjuangan warga dan pahlawan demi kemerdekaan Indonesia. Di dalamnya, ada juga beberapa replika pesawat, diorama sejarah, dan kalau tidak salah ingat ada kursi tandu Jenderal Sudirman. Ada juga ruangan pertemuan yang terletak di lantai satu dan ruangan hening di lantai tiga.
Bagi saya saat masih kecil, Monjali adalah museum terseram karena suasananya yang remang-remang. Sialnya lagi, waktu itu bapak saya menjelaskan kembali apa yang beliau baca pada deskripsi benda bersejarah tertentu secara ekspresif sehingga membuat saya menangis ketakutan.
Tapi, saya merekomendasikan Monjali sebagai tujuan untuk museum date bersama pasangan. Soalnya, ada Taman Pelangi di halaman depan gedung museum ketika malam hari. Dan taman ini sungguh nyaman sekali.
Tenang aja, melakukan museum date ke museum sejarah ketika kamu nggak terlalu mudeng, nggak hafal beberapa tanggal-bulan-tahun suatu peristiwa sejarah, atau kurang hafal nama-nama tokoh dalam sejarah, bukan sebuah aib, kok. Itu juga bukan sebuah kesalahan.
Mengunjungi museum sebagai orang awam bukanlah hal yang sia-sia. Paling tidak, kita sudah punya minat untuk mempelajari dan mengapresiasi hal-hal yang disimpan di bangunan tersebut, kan?