3 Alasan Pemerintah Sering Menunjuk Orang yang Bermasalah untuk Jadi Duta

duta problematik

duta problematik

Beberapa waktu yang lalu, saya menulis artikel mengenai tips agar tetap aman saat tersandung masalah di Indonesia. Namun, ternyata keuntungan yang bisa didapatkan orang bermasalah di Indonesia bukan hanya sekadar lolos dari hukuman saja, melainkan kita bisa saja beruntung dan malah ditunjuk sebagai duta walaupun kita malah bermasalah pada bidang tersebut.

Mungkin hal tersebut memang terdengar aneh bagi kalian. Tetapi, kenyataannya pemerintah kita memang hobi melakukan tindakan tersebut. Isu yang sedang santer terdengar akhir-akhir ini adalah selebgram Rachel Vennya yang dikabarkan akan ditunjuk sebagai Duta Karantina, padahal ia baru saja tersandung masalah terkait hal tersebut. Kabar tersebut sebenarnya telah dikonfirmasi oleh pihak terkait bahwasanya berita tersebut hoaks.

Namun, tetap saja dari beberapa kasus sebelumnya bisa kita lihat bahwa pemerintah seringkali justru menunjuk orang yang bermasalah menjadi seorang duta. Sebagai contoh dulu nama Zaskia Gotik yang menghina Pancasila, kemudian dijadikan duta pancasila. Lalu, kasus yang mungkin paling baru adalah orang yang menjadi provokator mengenai kasus Covid-19 di Indonesia malah ditunjuk sebagai duta covid-19.

Beberapa dari kalian pasti banyak yang bertanya-tanya, kenapa yang ditunjuk jadi duta harus orang yang bermasalah dulu di bidang tersebut? Memang nggak bisa nunjuk orang yang bener-bener berkompeten?

Nah, untuk tuan dan puan sekalian nggak perlu repot-repot menjawab pertanyaan tersebut, biar saya disini yang membantu menjawab pertanyaan tersebut. Apalagi tuan dan puan sekalian kan sibuk sekali dengan banyaknya pekerjaan dan sudah capek~

Mencari orang yang berpengalaman

Mungkin alasan ini bisa menjawab pertanyaan mengapa pemerintah lebih memilih orang yang bermasalah dibandingkan orang yang berkompeten. Sudah jelas hal tersebut dikarenakan pemerintah memegang teguh kata bijak “pengalaman adalah guru terbaik”. Orang yang berprestasi, bahkan memiliki keahlian di suatu bidang tentu saja masih kalah dengan orang yang pernah merasakan secara langsung. Oleh karena itu, tidak salah pemerintah lebih mengutamakan orang yang bermasalah tersebut. Mantap!

Selain itu, orang yang bermasalah sudah mengerti luar dan dalam dari permasalahan yang menimpanya. Pemerintah tentu saja berpikir dua kali untuk menunjuk orang yang berprestasi, tetapi harus menjelaskan lagi apa yang harus dilakukan oleh seorang duta. Kebanyakan teori, tetapi nggak pernah nyebur langsung apa gunanya, Bos?

Setiap orang berhak memperbaiki diri

Jangan pernah berpikir pemerintah menunjuk seseorang menjadi duta karena permasalahan tersebut kebetulan viral. Blio-blio ini memang sangat pengertian dan sangat manusiawi dalam memperlakukan orang —yang berduit— sekaligus memberikan privilege lainnya kepada orang-orang yang tersandung masalah di Indonesia.

Pemerintah memang memiliki pikiran yang sangat positif thinking dan menganggap orang yang bermasalah sudah pasti akan bertobat. Setiap orang berhak memperbaiki diri mereka sendiri, kalau berhak bahagia milik buna seorang~

Mereka yang bermasalah ini sudah sangat dipercaya 100 persen oleh pemerintah nggak akan mengulangi kesalahan yang sama. Ya paling kalau mengulangi kesalahan yang sama masih dimaafkan juga dan paling mentok membuat video permintaan maaf. Memang sungguh top penanganan hukum di Indonesia ini!

Nggak perlu repot ngasih hukuman

Alasan yang terakhir ini sangat logis karena seperti yang kita ketahui prosedur hukum di Indonesia ini “sedikit ruwet”. Pemerintah dengan sangat bijaksana segera memutuskan untuk menunjuk orang yang bermasalah sebagai duta agar permasalahan tersebut segera selesai tanpa harus melalui proses hukum yang memakan banyak waktu dan tenaga. Kalau kalian berpikir orang-orang bermasalah tersebut memiliki perlakukan spesial, ya sama sekali nggak lah! Lha wong orang-orang hukum di Indonesia top semua~

Daripada pemerintah harus repot-repot ke tahap pemeriksaan hingga sidang, ya mending memilih jalan pintas. Lagipula fans-fans orang bermasalah ini kan banyak, nanti bisa sekalian nambah exposure ke pemerintah juga, kan? Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui.

Mungkin seperti itu beberapa alasan mengapa pemerintah sangat menyukai orang-orang yang bermasalah hingga menjadikan mereka sebagai duta. Tugas kita sebagai warga Indonesia kan cuma menerima aja, kan? Kasihan lho blio-blio ini kelihatan capek sekali sampai-sampai kalau rapat saja banyak yang tidur, bahkan nggak datang.

“Wah, tapi kalau gini caranya hukum di Indonesia tajam ke atas tumpul ke bawah, dong!?”

Sssttt, udah, nggak usah kebanyakan nanya~

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version