Terima Kasih KPAI, Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulu Tangkis Akhirnya Berhenti

senar raket. mojok.co

ilustrasi senar raket (mojok.co)

MOJOK.COSepak bola Indonesia pernah merasakan pahit setelah ditinggal Djarum sebagai sponsor. Sesuatu yang bakal diantisipasi KPAI kepada bulu tangkis. Terima kasih, KPAI.

Tahun 2019, bulan Juli, Sitty Hikmawaty, komisioner KPAI, memandang seleksi beasiswa bulu tangkis Djarum Foundation adalah bentuk eksploitasi anak. Sitty mengkritik cara Djarum Foundation memasang logo di seragam yang dikenakan para calon atlet dan di beberapa tribut penunjang.

Sitty khawatir bentuk eksploitasi anak ini akan menggiring banyak anak kecil untuk berpikir kalau rokok itu bukan benda yang berbahaya untuk kesehatan.

“Itu sudah kami lakukan survei kepada anak-anak. Jadi ada empat dari lima anak yang ditanya mengatakan kalau Djarum itu pasti rokok, Djarum Foundation itu rokok. Walaupun dia sebut ini kan beda, tapi survei yang terjadi pada anak begitu. Jadi kalau mau tetap diadakan kegiatan oleh Djarum Foundation silakan, tapi jangan gunakan logo misalnya,” tutur Sitty seperti dilansir oleh Tirto.

Kata “dia” di dalam pernyataan Sitty merujuk kepada sanggahan pihak PB Djarum. Direktur Program Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin, sudah membantah tuduhan eksploitasi anak yang dilayangkan KPAI dan Yayasan Lentera Anak.

Yoppy menjelaskan kalau yang dilakukan PB Djarum adalah murni bentuk pembinaan bukan promosi rokok. Selain bulu tangkis, PB Djarum juga perhatian dengan SSB, panahan, dan voli.

Mari kita apresiasi kerja keras KPAI dan Yayasan Lentera Anak. Sebuah lembaga dan yayasan yang sudah bekerja siang-malam demi masa depan dan kesejahteraan anak-anak. KPAI sudah memperjuangkan tidak ada mars Perindo di jeda iklan acara Upin-Ipin. KPAI juga sukses besar menghilangkan kebiasaan orang dewasa yang bawa anak-anak ketika demo. Terima kasih, KPAI.

Kini, sepak terjang KPAI untuk menunjukkan kepedulian mereka kepada anak-anak Indonesia kembali membuahkan hasil. Djarum Foundation, yang sejatinya berbeda dengan PT Djarum, akan menghentikan audisi umum beasiswa bulu tangkis per tahun depan. Lagian, ngapain juga anak-anak Indonesia berprestasi di ajang dunia dapat medali emas Olimpiade kalau masih pakai logo rokok di dada. Yang boleh ada di dada itu cuma lambang Garuda. NKRI dead price, Bro!

Yup, Djarum Foundation akan menghentikan program seleksi beasiswa bulu tangkis pada 2020. Keputusan ini disampaikan Yoppy Rosimin dalam konferensi pers di Hotel Aston Purwokerto, Sabtu (7/9/2019) petang, seperti dilansir Tirto.

“Pada audisi kali ini juga saya sampaikan sebagai ajang pemit sementara waktu, karena tahun 2020 kami memutuskan untuk menghentikan audisi umum. Memang ini disayangkan banyak pihak, tapi demi kebaikan bersama kami hentikan dulu. Biar reda dulu dan masing-masing pihak dapat berpikir dengan baik,” terangnya.

Djarum Foundation juga menuruti teguran menghapus embel-embel merek mereka di seragam maupun media promosi lain. “Karena dari pihak PB Djarum sadar untuk mereduksi polemik itu, kami menurunkannya. Kedua, kaos yang dibagikan kepada anak-anak tidak akan kami bagikan lagi seperti sebelumnya. Mereka akan memakai kaos asal klub masing-masing, dan itu sudah lebih dari cukup,” tutur Yoppy.

Terima kasih, KPAI. Itu yang pada nyinyir nggak tahu saja rencana brilian KPAI di masa depan. Setelah PB Djarum dan Djarum Foundation undur diri, KPAI sudah siap mengambil alih pembinaan calon atlet bulu tangkis. Mereka akan membuat audisi umum tanpa embel-embel bakul rokok demi menciptakan atlet yang profesional dan nggak bau abu rokok.

Kalau berani menegur dan menyatakan keprihatinan, pastinya KPAI sudah punya solusinya. Kalian saja yang nggak tahu lalu nyinyir. Lagian, cari sponsor itu gampang. Sama seperti dulu sepak bola juga pernah dapat sponsor bakul rokok. Sampai nama liganya pun nama bakul rokok. Gampang itu.

Djarum dan rokok sebagai sponsor

Dulu ada Liga Dunhill, Liga Kansas, Liga Djarum, dan Copa Dji Sam Soe. Tahun 20007, PT Djarum mengeluarkan 35 miliar lebih untuk menjadi sponsor liga. Sayang, Djarum hanya awet menjadi sponsor selama enam tahun saja, dari 2005 hingga 2011.

Awalnya adalah Kansas dan Dunhill. Dunhill menggelontorkan dana sampai Rp4,5 miliar per musim, kemudian memberikan subsidi Rp100 juta untuk setiap klubnya. Dunhill memberikan hadiah Rp75 juta bagi yang juara, Rp50 juta untuk juara kedua, dan Rp25 juta bagi pemain terbaik kompetisi.

Nominal ini tak main-main untuk standar finansial 1994. Divisi Utama lantas diberi nama Liga Dunhill. Klub yang keluar sebagai juara pada edisi perdana adalah Persib Bandung. Maung Bandung yang di fase awal cuma menempati posisi kedua klasemen Wilayah Barat menjadi juara berkat kemenangan tipis 0-1 atas Petrokimia Putra di final.

Menjelang tahun ketiga, Dunhill menarik diri. Jelang Divisi Utama musim 1996/1997, Kansas menjadi sponsor. Pabrikan rokok asal AS itu menjanjikan dana segar Rp5,35 miliar untuk kompetisi, berikut nominal Rp100 juta kepada setiap klub sebagai tambahan subsidi.

Secara alur kompetisi, Liga Kansas dilakukan dengan format berbasis wilayah yang berlanjut ke fase grup dan sistem gugur. Hanya saja, pada fase awal, liga dipecah ke dalam tiga wilayah, yakni wilayah barat, tengah, dan timur. Persebaya Surabaya menjadi juara di edisi perdana Liga Kansas. Pada partai final, Bajul Ijo mengalahkan Bandung Raya dengan skor 3-1.

Hadir sebagai pengganti Bank Mandiri sejak musim 2005, Djarum tak pernah berhenti menjadi sponsor selama enam musim. Selama enam tahun, era Djarum dibagi menjadi dua. Pertama, saat kompetisi bernama Liga Djarum Indonesia yang menggunakan format pembagian peserta ke dua wilayah. Kemudian klub-klub terbaik dari setiap wilayah bakal dipertemukan dalam fase gugur, semifinal, dan final.

Sistem ini berjalan selama tiga musim. Per musim 2008 atau era kedua, kompetisi dirombak menjadi format satu wilayah. Total peserta sebanyak 18 klub. Dua tim terbawah otomatis terdegradasi, sementara satu tim di atasnya bakal melakoni playoff dengan tim dari divisi kedua.

Nama liga berganti menyusul berubahnya format kompetisi. Nama liga menjadi Djarum Indonesia Super League (Djarum ISL). Era Djarum kemudian berakhir pada musim 2011/2012. Penyebabnya adalah aturan baru pemerintah, yakni PP 109/2012 tentang Pengendalian Produk Tembakau.

Aturan itu menyebutkan bahwa sponsor rokok tidak boleh memasang dan menampilkan nama produk pada acara yang disponsori. Djarum menyerah. Tak lama berselang, perginya Djarum dari posisi sponsor titel diperparah dengan konflik antara PSSI dan operator liga, PT Liga Indonesia (LI).

PSSI lebih memilih mengakui Liga Primer Indonesia sebagai kompetisi resmi. Alhasil, sampai 2015 sepakbola Indonesia terpecah belah oleh dualisme kompetisi dan jaminan finansial serba tak pasti.

Begitulah KPAI, kontribusi bakuk rokok di sepak bola Indonesia. Berkat cabutnya Djarum, kondisi finansial menjadi serba tidak pasti. Tapi saya yakin, ketidakpastian itu tidak akan terjadi di bulu tangkis. Saya serahkan sepenuhnya tanggung jawab pembibitan calon atlet level elite dunia kepada kalian. Kepada KPAI yang sangat bertanggung jawab kepada masa depan anak-anak Indonesia.

Bravo, KPAI!

BACA JUGA Terima Kasih KPAI, Sudah Selamatkan Anak-Anak dari Mimpi Menjadi Atlet Dunia atau tulisan Yamadipati Seno lainnya.

Exit mobile version