Real Madrid Mencari Striker: Dari Cavani Hingga Lewandowski

MOJOK.COJulen Lopetegui sadar bahwa Real Madrid butuh penyerang baru. Cavani dan Lewandowski masuk ke dalam bursa, sementara Mojok mengajukan Mariano Diaz.

Beberapa jam yang lalu, Marca, salah satu harian berpengaruh di Spanyol merilis sebuah kabar. Marca menyebutkan bahwa Real Madrid kemungkinan masih akan aktif bergerak di jendela transfer panas. Apakah aktifnya Los Blancos di bursa transfer berkaitan dengan usaha mereka menggantikan Cristiano Ronaldo?

Kamu boleh bilang begitu. Hengkangnya Ronaldo ke Juventus membuat satu posisi penyerang menjadi kosong. Untuk kamu ketahui, selama beberapa musim terakhir, Ronaldo bukan lagi seorang penyerang sayap yang gemar melewati tiga pemain sembari berlari dengan bola seperti ketika ia masih memperkuat Manchester United atau awal-awal karierya bersama Madrid.

Ronaldo berubah menjadi poacher atau target man yang lebih banyak beredar di dalam kotak penalti. Oleh sebab itu, ketika dirinya hengkang, Madrid hanya punya dua penyerang murni, yaitu Karim Benzema dan Borja Mayoral. Kamu juga boleh menganggap Gareth Bale sebagai penyerang Madrid jika perlu.

Masalahnya adalah, musim lalu, ketika Bale absen dan Benzema tidak berada dalam level terbaik, mereka terlalu bergantung kepada Ronaldo. Borja Mayoral? Lantaran menit bermain yang sangat terbatas, striker muda asal Spanyol tersebut tidak mampu memberi kontribusi maksimal. Musim lalu, Mayoral hanya mendapat jatah 619 menit di La Liga dengan catatan 20 kali bermain dan mencetak 3 gol dan 2 asis saja.

Julen Lopetegui, sang pelatih anyar pun menyadari masalah ini. Setelah menganalisis tim barunya, Lopetegui sudah puas dengan keberadaan Bale dan Benzema sebagai striker. Namun, mantan pelatih timnas Spanyol tersebut juga menyadari kalau Madrid akan menjalani musim yang panjang. Musim lalu, Madrid kehilangan banyak poin ketika Bale absen. Inilah yang ingin dihindari Lopetegui.

Oleh sebab itu, masuk akal, bukan, kalau Real Madrid masih akan aktif di jendela transfer. Bahkan, kamu masih bisa berharap bahwa Si Putih akan melakukan pembelian pemain dengan dana yang besar setelah mendapatkan pemasukan dari penjualan Ronaldo ke Juventus. Kehilangan Ronaldo juga berarti manajemen Madrid bisa menyediakan ruang gaji yang longgar untuk pemain baru berkaliber besar.

Sebelum mengerucut ke nama-nama potensial, mari kita lihat kebiasaan Madrid supaya analisis ini menjadi lebih logis. Maksudnya begini, sejak membeli Gareth Bale pada musim 2013/2014, Madrid belum pernah membeli pemain dalam level “galacticos” lagi. Atau kamu bisa menerjemahkannya menjadi pemain dengan harga di atas 100 juta euro.

Pemain paling mahal yang dibeli Madrid setelah Bale adalah James Rodriguez. Pemain asal Kolombia tersebut ditebus dengan mahar hampir 70 juta euro. Selebihnya, Madrid mendatangkan pemain-pemain muda potensial, seiring perubahan kebijakan dari Florentino Perez, Presiden Real Madrid.

Jadi, dari dua paragraf di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa kebiasaan Madrid adalah membeli pemain muda potensial dengan harga di bawah 100 juta euro. Namun, perkecualian bisa saja terjadi ketika Lopetegui ingin menjadi penyerang yang bisa mengimbangi Bale dan Benzema. Artinya, ya pemain dengan kaliber besar, tidak harus berusia muda, dengan harga bisa menyentuh 100 juta euro.

Dengan dasar ini, ada dua striker berkaliber besar yang kemungkinan cocok untuk dibeli Madrid. Kedua pemain yang dimaksud adalah Robert Lewandowski dan Edinson Cavani. Sementara itu, jika ingin mempertahankan kebijakan membeli pemain muda potensial dengan harga di bawah 100 juta euro, ada nama Mariano Diaz, penyerang Lyon yang kok kebetulan mantan pemain Madrid.

Masih dilansir oleh Marca, Lewandowski sudah berbicara kepada manajemen klub dan pelatih baru Bayern Munchen, Niko Kovac. Penyerang berpaspor Polandia tersebut menegaskan bahwa petualangannya bersama Bayern sudah selesai, sekaligus menegaskan bahwa dirinya ingin bergabung ke Madrid.

Masalahnya adalah, Bayern enggan membuka pintu negosiasi. Tanpa izin dari Bayern, tentunya Madrid akan kesulitan untuk memboyong Lewandowski. Situasinya sendiri masih abu-abu. Presiden Kehormatan Bayern, Karl-Heinz Rummenigge, menegaskan bahwa dirinya tidak mau bersusah payah menahan pemain yang hatinya sudah tak berada di Bayern. Sementara itu, Presiden Bayern, Uli Hoeness, bersikeras tidak mau bernegosiasi.

Jika akhirnya pintu negosiasi itu akhirnya terbuka, Madrid perlu menyiapkan dana sekitar 80 juta euro untuk mendapatkan tanda tangan Lewandowski. Sebuah nilai yang tentunya masih sangat terjangkau untuk klub seperti Los Blancos.

Beda Lewandowski, beda dengan Cavani. Beberapa minggu yang lalu, manajemen Paris Saint-Germain (PSG) disebut ingin mencari pengganti Cavani yang sudah semakin menua. Saat ini, penyerang asal Uurguay tersebut sudah berusia 31 tahun. Beberapa nama sudah dikaitkan dengan PSG. Mulai dari Mauro Icardi hingga Harry Kane. Maka menjadi masuk akal apabila Madrid membaca situasi dan siap menampung Cavani.

Harian olahraga asal Spanyol, AS, melansir kabar bahwa untuk mendapatkan Cavani, dana mencapai 90 juta euro perlu disiapkan. Harga ini tentunya cukup tinggi untuk seorang pemain yang sudah berusia 31 tahun. Kamu harus ingat. Sebagus-bagusnya Cavani, dirinya bukan Ronaldo yang masih laku 100 juta euro lebih meski sudah berusia 33 tahun.

Nah, Mojok Institute sendiri menyarankan Madrid untuk memulangkan saja Mariano Diaz. Penyerang berusia 24 tahun tersebut berkembang pesat bersama Lyon. Musim lalu, dari 34 kali tampil di Ligue 1, Mariano Diaz mencetak 18 gol dan 5 asis. Ia yang berkebangsaan Spanyol, tentunya akan lebih mudah beradaptasi.

Selain harganya yang jauh lebih murah ketimbang Lewandowski dan Cavani, ada keuntungan kedua yang didapat. Jika Lopetegui ingin mengandalkan Benzema dan Bale, maka penyerang baru, kemungkinan, akan menjalani rotasi. Lewandowski dan Cavani akan terima begitu saja dirinya dirotasi di usia yang semakin uzur dan ingin berprestasi maksimal? Kok sepertinya sulit dibayangkan.

Oleh sebab itu, Mariano Diaz akan cocok untuk keperluan ini. Harga yang lebih murah membuat dirinya lebih mudah dijadikan “yang ketiga”. Memang terdengar kejam, namun begitulah sepak bola profesional. Ada yang diutamakan, ada yang menjadi yang kedua. Seperti kehidupan asmaramu, kan?

Bagaimana? Cocok sudah, bukan? Mariano Diaz saja.

Exit mobile version