Real Madrid, Gareth Bale, dan Cara Cantik ‘Mengerjai’ Klub Tak Berdaya Bernama Tottenham Hotspur

Real Madrid, Gareth Bale, dan Cara Cantik ‘Mengerjai’ Klub Tak Berdaya Bernama Tottenham Hotspur MOJOK.CO

Real Madrid, Gareth Bale, dan Cara Cantik ‘Mengerjai’ Klub Tak Berdaya Bernama Tottenham Hotspur MOJOK.CO

MOJOK.COKeuangan Real Madrid menjadi lega berkat ketidakberdayaan Spurs ketika dipaksa menerima klausul dalam kontrak pembelian Gareth Bale dan Sergio Reguilon.

Konon, hubungan Real Madrid dan Tottenham Hotspur terjalin dengan baik. Aksi jual dan beli pemain di antara kedua klub sering terjadi. Kini, di musim panas 2020, Real Madrid memanfaatkan hubungan baik itu dengan sangat cantik, ketika melepas Gareth Bale dan Sergio Reguilon ke Spurs.

Tidak banyak pemimpin klub dengan kecakapan “bertarung” di pasar transfer melebihi Florentino Perez, Presiden Real Madrid. Papa Perez bahkan disebut punya “tangan emas”. Sebuah penggambaran akan kemampuannya menyelesaikan transfer sesuai keinginan Real Madrid. Misalnya pembelian pemain muda berkualitas dan urusan menjual pemain.

Sebuah pujian (atau bisa juga sindiran) lahir di Spanyol khusus untuk beliau. Bunyinya begini: “Florentino Perez siempre gana.” Artinya, Florentino Perez selalu menang. Papa Perez memang salah satu pionir melambungnya harga pemain. Namun, beliau (hampir) selalu mendapatkan keuntungan berkali lipat dari investasinya.

Kita semua tahu bagaimana Real Madrid dahulu. Hobi mengumpulkan pemain bintang tanpa mempertimbangkan keseimbangan tim. Perez belajar dari pengalaman pahit dan mahal itu. Sudah tiga musim ini Real Madrid mengubah haluan kebijakan transfer. Kini, mereka lebih fokus mengejar pemain muda berkualitas.

Sebuah perubahan kebijakan yang bisa dibilang sangat cantik. Terutama ketika pandemi corona terjadi dan banyak klub kesulitan meremajakan skuatnya. Bahkan di jendela transfer musim panas ini, Real Madrid sudah tidak perlu melakukan pembelian pemain mahal untuk meningkatkan kualitas tim. Mereka punya waktu untuk menabung dan menginvestasikannya ke pemain mahal beberapa tahun ke depan.

Untuk aktivitas transfer sendiri, ketimbang membeli, terkadang lebih sulit untuk melepas pemain. Melepas pemain di sini bisa dalam bentuk dipinjamkan atau dilepas secara permanen. Nah, di bagian sulit ini, Papa Perez menunjukkan kecerdikannya melindungi aset dalam bentuk pemain muda berbakat.

Contoh kasusnya bisa kamu lihat ketika Real Madrid melepas Dani Ceballos ke Arsenal dan Sergio Reguilon ke Tottenham Hotspur. Ceballos dipinjamkan ke Arsenal untuk kedua kalinya tanpa klausul pembelian permanen. Kali ini, tidak ada uang peminjaman yang diterima Real Madrid. Namun, Arsenal harus membayar gaji si pemain secara penuh.

Sementara itu, untuk Reguilon, Spurs dibuat tidak berdaya oleh Perez. Pertama, harga pemain disepakati di angka 30 juta euro. Angka ini tidak bisa ditawar lagi. Selain itu, Spurs dipaksa menerima dua klausul yang dirancang oleh Perez.

Dua klausul yang dimaksud adalah, pertama, buy back clause. Klausul ini membuat Real Madrid bisa membeli kembali Reguilon di rentang harga 40 hingga 45 juta euro. Klausul kedua disebut pre-emption clause. Klausul kedua ini mewajibkan Spurs untuk mengontak Real Madrid jika ada klub yang menawar Reguilon. Real Madrid boleh menawar dengan harga yang sama.

Dua klausul ini yang membuat Manchester United mundur dari pengejaran Reguilon. United tidak ingin “dikontrol” oleh Perez lewat dua klausul di dalam kontrak pemain. Sementara itu, Spurs tidak punya ketetapan hati sebuah klub besar. Mereka mau saja menerima dua klausul ini. Menjadikan Spurs seperti kerbau yang dicucuk hidungnya. Untuk kasus ini, seperti ayam yang sudah dikuliti dan siap digoreng kapan saja. Tak berdaya.

Keberadaan klausul ini membuat Real Madrid bisa menentukan masa depan asetnya kapan saja. Pertama, jika Reguilon berkembang menjadi salah satu bek kiri terbaik Eropa, Madrid bisa membelinya kembali dengan harga 40 juta euro. Sangat murah untuk bek sayap modern yang harganya semakin melambung.

Kedua, bisa jadi, Reguilon tidak berkembang dan Spurs ingin menjualnya. Sebuah klub menawar 20 juta euro. Murah sekali dan Real Madrid bisa menyamai harga itu dengan mudah. Toh pemain tidak berkembang bersama Spurs itu hal biasa. Konon, klausul ini baru akan kedaluwarsa dua tahun lagi. Selama dua tahun itu, Spurs tidak punya daya, seperti biasanya.

Cantiknya Papa Perez “mengerjai” Spurs tidak berhenti di sana. Spurs ingin memulangkan Gareth Bale sementara Madrid ingin melepas. Spurs tidak punya uang untuk membeli Bale secara putus. Oleh sebab itu, mereka mengajukan proposal peminjaman yang pada akhirnya diterima Madrid.

Namun, Madrid menetapkan satu syarat yang tidak bisa ditawar, yaitu gaji pemain dibayar secara penuh oleh Spurs. Menurut Marca, Spurs harus membayar gaji Bale sebesar 600 ribu paun per pekan secara penuh! Belum ditambah pajak. Berapa yang harus dibayar Spurs untuk satu tahun peminjaman? Silakan hitung sendiri.

Strategi ini membuat Real Madrid bisa bermanuver di pasar transfer jika mereka memang ingin. Namun, karena sudah menegaskan tidak akan membeli pemain mahal untuk tahun ini, Madrid bisa berhemat dalam jumlah besar! Keuangan mereka menjadi lebih lega berkat ketidakberdayaan Spurs.

Real Madrid dan Florentino Perez menunjukkan kecerdikan mengatasi berbagai kesulitan ketika melepas Bale, Reguilon, Ceballos, dan pemain lainnya. Kebijakan seperti ini sulit untuk ditiru tanpa kekuatan nama besar, citra klub, dan ketegasan pemimpin. Real Madrid tidak perlu membeli banyak pemain mahal untuk menjadi “pemenang” di bursa transfer musim panas kali ini.

BACA JUGA Kisruh Real Madrid dan Gareth Bale: Ketika Orang Mabuk Angka atau tulisan lainnya dari Yamadipati Seno.

Exit mobile version