Persija Jakarta dan Marko Simic vs Skuat Fleksibel Barito Putera

Persija Jakarta vs Barito Putera pentingnya Marko Simic MOJOK.CO

MOJOK.CO Marko Simic adalah jenis striker yang mampu mengangkat performa Persija Jakarta secara keseluruhan. Mereka akan diladeni fleksibilitas Barito Putera.

Persija Jakarta, juara bertahan Liga 1 langsung dihadapkan kepada dua kesulitan ketika membuka perjalanan mereka musim ini. Melawan Barito Putera, Macan Kemayoran berhadapan dengan fakta bahwa mereka tidak pernah bisa menang di kandang Barito Putera. Tiga pertandingan terakhir di rumah Barito selalu berakhir dengan kekalahan.

Sudah tidak perlu saya jelaskan kalau di sepak bola Indonesia, sejarah dan faktor tuan rumah itu punya andil besar dalam setiap kemenangan. Ya meskipun musim ini sedikit menurun persentasenya ketika Persela Lamongan justru kalah dengan skor 1-5 dari Madura United. Benteng Surajaya tumbang sejak hari pertama. Motivasi untuk juara bertahan?

Keuntungan Persija Jakarta adalah beberapa tim yang musim lalu kejar-kejaran di papan atas kalah di laga pembuka. Persebaya Surabaya dan Persipura Jayapura tumbang, dan PSM Makassar belum bermain. PSM akan menjamu Semen Padang, bukan lawan sembarangan. Namun, Juku Eja punya modal motivasi yang besar setelah performa apik di AFC Cup di mana mereka mengalahkan Lao Toyota dengan skor 3-0.

Yang perlu diperhatikan Persija Jakarta adalah tim-tim tradisional calon juara sudah mengantongi poin tiga. Persib Bandung, Bali United, dan Madura United, ditambah kejutan PSS Sleman yang mengalahkan Arema FC. Tim-tim ini menunjukkan performa yang apik di atas lapangan. Jika mereka konsisten, keseruan dan poin rapat seperti musim lalu akan terulang.

Ketika dihadapkan dengan situasi yang tidak terlalu nyaman, skuat Persija Jakarta sudah bisa memainkan Marko Simic. Terkadang, keberadaan satu pemain bisa sangat memengaruhi performa keseluruhan. Barcelona dengan Lionel Messi dan Manchester United dengan Sir Alex Ferguson. Ahh maaf yang kedua tolong nggak usah dipedulikan.

Marko Simic adalah pembeda. Terlepas dari “kasus lendir” yang menjadi pengganjal, tidak bisa dimungkiri, kalau Marko Simic adalah salah satu penyelesai peluang terbaik di liga, untuk saat ini. Apalagi, ketika bertandang ke Barito Putera, pemain asal Kroasia itu sudah dalam kondisi kebugaran 100 persen. Tinggal ide pelatih dan mental saja yang akan menentukan apakah kualitas Simic bisa dimaksimalkan.

Mengapa Marko Simic sangat penting bagi Persija Jakarta?

Marko Simic paham betul cara memanfaatkan kemampuan individu. Misalnya, kemampuan duel udara dan menahan bola vertikal. Sadar bahwa ia unggul di dua aspek tersebut, Simic cukup sering turun mendekati lingkaran tengah, baik ketika membangun serangan dari bawah menggunakan bola datar atau udara.

Pemosisian diri ini penting bagi proses menyerang. Mengapa? Ketika berdiri di antara dua lini (lini tengah dan lini bertahan), pemain lawan akan masuk ke dalam situasi berisiko tinggi.

Jika bek tengah mengikuti pergerakan penyerang Persija Jakarta, maka akan tercipta ruang kosong di lini pertahanan. Jika tidak diikuti, penyerang lawan akan dapat menerima bola di ruang yang lega. Ia bisa dengan mudah menyebar umpan menuju dua sisi lapangan, atau melakukan penetrasi langsung ke dalam kotak penalti.

Banyak yang kurang mengapresiasi keberadaan Simic karena ia “hanya” seorang Target Man, bukan penyerang dengan tabungan banyak trik dan punya kecepatan tinggi sepeti Greg Nwokolo atau Emanuel De Porras.

Namun, banyak yang tak memahami bahwa penempatan posisi adalah senjata paling berbahaya bagi seorang striker. Gol tembakan salto Simic di final Piala Presiden 2018 menjadi bukti. Tak hanya soal caranya menendang yang berbahaya, namun pergerakan awal untuk membebaskan dirinya dari tekanan lawan sehingga proses menendang salto tersebut tak diganggu.

Aspek lain yang menunjang kemampuan Marko Simic adalah teknik dasar seorang penyerang yang matang. Sama seperti Bambang Pamungkas muda, keduanya punya dua kaki yang hidup dan mampu melepas tembakan dari sudut yang sulit.

Tentu masih segar dalam ingatan Jak Mania terkait proses gol pertama Bambang Pamungkas di laga final Ligina 2001 ke gawang PSM Makassar. Menerima umpan dari lapangan tengah, Bambang berani menggiring bola masuk ke dalam kotak penalti. Sadar dirinya tidak ditekan oleh bek lawan, Bambang memindahkan bola dari kaki dominannya (kaki kanan) ke kaki kiri. Lantas, dengan luwes, Bambang melepas “tembakan pisang” menggunakan kaki kiri sebelah dalam ke arah tiang jauh, menjauhi jangkauan kiper.

Simic juga begitu. Dua kaki yang hidup, ditambah pemosisian diri yang baik, penyerang berusia 31 tahun tersebut hampir selalu bisa melepas tembakan dari depan kotak penalti meski ditekan lebih dari satu lawan.

Tinggi badan yang mencapai 180 sentimeter dan bangun fisik yang kokoh tak hanya membuat dirinya tangguh ketika kontak fisik dengan lawan. Dua aspek tersebut memberi keseimbangan ketika kuda-kuda untuk melepas tembakan diganggu oleh lawan. Dirinya menjadi terlihat begitu tangguh.

Luwesnya skuat Barito Putera

Jika keberadaan satu pemain mampu mengangkat performa satu tim Persija, Barito Putera punya cara pandang yang berbeda. Well, saya tak mungkin tahu secara pasti isi kepala Jacksen F. Tiago. Namun, melihat sekilas skuat yang ada, saya membayangkan pertukaran posisi pemain yang cepat, luwes, dan cerdik memanfaatkan ruang.

Pemain-pemain seperti Rizky Rizaldi Pora, Bayu Pradana, Evan Dimas, Friska Womsiwor, Samsul Arif, dan Rafael Silva adalah para penjelajah. Pertukaran posisi yang cepat, muncul secara tiba-tiba dari lini kedua akan menjadi pemandangan yang sangat menarik.

Terutama Rafael Silva. Menonton video pemain baru ini membuat saya kagum. Sentuhan pertama striker asal Brasil ini sangat mulus. bagi striker yang durasi memegang bola bisa tak lebih dari lima menit rata-rata, sentuhan pertama sangat menentukan. Jika buruk, bola tak bisa dikontrol dengan baik dan segala peluang bakal terbuang.

Sentuhan pertama yang mulus memungkinkan striker untuk menempatkan bola ke mana saja ia suka. Mau sontekan ke sudut gawang, melepas tendangan keras, atau menciptakan final ball untuk pemain lain. Corak Rafael Silva ini, berdasarkan video yang saya tonton, saya cocok dengan komposisi Barito Putera.

Ketika tim utama Barito Putera bisa konsisten dan bebas dari cedera, skuat ini sangat menjanjikan. Skuat yang muda, berteknik, dan bisa bermain sambil berpikir, maka seharusnya Barito bisa berbicara banyak musim ini.

Exit mobile version