Mesut Ozil, Maulid Nabi Muhammad Sebagai Tanda Penyempurnaan Akhlak, dan Usaha Menjadi Manusia Altruistik

Mesut Ozil, Maulid Nabi Sebagai Tanda Penyempurnaan Akhlak, dan Usaha Menjadi Manusia Altruistik MOJOK.CO

Mesut Ozil, Maulid Nabi Sebagai Tanda Penyempurnaan Akhlak, dan Usaha Menjadi Manusia Altruistik MOJOK.CO

MOJOK.COIni semua adalah usaha Mesut Ozil untuk berlutut di depan hikmah terbaik dari Islam dan tercermin dari peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Mari melupakan perdebatan antara Mesut Ozil dan Arsenal barang sejenak. Di hari yang baik ini, di hari Maulid Nabi Muhammad SAW 2020, mari melihat sosok Mesut Ozil sebagai sebuah usaha menyempurnakan akhlak dan simbol manusia altruistik.

Pemberitaan tentang konflik penuh misteri antara Mesut Ozil dan Arsenal, bagi saya, sudah terlalu banyak. Banyak analisis bagus yang bisa kamu baca. Banyak pula dugaan-dugaan panas yang belum tentu benar. Intinya, selain Ozil, Arsenal, dan Tuhan, tidak ada yang tahu duduk perkara sebenarnya.

Sebelum semakin tenggelam ke dalam rawa ketikdaktahuan, mari lupakan sejenak perkara duniawi itu. Mari melihat ke sudut lain, ke sebuah sudut di mana seorang Mesut Ozil berusaha menjalankan amalan yang dia pelajari. Sebuah usaha menjadi manusia yang lebih baik lewat ajaran Islam.

Sebagai pemeluk Katolik, saya tidak banyak mengingat pasal atau hukum di dalam Kitab Suci. Satu hal yang selalu saya ingat adalah Hukum Cinta Kasih. Salah satu ajaran di dalam hukum tersebut berbunyi sederhana sekali, yaitu kasihilah sesamamu manusia seperti mengasihi diri sendiri.

Sebuah hukum yang saya yakin ada di semua agama dan kepercayaan, hanya berbeda penyebutan saja. Sampai titik ini, saya selalu yakin tujuan akhir semua agama dan kepercayaan adalah kehidupan yang lebih baik di mana toleransi, tenggang rasa, welas asih, dan kepasrahan menjadi tiang-tiang penyangga.

Membaca sejarah dan hikmah yang terkandung di dalam peringatan hari Maulid Nabi Muhammad SAW, bayangan kehidupan Mesut Ozil muncul begitu saja di dalam kepala saya. Bukan ingin menyamakan Nabi dengan seorang manusia. Sosok Ozil muncul karena kebaikan-kebaikan yang dia buat tidak akan dilupakan dunia.

Ahmadi Fathurrohman Dardiri, Dosen Tafsir Fakultas Syariah IAIN Surakarta, menjelaskan hikmah peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. “Maulid artinya kelahiran, sementara Maulud itu artinya orang yang dilahirkan,” jelas Ahmadi Fathurrohman.

Beliau menambahkan, ketika Maulid, selain mengenang warisan Nabi yakni Al-Quran, hadis, dan sunah, kita juga harus ingat bahwa Nabi juga mewariskan ajaran soal akhlak. “Nabi pernah menyampaikan: “Aku tidak lain diutus untuk menyempurnakan akhlak.”

Gus Baha, ulama dari Rembang, menjelaskan bahwa Maulid Nabi Muhammad adalah saat yang tepat untuk mengingat kembali sifat-sifat Nabi.

“Lewat Maulid Nabi Muhammad, umat Islam bisa mengenang tentang sosok, figur dan perjuangan Nabi Muhammad SAW yang penuh perjuangan dan memberi suri tauladan yang luar biasa. Misalkan deskripsi tentang sifat welas asih Nabi Muhammad yang penyayang, cenderung diam ketika disakiti, dan tidak pendendam terhadap musuh,” terang Gus Baha.

Saya tidak berani bilang bahwa Mesut Ozil adalah muslim yang taat. Saya tidak punya kapasitas untuk menilai kualitas keimanan seseorang. Namun, dari aksi kemanusiaan yang dia lakukan, saya yakin kalau itu adalah wujud kepatuhannya kepada ajaran agama dan inspirasi dari kebaikan-kebaikan Nabi Muhammad SAW.

Mesut Ozil memilih diam ketika masalahnya dengan Arsenal sedang begitu panas menjadi berita utama. Dia baru memutuskan untuk bicara pada waktu yang tepat. Ketika pemberitaan tidak lagi terlalu panas, untuk mempertanyakan sikap banyak orang. Ketika ada pemain yang juga menolak pemotongan gaji, mengapa dirinya yang seakan-akan sendirian melakukan “pembangkangan”.

Ketika suara keprihatinan untuk muslim Uighur dibungkam oleh pemerintah Cina dan Arsenal menjaga jarak, Ozil hanya diam. Pada titik tertentu, aksi diam ini memicu banyak kontroversi dan perdebatan. Namun, di sisi lain, jawaban yang dilontarkan secara serampangan juga tidak punya makna.

Ketika pandemi menyerang dunia dan dirinya “diasingkan” oleh Arsenal, Mesut Ozil tidak berhenti untuk “sayang” kepada semua orang. Setiap hari, Ozil dan timnya, menyiapkan 1.400 makan siang untuk 11 sekolah di area London Utara sejak Maret 2020. Jumlah sekolah yang akan dibantu terus bertambah setiap harinya.

Selain beramal di sekolah-sekolah, Ozil juga berkontribusi dalam aksi menyediakan makana sehat untuk pengungsi dan organisasi penampung tunawisma di London Utara sejak April 2020. Makanan ini disalurkan setiap tiga hari sekali. Beberapa organisasi kemanusiaan yang dibantu Ozil, antara lain Colindale Foodbank, Unitas Barnet Youth Zone, Barnet Refugee Service, Homeless Action Barnet, dan Burnt Oak Women’s Group.

Tidak hanya di London Utara, selama ini, Mesut Ozil juga berpartisipasi di kegiatan amal Big Shoes Project. Kegiatan amal yang diinisiasi di Jerman ini bertujuan untuk membantu biaya operasi besar bagi anak-anak yang membutuhkan di seluruh dunia. Ozil berhasil mengajak Paul Pogba dan Antonio Rudiger masuk ke dalam proyek amal ini.

Jadi, apakah banyaknya aksi amal ini yang membuat Mesut Ozil menolak pemotongan gaji? Supaya anak-anak dan mereka yang membutuhkan tidak kekurangan dan kelaparan? Saya tidak tahu. Beberapa bulan yang lalu, Ozil dikabarkan menolak pemotongan gaji karena Arsenal gagal menjelaskan uang yang sudah dipotong akan dialokasikan untuk apa.

Yah, sekali lagi, jika melepaskan semua kekisruhan yang terjadi, aksi amal Ozil adalah wujud nyata akan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Tentang cara manusia untuk menyempurnakan akhlak dengan berbuat baik untuk semua orang tanpa memandang perbedaan. Tentang usaha manusia untuk menunjukkan welas asih hatinya dan perhatian penuh kepada mereka yang membutuhkan.

Mesut Ozil adalah wujud perjuangan manusia menghidupi konsep altruisme, yang dikonsep oleh Auguste Comte. Altruisme adalah perhatikan terhadap kesejahteraan orang lain tanpa memerhatikan diri sendiri.

Manusia yang hidup dalam konteks altruisme atau altruistik mempunyai niat tulus untuk menolong, berguna untuk sesama, dan meningkatkan kesejahteran tanpa pamrih atau mengharapkan imbalan. Moralitas altruistik tidak sekadar mengandung kemurahan hati atau belas kasihan. Nilai ini diresapi dan dijiwai oleh kesukaan memajukan sesama tanpa pamrih.

Pada akhirnya adalah kebahagiaan duniawi dan akhirat. Ujungnya adalah usaha menyempurnakan akhlak seperti pesan mulai dari Maulid Nabi Muhammad SAW. Pada akhirnya, ini semua adalah usaha Mesut Ozil untuk berlutut di depan ajaran dan hikmah terbaik yang diajarkan Islam dan dikumandangkan Nabi Muhammad SAW.

Selamat Maulid Nabi Muhammad SAW 2020 untuk teman-teman muslim yang merayakan. Semoga berkah keselamatan, kesehatan, dan kebahagiaan melimpahi sepanjang jalan kehidupan kita semua. Amin.

BACA JUGA Aksi Mesut Ozil Mencium Roti, Aksi Kemanusiaan yang Terkadang Dilupakan dan tulisan-tulisan lainnya dari Yamadipati Seno.

Exit mobile version