Mesut Ozil Menjawab Tuduhan Dusta Setelah Bertemu dengan Erdogan

MOJOK.COSetelah dicurigai dan dianggap penuh dusta, Mesut Ozil mengklarifikasi pertemuannya dengan Erdogan. Apa yang sebenarnya terjadi?

Sebelum Piala Dunia 2018 sepak mula, Mesut Ozil menjadi bulan-bulanan media Jerman setelah dirinya berpose dengan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan di London. Sebetulnya, Ozil dan Erdogan tidak berpose sendirian. Ada Ilkay Gundogan dan Cenk Tosun yang ikut tersenyum manis ketika fotografer bilang, “Senyum ya…1…2…3…cekrek!”

Namun, namanya juga salah satu pesepakbola paling kesohor di dunia, hanya Mesut Ozil yang diserang oleh media-media Jerman. Keadaan semakin runyam ketika timnas Jerman bermain sangat buruk di Piala Dunia 2018. Dari catatan statistik, Mesut Ozil tidak bermain terlalu buruk. Namun, cap pemain malas meski sangat tidak benar itu sudah kadung menempel, playmaker milik Arsenal itu menjadi kambing hitam.

Foto tersebut dianggap sebagai alat kampanye Erdogan dalam usahanya melanjutkan pemerintahan selama 15 tahun di Turki. Ada setidaknya 1,2 juta orang keturunan Turki di Jerman yang bisa memberikan suaranya ketika pemilu. Masalah kedua adalah hubungan Turki dan Jerman sedang memanas untuk satu tahun ini setelah penahanan jurnalis berdarah Turki-Jerman, Deniz Yücel yang akhirnya sudah dibebaskan. Ingat juga, baik Mesut Ozil maupun Gundugan menjadi salah satu contohan integrasi budaya di Jerman yang sukses.

Juru Bicara Kanselir, Steffen Seibert, berkomentar bahwa foto tersebut “menimbulkan banyak pertanyaan dan melahirkan kesalahpahaman”. Senada dengan Steffen Seibert, Ketua PSSI-nya Jerman, Reinhard Grindel menegaskan bahwa foto tersebut sungguh tidak layak.

Ozil sendiri memilih untuk tidak langsung memberikan komentar. Mantan pemain Real Madrid tersebut menunggu situasi mereda. Setelah dirasa sudah saatnya, Minggu (22/7), lewat akun Twitter pribadinya, Ozil menyampaikan alasan dirinya mau berpose bersama Erdogan.

“Seperti kebanyakan orang, nenek moyang tidak hanya berasal dari satu negara saja. Sementara saya tumbuh besar di Jerman, latar belakang keluarga saya punya akar Turki. Saya punya dua hati, satu Jerman dan satunya Turki. Sejak kecil, ibu saya mengajari untuk selalu menghargai dan tidak boleh melupakan asal muasal saya, dan sampai sekarang nilai ini selalu saya pegang,” tegas Mesut Ozil.

“Mei yang lalu, saya bertemu dengan Presiden Erdogan di London, ketika menghadiri acara amal dan edukasi. Kami pertama kali bertemu pada tahun 2010 ketika beliau dan Angela Markel menonton laga Jerman vs Turki bersama-sama di Berlin. Sejak saat itu, kami sering bertemu secara tidak sengaja di banyak tempat di dunia. Saya tahu jika foto kami menjadi pemberitaan besar di media Jerman, dan sementara banyak orang menuduh saya berbohong atau penuh dusta, foto kami tidak memuat intensi politik,” lanjut Ozil.

Mesut Ozil melanjutkan dengan memberi penegasan bahwa ia selau mengingat ajaran ibunya untuk tidak melupakan nenek moyang, warisan, dan tradisi keluarga. Ozil mau berfoto dengan Erdogan lantaran itu usahanya menghormati pemimpin tertinggi dari negara asal keluarganya.

“Pekerjaan saya adalah sebagai pesepakbola, bukan politikus, dan pertemuan kami bukan sebuah bentuk dukungan politik. Faktanya, ketika kami bertemu, topik obrolan masih sama, yaitu sepak bola lantaran beliau juga pemain sepak bola di masa mudanya.”

Kakek dari Mesut Ozil bermigrasi dari Turki ke Jerman sekitar 40 tahun yang lalu. Ia menjadi salah satu gastarbeiter atau buruh imigran yang banyak dibutuhkan untuk menjalankan roda industri Jerman. Banyak keluarga Ozil yang mendapatkan penghidupan yang layak dengan menjadi buruh imigran. Setidaknya, kehidupan menjadi stabil dari sisi keuangan.

Memang, status atau gelar selalu menempel kepada manusia sejak ia mendapatkannya. Meski Mesut Ozil menegaskan posenya dengan Erdogan tidak terkait politik, namun melupakan status Erdogan sebagai presiden sangat sulit dilakukan. Apalagi, ketika kita melihat latar belakang hubungan Jerman dan Turki yang sempat memanas ditambah timnas Jerman tidak berprestasi di Rusia 2018. Media, dan banyak orang yang mudah gelap mata, butuh pelampiasan.

Paling tidak, dengan semangat menghargai pendapat orang lain, pernyataan Mesut Ozil seharusnya bisa menutup kontroversi yang terjadi. Jika kamu dan banyak orang lain masih marah karena ia bertemu dengan Erdogan, ya terserah saja. Mungkin ada masalah di dalam kepalamu yang mudah curiga dan berprasangka.

Exit mobile version