Inilah 8 Pemain Muda yang Akan Bersinar di Piala Dunia 2018

Pemain-Muda-Bersinar-MOJOK.CO

[MOJOK.CO] Inilah 8 pemain muda yang bakal bersinar di Piala Dunia 2018.

Tampil sempurna di ajang Piala Dunia sungguh tiada mudah. Bahkan, beberapa pemain ternama pun tak selalu bisa diharapkan. Oleh sebab itu, ketika satu pemain bisa tampil menonjol, apalagi jika berkategori pemain muda, Piala Dunia menjadi lebih menarik.

Pemain-pemain muda yang termasuk di dalam daftar ini masih berusia 23 tahun atau di bawahnya dan rata-rata baru akan merasakan Piala Dunia perdana mereka di Rusia 2018 nanti.

1. Joshua Kimmich (23 tahun)

Ketika Philipp Lahm memutuskan pensiun, tak hanya Bayern Munchen yang didera kekhawatiran. Menggantikan pesepak bola yang dianggap sebagai salah satu yang jenius oleh Pep Guardiola tentu bukan perkara mudah. Namun, Tuhan memberi berkah kepada dua entitas tersebut lejitan sosok bernama Joshua Kimmich.

Posisi asli Kimmich adalah gelandang bertahan dengan cara bermain yang sangat spesifik, yaitu deep playmaker. Usia muda seperti tertutup ketika menikmati penampilan Kimmich. Ia terlihat sangat dewasa, jeli melihat situasi, dan mampu mengambil keputusan dengan cepat. Kemampuan yang membuat perubahan posisinya menjadi bek kanan menjadi lebih lancar.

Bermain sebagai bek kanan tidak menutup potensi Kimmich. Meski pernah mengaku tidak terlalu nyaman, Kimmich bermain seperti layaknya bek kanan veteran. Ia begitu matang mengambil keputusan, kapan harus menyerang, atau kapan harus bertahan. Sisi kanan Jerman sudah aman berada di tangan Kimmich.

2. Gabriel Jesus (20 tahun)

Ketika era Fred dan Luiz Fabiano sudah paripurna, lini depan Brasil kehilangan kekuatan. Ketika keduanya tidak maksimal, Brasil terlalu bergantung kepada gelandang serang seperti Neymar atau Oscar, seperti di Piala Dunia 2014 yang lalu. Ketika keduanya tidak maksimal, Brasil sungguh kesulitan berkreasi di depan gawang lawan.

Oleh sebab itu, munculnya Gabriel Jesus merupakan berkah tersendiri. Pesepak bola berusia 20 tahun tersebut terbukti sangat cocok dengan gaya bermain Neymar, Philippe Coutinho, Willian,  tiga dinamo dari lini serang. Gabriel Jesus adalah tipe poacher atau penyelesai peluang yang efektif.

Namun jangan salah, visi bermain yang matang membuatnya bisa mengkreasikan peluang dari lini kedua. Efektif dan kreatif, membuat Gabriel Jesus menjadi pilihan yang menarik untuk Rusia 2018. Bakal menarik melihat Gabriel Jesus berlomba dengan Roberto Firmino, striker Brasil lainnya yang juga tengah berada dalam performa terbaik bersama Liverpool.

3. Marco Asensio (22 tahun)

Menembus tim utama Real Madrid bukan perkara mudah, terutama ketika ada Cristiano Ronaldo, Karim Benzema, dan Gareth Bale. Bahkan ketika ketiganya tidak bermain apik pun, tekanan manajemen untuk selalu memainkan ketiganya membuat pemain muda kesulitan mendapatkan menit bermain.

Oleh sebab itu, ketika si pemain muda bisa bermain sangat baik, lagi konsisten, tentu ada sesuatu yang istimewa. Marco Asensio, tidak membuang kesempatan dengan tampil maksimal ketika mendapatkan kesempatan.

Asensio menyuguhkan semua aspek yang dibutuhkan untuk bermain di lini serang Spanyol. Kreatif, berteknik tinggi, punya daya juang, dan bermental juara. Satu hal yang menguntungkan Asensio adalah skuat timnas Spanyol diisi banyak pemain Madrid. Kesepahaman cara bermain tentu memudahkan Asensio untuk tampil apik.

4. Kylian Mbappe (19 tahun)

Inilah pesepak bola muda termahal di dunia. Namanya sudah menjadi sensasi ketika menjadi elemen penting dari keberhasilan AS Monaco mencapai babak semifinal Liga Champions musim lalu. Hanya lini belakang super solid dari Juventus yang pada akhirnya bisa menghentikan Mbappe mencapai babak final.

Mbappe adalah sosok pesepak bola yang paling enggan dihadapi para pemain belakang. Pemain berusia 19 tahun tersebut punya akselerasi mumpuni, teknik menggiring bola yang prima, kemampuan mengkreasikan peluang, dan tajam di depan gawang lawan.

Mbappe akan melengkapi lini depan Prancis yang sudah disesaki pemain-pemain berkaliber besar, seperti Antoine Griezmann, Alexandre Lacazette, dan Olivier Giroud. Mbappe akan memberi dimensi yang berbeda. Pun dengan segala kemampuannya, pemain Paris Saint-Germain tersebut bisa menjadi “pembeda” ketika dibutuhkan.

5. Dele Alli (21 tahun)

Kekuatan terbesar dari Dele Alli adalah setumpuk pengalaman bermain di salah satu kompetisi paling ketat di dunia, Liga Primer Inggris. Bagi pemain muda, pengalaman seperti ini, setidaknya menjadi 50 persen bekal untuk tampil di kompetisi dengan intensitas yang tinggi seperti Piala Dunia nanti.

Boleh dibilang, Alli adalah salah satu pemain terbaik untuk kategori usia di bawah 23 tahun. Matang adalah kata paling tepat untuk menggambarkan kualitas gelandang serang Tottenham Hotspur tersebut. Sementara itu, visi dan kemampuan membaca arah permainan adalah sampiran yang paling tepat.

Seperti Mbappe, pemain kelahiran Milton Keynes ini juga punya potensi untuk menjadi pembeda. Ketika segala sorotan diarahkan kepada Harry Kane sebagai striker timnas Inggris, Dele Alli bisa menjadi solusi.

6. Goncalo Guedes (21 tahun)

Namanya sempat tenggelam ketika memutuskan untuk menerima pinangan Paris Saint-Germain pada musim 2016/2017. Padahal, sebelumnya, Goncalo Guedes disebut sebagai anggota “generasi emas gelombang kedua” milik Portugal bersama Andre Silva dan Renato Sanchez. Sadar dirinya perlu waktu bermain, Guedes menerima tawaran bermain untuk Valencia dengan status pinjaman.

Dan keputusannya bergabung dengan Valencia sungguh tepat. Menit bermain yang melimpah membantu Guedes mengembangkan potensinya. Pemain berusia 21 tahun ini punya posisi natural seperti Cristiano Ronaldo, yaitu penyerang sayap sebelah kiri. Ia diberkahi dengan teknik olah bola yang mumpuni. Kurang lebih seperti Ronaldo muda.

Guedes melengkapi dirinya dengan ketajaman dan kemahiran mengkreasi peluang. Piala Dunia bisa menjadi panggung bagi Guedes. Kematangan yang terlihat, bisa jadi, membuat Guedes sejajar dengan Dele Alli dan Joshua Kimmich sebagai pesepak bola terbaik untuk kategori usia di bawah 23 tahun.

7. Hirving Lozano (22 tahun)

Hirving Lozano mengambil langkah bijak ketika memilih tawaran PSV Eindhoven, klub dari Belanda. Padahal, saat itu, beberapa tim Eropa lainnya, yang bermain di kompetisi yang lebih terkenal, menyatakan tertarik. Lozano memilih klub yang sesuai dengan kebutuhannya, yaitu menit bermain dan kebebasan.

Sosok Lozano menunjukkan kembali kepada dunia makna bersenang-senang di atas lapangan hijau. Melihat cara Lozano bermain, seperti ada kilas Alexis Sanchez di sana. Ia ulet mempertahankan bola, bernyali besar untuk berduel dengan siapa saja meski kalah secara fisik, dan berani mengambil risiko.

Sama seperti Marco Asensio dengan timnas Spanyol, Lozano terbantu dengan ciri khas Meksiko ketika bermain di kompetisi seperti Piala Dunia. Meksiko dan Lozano adalah gambaran ketangguhan, serangan balik cepat, dan keberanian. Sebuah senjata mematikan untuk meladeni tim-tim yang gemar menguasai bola lama-lama.

8. Alex Iwobi (21 tahun)

Saudara dari legenda Nigeria, Jay-Jay Okocha ini seperti berubah ketika bermain untuk timnas, dibandingkan apabila Alex Iwobi bermain untuk Arsenal.

Iwobi terlihat lebih kalem, percaya diri, dan lebih rajin. Tiga hal yang tak selalu bisa ditunjukkan Iwobi ketika bermain untuk The Gunners. Tiga hal itulah yang membuat Iwobi menjadi salah stau kunci keberhasilan Nigeria lolos ke Piala Dunia 2018. Ia mendapatkan kepercayaan penuh dari rekan-rekannya.

Kepercayaan ini sungguh penting untuk pemain muda yang bermain di Piala Dunia. Artinya, Anda tak mendapatkan beban yang tak perlu, misalnya untuk selalu tampil tanpa cela. Bermain lepas, Iwobi bisa menjadi ancaman bagi banyak negara yang meremehkan Nigeria. Ia ulet mempertahankan bola dan kreatif.

Exit mobile version