Hector Bellerin Lebih Mudah Dijual Arsenal Ketimbang Lacazette

Hector Bellerin Lebih Mudah Dijual Arsenal Ketimbang Lacazette MOJOK.CO

Hector Bellerin Lebih Mudah Dijual Arsenal Ketimbang Lacazette MOJOK.CO

MOJOK.COMelihat Hector Bellerin pergi memang menyakitkan. Dia yang setia dan pernah menjadi bagian integral dari Arsenal. Namun, perubahan itu keniscayaan.

Rumus transfer, biasanya, selalu sama. Untuk membeli pemain baru, sebuah klub harus “membebaskan” dua hal, yaitu keberadaan dana untuk membeli dan porsi gaji. Mengikuti rumus tersebut, Arsenal memang lebih mudah menjual Hector Bellerin ketimbang Alexandre Lacazette.

Tolong cermati paragraf di atas, di mana saya menggunakan kata “biasanya”. Mengapa begitu? Karena terkadang, di dalam aktivitas transfer muncul satu lagi rumus, yaitu kebutuhan tim. Meskipun bisa menjual pemain dengan mudah, ada kemungkinan Arsenal tidak melakukannya karena kebutuhan tim, misalnya yang terjadi kepada Lacazette.

Sementara itu, terkait kebutuhan tim, nama Hector Bellerin memenuhi semua kriteria untuk bisa dijual. Meskipun kita tahu, opsi pertama yang sudah ditegaskan Mikel Arteta adalah mempertahankan bek kanan asal Spanyol tersebut. Namun, ditegaskan pula oleh David Ornstein, jika tawaran dengan nilai yang pantas akhirnya datang, Bellerin bisa saja dijual.

Izinkan saya menjelaskan hal-hal yang sebetulnya sudah sangat jelas ini….

Mikel Arteta butuh gelandang baru, bisa membeli satu atau dua sekaligus, setelah Dani Ceballos dipastikan kembali ke Arsenal. Dua pemain yang masuk ke dalam daftar pembelian sudah diketahui secara luas. Yang dibutuhkan The Gunners adalah sejumlah dana dan ketersediaan porsi gaji.

Saat ini, Hector Bellerin menerima gaji 110 ribu paun per pekan. Sementara itu, Lacazette menerima 180 ribu paun per pekan. Di atas kertas, menjual Lacazette akan membebaskan lebih banyak porsi gaji untuk satu pemain berkualitas. Bahkan, Lacazette bisa digunakan dalam model pertukaran pemain.

Namun, kebutuhan tim memaksa Arsenal untuk tidak gegabah melakukannya. Jika kamu mencermati cara bermain Arsenal, striker seperti Lacazette sangat dibutuhkan. Tidak ada lagi striker, selain Eddie Nketiah dengan atribut yang sama. Tidak mungkin juga klub berjudi dengan mengandalkan Nketiah selama satu musim penuh.

Lacazette adalah jenis striker yang kita kenal dengan istilah “jago jadi pemantul”. Ada analisis yang lebih kompleks, tetapi kita pakai saja istilah yang sudah umum. Striker asal Prancis itu sering turun ke bawah untuk menerima bola, dan mensirkulasikannya ke sisi lapangan. Ketika Laca turun ke bawah, dua penyerang sayap di dua sisi bisa masuk ke dalam.

Silakan cermati lagi gol pertama Arsenal ke gawang Manchester City di semifinal Piala FA. Nah, seperti itu gambarannya. Cara bermain seperti ini dibutuhkan Mikel Arteta. Karena tidak ada lagi striker yang bisa bermain seperti ini, tidak pula Aubameyang, Arsenal tidak boleh gegabah melepasnya.

Beda urusan dengan Hector Bellerin. Kita tahu, di pos bek kanan, ada tiga pemain yang mengantre untuk menjadi pilihan pertama. Secara teknis, tidak ada yang salah dari Hector Bellerin, meskipun kemampuannya sudah sangat berbeda dibandingkan tiga tahun yang lalu. Arteta pun masih percaya dengan atribut yang dia miliki.

Namun, faktanya, atribut yang dia miliki memang “terbatas”. Sebagai bek kanan, Hector Bellerin tidak lagi memiliki akselerasi yang menjadi dasar permainannya. Pengalaman, determinasi, dan mentalnya semakin bagus. Namun, untuk bermain di skema yang lebih kompleks, Ainsley Maitland-Niles lebih kompatibel.

Ketika dimainkan sebagai bek sayap kiri, Ainsley Maitland-Niles menjalankan peran yang sangat kompleks. Ketika segmen menyerang, dia akan masuk ke tengah seperti layaknya gelandang. Pergerakan ini mengizinkan Kieran Tierney untuk melebar, mengisi tempatnya sebagai bek sayap kiri.

Pergerakan Ainsley Maitland-Niles ke tengah lapangan, yang disusul perpindahan posisi Tierney (dari bek tengah kiri ke bek sayap kiri), membuat Aubameyang (dari posisi penyerang sayap kiri) bisa bergerak ke tengah (mendekati kotak penalti) lebih leluasa. Semoga usaha saya menyederhanakan sistem ini bisa dipahami.

Ketika segmen bertahan dimulai, Ainsley Maitland-Niles kembali menjadi bek sayap kiri, sementara Tierney ke bek tengah sebelah kiri. Tanpa kecerdasan menghitung timing dan pembacaan akan ruang, mengerjakan tugas kompleks seperti ini akan sulit sekali. Aplikasikan proses perpindahan ruang ini di sisi kanan dan kamu akan mendapatkan bek sayap multifungsi.

Nah, dari sisi kebutuhan tim, Hector Bellerin lebih bisa dikorbankan ketimbang Lacazette. Tawaran awal PSG untuk Bellerin ada di angka 20 juta paun. Sementara itu, Arsenal mematok 35 juta paun. Selisihnya tidak begitu jauh dan Ornstein menegaskan proses transfer masih berjalan dan bukan tidak mungkin kepindahan bisa terjadi dalam waktu dekat.

Jika kesepakatan terjadi di angka 30 juta paun, ditambah penjualan Papa Sokratis, Lucas Torreira, dan Sead Kolasinac, Arsenal akan mendapatkan dana segar, ditambah porsi gaji yang lebih besar. Pada titik tertentu, Arsenal harus berhitung dengan waktu supaya pemain incaran tidak digondol tim lain. Oleh sebab itu, penjualan Hector Bellerin menjadi masuk akal.

Seperti Mesut Ozil, nama Hector Bellerin akan selalu memecah fans menjadi dua kubu. Namun, pada titik tertentu, semua fans harus bisa menepikan “romantisme” dan berpikir objektif. Kebutuhan tim harus selalu yang paling utama. Tidak ada patokan lain. Toh pada akhirnya, kebahagiaan tim juga kebahagiaan fans.

Melihat Hector Bellerin pergi memang menyakitkan. Dia yang setia dan pernah menjadi bagian integral dari Arsenal. Namun, pada titik tertentu, pengorbanan juga bagian dari kasih sejati. Untuk kebaikan yang lebih besar, iklas dan bersabar adalah syarat utama. Tidak ada yang abadi di sepak bola selain perubahan itu sendiri.

BACA JUGA Bellerin Layu, Bukayo Saka Mekar: Zaman Berjalan, Arsenal Mengejan atau tulisan Yamadipati Seno lainnya.

Exit mobile version