Dari Ibrahimovic Hingga Luis Figo, Inilah Para Sandiaga Uno di Lapangan Hijau

MOJOK.CO – Tema “pengkhianatan” tidak hanya terjadi di panggung politik seperti Sandiaga Uno. Tema panas ini juga sering terjadi di sepak bola. Tidak percaya?

Hari ini, Kamis (9/8) adalah kesempatan terakhir sebelum pendaftaran capres dan cawapres untuk pilpres 2019 nanti. Jumat (10/8), jika tidak ada perubahan, akan menjadi hari terakhir pendaftaran pesertan kontestasi politik terbesar di Indonesia. Kubu Jokowi sudah mengerucutkan dua nama untuk menjadi calon pasangan di pilpres. Sementara itu, di kubu Prabowo, ontran-ontran meski hanya sesaat sempat terjadi.

Mesra dengan Partai Demokrat, banyak yang mengira Prabowo akan berpasangan dengan Agus Harimurti Yodhoyono (AHY). Namun, penunjukkan AHY sebagai cawapres Prabowo mendapat resistensi dari para partai koalisis. Suasana semakin panas ketika Andi Arief, Wakil Sekretaris Jenderal Parai Demokrat berkicau lewat akun Twitter pribadinya.

Andi Arief menyebut bahwa Prabowo seperti jenderal kardus, yang kesetiaannya mudah terbeli. Kalimat menyengat dari Andi Arif dilatarbelakangi oleh perubahan mendadak terkait posisi cawapres. Begitu cepat, tanpa disangka, nama Sandiaga Uno menyeruak menjadi calon kuat pendamping Prabowo. Tentu di ihwal pilpres 2019, bukan pendamping yang lain.

Konon, Sandiaga Uno menyerahkan upeti senilai 500 miliar supaya dirinya bisa naik menjadi cawapres Prabowo. Politik uang memang jamak terjadi. Berlaga di panggung politik membutuhkan logistik yang besar. Bukan hanya politik uang yang perlu dicermati. Sandiaga Uno baru saja dilantik sebagai Wakil Gubernur DKI mendampingi Anies Baswedan di bulan Okteber 2017 yang lalu.

Artinya, Sandiaga Uno akan mewariskan banyak masalah kepada Anies dan penggantinya. Yang paling dekat adalah gelaran Asian Games 2018. Kamu tahu, topik perubahan sikap atau kalau boleh saya sebut “pengkhianatan kepada janji” juga jamak terjadi di sepak bola. Banyak pemain yang hijrah ke klub rival dan meninggalkan proyek yang sedang dibangun.

Alasannya sangat beragam. Mulai dari soal kesetiaan, gaji yang lebih besar, terbukanya kesempatan meraih piala, dan lain sebagainya. Mojok Institute merancang sebuah daftar para pemain sepak bola yang bisa jadi menjadi inspirasi Sandiaga Uno untuk meninggalkan “tanggung jawabnya” sebagai Wakil Gubernur DKI.

Zlatan Ibrahimovic

Tidak ada yang meragukan kualitas Zlatan Ibrahimovic di atas lapangan. Namun, untuk soal kesetiaan, keraguan itu sangat berdasar. Tahun 2006, karena skandal Calciopoli, dua gelar Seria A Juventus dicopot. Selain kehilangan dua gelar, Si Nyonya Tua juga didegradasikan ke Serie B. Enggan bermain di liga kasta kedua, Ibrahimovic memaksa manajemen untuk menjual dirinya.

Ibrahimovic bahkan sampai mengancam menempuh jalur hukum apabila manajemen Juventus tidak mau melepas dirinya. Manajemen Juventus sendiri tidak bisa berbuat banyak karena situasi yang membelenggu kaki mereka. Akhirnya, Ibrahimovic dilepas. Kamu tahu klub mana yang menjadi tambatan karier Ibrahimovic selanjutnya? Betul, Inter Milan, musuk terbesar Juventus di Italia.

Enggan bersetia dengan Juventus yang terpuruk, Ibrahimovic angkat kaki. Beberapa tahun kemudian, setelah sempat membela Barcelona, pemain asal Swedia tersebut bergabung dengan AC Milan. Salah satu rival berat Juventus di Serie A. Sebuah “pengkhianatan” yang paripurna. Sandiaga Uno pasti bangga.

Ashley Cole

Mungkin, Ashley Cole adalah pemain pertama yang terlibat saga transfer melibatkan Jose Mourinho. Sudah setuju dengan perpanjangan kontral selama satu musim dengan Arsenal, bek kiri asal Inggris tersebut justru menyeberang ke Chelsea. Pihak Chelsea memang menawarkan gaji yang lebih besar untuk Cole dibandingkan kontrak dari Arsenal.

Konon Cole menganggap bahwa dirinya merasa terhina dengan kecilnya tawaran gaji dari Arsenal. Otomatis, nama Cole menjadi musuh besar fans Arsenal saat itu. Masalah Cole memang sudah mereda, bahkan si pemain menganggap fans sudah memaafkannya. Namun, ketika menyebut nama Cole, sakit hati karena pengkhianatan itu masih terasa.

Emmanuel Adebayor

Masih melibatkan nama Arsenal di sini. Nampaknya klub ini memang rentan disakiti hatinya. Setelah Cole, kali ini Emmanuel Adebayor yang sukses besar membuat namanya menjadi musuh abadi fans Arsenal. Merasa tidak dihargai oleh klub, Adebayor hengkang ke Manchester City yang menawarkan gaji besar.

Adebayor seperti menyulut api unggun yang sudah membara itu ketika berlari menyeberangi lapangan untuk merayakan golnya ke gawang Arsenal di depan Gooners. Aksi yang sungguh sempurna untuk membuat nama Adebayor pantang disebut di dalam Stadion Emirates. Belum berhenti sampai di situ, selepas hengkang dari City, Adebayor bergabung dengan Tottenham Hotspur, arc rival Arsenal sepanjang hayat.

Seperti warga DKI yang kembali ditinggal pemimpinnya, Adebayor, seperti Sandiaga Uno, meninggalkan rasa pahit di lidah.

Luis Figo

Menyeberang ke klub rival adalah sebuah pantangan. Itu kalimat tegas yang diucapkan oleh fans garis keras sebuah klub. Bahkan tidak hanya kalimat, fans garis keras melakukan aksi yang ekstrem untuk “menghukum” seorang pemain yang pindah ke klub rival. Adalah Luis Figo, yang pindah dari Barcelona menuju Real Madrid.

Laga el Clasico selalu panas dan bahkan keras. Luis Figo merasakan penghinaan yang luar biasa ketika dirinya dilempar potongan kepala babi oleh pendukung Barcelona. Status sebagai pemain kunci, sudah terasa akan menjadi legenda, Figo justru menyeberang ke klub rival dan meninggalkan kepercayaan yang ia terima dari fans Barcelona.

Sol Campbell

Kembali lagi nama Arsenal terlibat dalam skandal pengkhianatan. Selain Cole dan Adebayor, satu lagi nama yang menjadi musuh suporter. Kali ini bukan suporter Arsenal, melainkan suporter Tottenham Hotspur. Nama pemain yang terlibat dalam skandal ini adalah Sol Campbell, bek tengah asal Inggris.

Kualitas Sol Campbell memang sangat besar. Sampai-sampai fans Tottenham merasa pemain sekaliber Sol Campbell terlalu besar untuk klub minoritas di London Utara itu. Oleh sebab itu, fans memberi restu apabila Sol Campbell pergi untuk bermain di Liga Champions. Nah, yang terjadi kemudian adalah sebuah cerita konyol.

Sol Campbell justru memutuskan menerima tawaran Arsenal. Yang lebih membuat dada fans Tottenham sesak adalah Sol bergabung dengan Arsenal dengan status bebas transfer. Sebuah “pengkhianatan” yang sungguh aldente.

Selain lima pemain di atas, tentu masih banyak pemain yang Sandiaga Uno banget. Kamu mau menambah daftar ini?

Exit mobile version