7 Cara Bermain Football Manager Biar Nggak Cepat Bosan

MOJOK.COTerlalu lama atau terlalu dominan ketika bermain Football Manager bisa bikin kamu cepat bosan. Nah, berikut 7 cara yang bisa kamu coba biar nggak cepat bosan sama pacarmu ini. Ehh….

Selama masa pandemi corona lalu disusul anjuran physical distancing, penjualan game melonjak sangat tinggi. Salah satu game yang “menikmati” masa-masa karantina ini adalah Football Manager, terutama seri FM 2020. Baik FM 2020 versi personal computer maupun mobile, peminatnya bertambah dengan cepat.

Bermain Football Manager ini bakal mengakibatkan dua hal. Pertama, kecanduan akut yang mana bisa bikin kamu lupa waktu. Kedua, menjadi cepat bosan apalagi ketika sudah bermain lebih dari beberapa ratus jam. Ketika sudah sering menjadi juara dan tim yang kamu latih terlalu dominan.

Nah, biar kamu nggak cepat bosan, berikut 7 cara bermain Football Manager yang mungkin nggak pernah kamu pikirkan.

Mereplika cara bermain sebuah tim di dunia nyata ke Football Manager

Salah satu cara biar nggak cepat bosan adalah menetapkan sebuah misi untuk mereplika cara bermain sebuah tim di dunia nyata. Beberapa tahun yang lalu, saya pernah mereplikasi cara bermain Bayern Munchen ketika dilatih Pep Guardiola.

Yang dikejar bukan taktik di atas kertas atau yang terlihat di halaman “tactic”, melainkan bentuk sebuah tim yang sedang bertanding di atas lapangan. Waktu itu, Guardiola pernah bermain dengan bentuk 3-3-1-3. Sebuah cara aneh yang sulit ditiru di game Football Manager. Namun, saya berhasil melakukannya.

Gambar di atas adalah gambaran taktik di atas kertas. Sama sekali nggak kelihatan 3-3-1-3. Namun, ketika udah main….

Terlihat bentuk 3-3-1-3 yang coba saya bikin.

Selain mereplikasi 3-3-1-3 ala Guardiola, saya juga pernah berusaha memainkan kuartet yang sangat tidak seimbang milik Arsenal. Kuartet yang saya maksud adalah: Aubameyang, Lacazette, Pepe, dan Ozil. Penjelasannya bisa kamu baca di sini.

Mengulik taktik yang sulit terjadi di dunia nyata

Bermain dengan skema 4-2-3-1 itu sangat umum. Ada empat bek sejajar, dua gelandang sentral, tiga gelandang serang, dan satu striker. Nah, bagaimana jika 4-2-3-1 itu dibalik? Jadi kamu bermain dengan satu bek tengah, tiga gelandang bertahan, dua gelandang serang, dan empat striker.

Akun Twitter @DeRaamFM pernah melakukannya seperti yang bisa kamu lihat di bawah ini:

Nah, menarik, bukan? Misalnya kamu bermain dengan skema 4-3-3: tiga bek, tiga gelandang, dan empat striker. Atau bisa juga kamu bermain dengan skema strike less atau bermain tanpa striker seperti cara saya memainkan kuartet yang tidak seimbang milik Arsenal di atas. Keanehan-keanehan itu selalu menyenangkan untuk dikejar.

Bermain multi-player

Saya sendiri sering bosan ketika sudah bermain beberapa ratus jam. Apalagi ketika tim yang saya latih mulai dominan. Dulu, ketika bermain Football Manager 2018, saya pernah memainkan dua player atau dua manager di liga yang berbeda. Merasakan dua keseruan yang kontras bisa jadi pilihan yang menarik.

Ingat, jangan bermain di liga yang sama. Misalnya satu manager melatih Manchester City, sementara manager satunya bermain di divisi tiga Serie A. Misinya adalah mempertemukan kedua tim ini di final Liga Champions. Cara kedua, misalnya, yang satu melatih tim divisi dua liga Eropa, satunya divisi dua Liga Amerika Selatan. Kedua tim dipertemukan di final Piala Dunia Antar-Klub.

Kreatif dengan transfer

Periode transfer, baik di musim panas atau di Januari pasti sangat ditunggu. Periode itu seperti menjadi cara untuk bernafas, mengalihkan perhatian dari suntuknya mengarungi liga. Membeli dan menjual pemain jadi sensasi tersendiri di game Football Manager. Apalagi keseruan berebut wonderkid dengan harga miring.

Nah, biar main Football Manager nggak cepet bosan, periode transfer ini bisa dibuatkan misi tersendiri. Misalnya, menetapkan misi tidak pernah membeli pemain di Januari atau musim panas. Menjual masih boleh. Cara yang lain, misalnya, cuma membeli pemain untuk akademi, baik U-17 atau U-23, bahkan meskipun ketika kamu melatih tim kaya dengan dana transfer melimpah.

Mencicipi liga paling absurd

Saya yakin banyak liga absurd yang sangat menantang untuk mengusir kebosananmu. Misalnya, bermain di divisi terbawah Liga Meksiko atau Liga Honduras. Liga-Liga di kompetisi Oseania seperti Selandia Baru atau Papua Nugini juga layak untuk dicoba. Untuk merasakan batas-batas tipis antara exited karena seru atau stres luar biasa.

Liga-Liga Afrika juga masih jarang disentuh oleh manager-manager di luar benua tersebut. Bermain di Liga Ghana, Liga Nigeria, Liga Chad, atau Liga Botswana bakal sangat menarik. Mungkin pengembang Football Manager bisa bikin challenge tersendiri di Liga Afrika. Misalnya berburu hewan liar di sabana ketika jeda kompetisi.

Bermain dengan fake players and staff

Ketika menetukan liga di awal game, ada pilihan “use fake players and staff” di sebelah kiri bawah. Kolomnya kosong. Bagaimana jika kita centang? Sesuai nama fungsi, pemain dan karyawan di sebuah tim akan menggunakan “orang palsu”.

Bayangkan serunya bermain dengan “mata tertutup”. Tidak tahu siapa yang harus dibeli atau dijual. Kamu masih bisa pakai Google untuk mencari wonderkid jika menggunakan pemain dan karyawan asli. Namun, ketika menggunakan fungsi fake players and staff, kamu nggak akan menemukan Marco Kana, Ryan Gravenberch, atau Jude Bellingham; wonderkid yang bisa dibeli dengan harga miring di awal game.

Jadi, mau tidak mau, kamu harus mengandalkan tim pencari bakat. Mungkin akan lebih mudah jika kamu pakai tim besar yang bisa dengan mudah merekrut scout terbaik.

Namun, apa yang terjadi ketika kamu bermain dengan fake players and staff, di Liga Meksiko, divisi terbawah pula. Sensasi mabuknya mungkin sama kalau kamu menenggak tequila ditemani musik sombrero.

Beri jarak

Terkadang, cinta itu harus merelakan. Memberi jarak dengan kekasih supaya tidak bosan. Iya, kalau punya pacar, sih. Nasihat bijak itu juga berlaku untuk game Football Manager. Berilah ia jarak, jangan dipaksa, jangan selalu ditarik. Sesekali kamu harus “mengulur” dan memberinya space. Jangan posesif gitu.

Lantaran patuh kepada anjuran physical distancing, kamu bermain game Football Manager dari tengah hari sampai tengah malam. Gimana nggak bosan. Pelatih IRL saja nggak menghabiskan waktu untuk ngurusin wonderkid mana yang kudu dibeli atau taktik apa yang akan dipakai nanti. Kecuali mungkin Arsene Wenger yang diceraikan istrinya karena terlalu mencintai Arsenal.

Jangan sampai kamu diusir dari rumah sama emak lantaran melupakan kewajiban di rumah. Cucian piring tuh numpuk. Halaman depan disapuin dulu. Beri jarak dengan Football Manager. Niscaya, kelak, ratusan tahun kemudian ketika kamu nggak jomblo lagi, kamu bisa memperlakukan pacarmu dengan lebih bijak. Sekian.

BACA JUGA Football Manager x FIFA x PES: Trinitas Game Sepak Bola atau tulian-tulisan lainnya dari Yamadipati Seno di rubrik BALBALAN.

Exit mobile version