Kolonialisasi Warung Burjo di Tanah Mataram: Sebuah Teori Konspirasi - Mojok.co
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Logo Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Beranda Ulasan Smokol

Kolonialisasi Warung Burjo di Tanah Mataram: Sebuah Teori Konspirasi

Eddward S. Kennedy oleh Eddward S. Kennedy
20 September 2014
0
A A
smokol-kolonilaisasi-warung-burjo-mojok
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

Yogyakarta punya kemungkinan besar untuk menjadi Jakarta dalam hal keterbukaan terhadap pendatang. Mulanya para pendatang itu kuliah di sini, betah, menikah, membangun atau membeli rumah, lalu mati dikubur di tanah.

Akan tetapi, rasanya tidak fair jika menyalahkan sesaknya Yogya hari ini hanya karena mahasiswa. Anda melupakan satu elemen maha penting, yang sejatinya ada dan sangat dekat: warung burjo.

Warung burjo, Saudara-saudara.

Sejak delapan tahun lalu—saya kuliah di Yogya mulai 2006—warung burjo sudah menjamur. Di daerah kos saya di Samirono, ada sekitar 6-7 warung burjo. Jika singgah ke daerah belakang kampus saya di Karang Malang, jumlah warung burjo lebih brutal lagi. Itu dulu, entahlah sekarang.

‘Burjo’ sendiri merupakan akronim dari bubur (ingat: bubur, bukan dubur) kacang ijo. Dengan melihat fitur linguistik generik sebuah teks, tambahan kata ‘warung’ di depan ‘burjo’, berarti warung yang menjual bubur kacang ijo. Begitu.

Sayangnya, seiring perkembangan iPhone terkini, warung burjo mutakhir justru jarang menjual bubur kacang ijo. Menu utama mereka adalah nasi telor, nasi sarden, dan indomie rebus atau goreng. Tapi sebenarnya indomie goreng itu tipu-tipu saja, sih. Untuk membuat indomie goreng pun harus tetap direbus, dan tak ada yang digoreng sama sekali. Penipu bedebah.

Baca Juga:

Tim arkeolog melakukan ekskavasi plempem di situs Kraton Pleret. MOJOK.CO

Mengenal Apa Itu Plempem, Paralon Kuno yang Ditemukan di Situs Kraton Pleret

15 Maret 2023
Yasadipura 1: Pionir Renaisans Kebangkitan Sastra Jawa

Yasadipura 1: Pionir Renaisans Kebangkitan Sastra Jawa

17 Februari 2023

Untuk minuman, Anda bisa menjajal es extra joss with banana float yang banana float-nya bisa dibeli dulu terserah di mana, atau ice-tea-without-gula- yang-diaduk. Minuman tersebut akan sangat menyegarkan tenggorokan jika diminum dengan mulut terbuka. Anda bisa saja minum sambil mingkem. Tapi percuma, sebab Anda pasti terlahir dengan mulut yang tak pernah tertutup.

Nah, pertanyaannya kemudian, mengapa warung burjo begitu marak muncul di Yogyakarta bak opor ayam di musim lebaran? Sederhana saja: sebagai unit bisnis, warung burjo memang tergolong sangat menguntungkan. Dengan modal yang tidak terlalu besar, Anda bisa mendapatkan untung berlipat dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.

Dalam bukunya yang tak pernah ada, The Wealth of Nations jilid XIIIIIIIII, Adam Smith, ekonom terkemuka yang bukan merupakan saudara Cak Adam Inul itu, sejatinya pernah mencoba meramalkan bahwa warung burjo adalah simbol kapitalisme lanjut. Warung burjolah yang menjadi kantung-kantung kapitalisme di wilayah yang mayoritas merupakan basis proletariat.

2012, beberapa kali saya berbincang dengan para pemilik warung burjo. Biasanya, modal awal mereka berkisar di angka 11-12 juta rupiah. Angka tersebut sudah mencakup sewa tempat, peralatan dapur, hingga kursi dan meja, serta sisanya untuk biaya operasional tak terduga. Bisa juga untuk judi sabung ayam sebenarnya. Tapi janganlah kita bahas ini terlalu jauh.

Modal awal itu di luar gaji karyawan, bahan baku, dan segenap tetek-bengek lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan gaji dan sebagainya, sang pemilik mengeluarkan dana tujuh juta rupiah. Bisa saja lebih dan kembali digunakan untuk judi sabung ayam atau samgong, tapi semua tergantung kuasa Allah SWT.

Setelah semua siap dan roda bisnis warung burjo siap dijalankan, maka yang perlu Anda lakukan adalah mandi. Ya, mesti mandi dulu. Setelah itu pakai baju, jangan telanjang, malu sama anunya. Setelah berpakaian, barulah menunggu balik modal.

Dari semua pemilik warung burjo yang pernah saya tanyai, semua mengaku modal mereka balik setelah 3-4 bulan. Selebihnya: untung. Jika pun ada kerugian, semua bisa ditutup. Estimasinya sederhana saja, hitung berapa banyak makanan, minuman, atau rokok yang terjual dalam 30 hari. Jika, katakan, sehari terjual 40 mangkuk indomie seharga Rp.3000, maka sebulan Anda akan mendapatkan Rp.3.600.000. Itu hanya perhitungan indomie. Tinggal total saja semua yang terjual.

Dengan fakta seperti itu, maka tak usah heran jika begitu banyak juragan-juragan dari tanah Priyangan yang melakukan ekspansi kapital ke tanah Mataram. Setelah bisnis mereka menggurita, mereka kemudian membentuk federasi warung burjo, beranak pinak, dan dimulailah strategi untuk melancarkan misi selanjutnya: menghancurkan dominasi gudeg sebagai makanan khas Yogyakarta, ini penting dilakukan karena gudeg adalah simbol kuliner Yogya.

Jika gudeg telah tergantikan burjo, maka yang selanjutnya terjadi akan lebih mudah. Bahasa akan berubah, kebiasaan tinggal turut mengikuti.

Semuanya sudah jelas bukan? Lihatlah sederet kasus yang belakangan marak di Yogya. Mulai dari Cebongan, pro-kontra keistimewaan, hingga Florence Sihombing. Memangnya Anda kira mengapa kasus-kasus tersebut terjadi? Ya, guna mengalihkan isu sentralnya: kolonialisasi warung burjo.

Mungkin Anda tak menyadari , atau barangkali Anda sadar, tetapi memilih tidak percaya. Atau boleh jadi Anda sadar dan percaya sekaligus, tapi lebih memilih bungkam. Tak apa. Saya hanya berbagi informasi A1 yang jelas-jelas tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Saya hanya mengingatkan, selanjutnya terserah Anda.

Saran saya: ingat-ingatlah satu lagu Manuk Street Preachers, band mathematic disco asal Boyolali yang legendaris itu, sebelum Anda menyepelekan kabar ini. Judul lagunya, kalau tak salah, “If You Tolerate This Your Children Will Be Next”.

Jika Anda menoleransi warung burjo terus melakukan kolonialisasi terselubung di tanah Mataram, maka tak usah bersedih jika, suatu saat, anak Anda akan menjadi yang berikutnya.

Menjadi apa?

Pengusaha burjo.

Terakhir diperbarui pada 25 Maret 2019 oleh

Tags: burjoIndomiemataramwarung
Eddward S. Kennedy

Eddward S. Kennedy

Artikel Terkait

Tim arkeolog melakukan ekskavasi plempem di situs Kraton Pleret. MOJOK.CO
Kilas

Mengenal Apa Itu Plempem, Paralon Kuno yang Ditemukan di Situs Kraton Pleret

15 Maret 2023
Yasadipura 1: Pionir Renaisans Kebangkitan Sastra Jawa
Movi

Yasadipura 1: Pionir Renaisans Kebangkitan Sastra Jawa

17 Februari 2023
warmindo mojok.co
Kilas

Perbedaan Warmindo di Jogja dan Jakarta

8 Februari 2023
Menengok Makam Roro Mendut, Gadis Jelita Rampasan Perang Mataram versus Pati MOJOK.CO
Ziarah

Menengok Makam Roro Mendut, Gadis Jelita Rampasan Perang Mataram versus Pati

6 Februari 2023
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Rokok Lebih Berbahaya daripada Nuklir

Cuma Sule yang Bilang Harga Rokok di Indonesia Terlalu Murah

Tinggalkan Komentar


Terpopuler Sepekan

Tinggal di Pinggiran Kota Jogja Itu Nggak Enak, Rasanya Kayak Neraka dan Petaka MOJOK.CO

Tinggal di Pinggiran Kota Jogja Itu Nggak Enak, Rasanya Kayak Neraka dan Petaka

15 Maret 2023
smokol-kolonilaisasi-warung-burjo-mojok

Kolonialisasi Warung Burjo di Tanah Mataram: Sebuah Teori Konspirasi

20 September 2014
Toyota Fortuner Membuat Saya Kesulitan Menahan Ego di Jalan Raya MOJOK.CO

Toyota Fortuner Membuat Saya Kesulitan Menahan Hawa Nafsu di Jalan Raya

18 Maret 2023
jurusan kedokteran mojok.co

Selektivitas 7 Jurusan Kedokteran Terbaik di Indonesia 

16 Maret 2023
Honda Supra X 125 Tetap Juara di Pelosok Indonesia MOJOK.CO

Honda Supra X 125: Tetap Juara di Pelosok Indonesia

20 Maret 2023
Pesugihan Haji N Menyebabkan Kematian Massal Ibu-ibu di Rembang MOJOK.CO

Pesugihan Haji N Menyebabkan Kematian Massal Ibu-ibu di Rembang

16 Maret 2023
unair mojok.co

10 Prodi UNAIR yang Sepi Peminat dan Persaingannya Tidak Ketat

15 Maret 2023

Terbaru

massa mengambang jelang pemilu

Jelang Pemilu, Apa itu Massa Mengambang yang Jadi Rebutan Parpol?

22 Maret 2023
Wage Rudolf: Rasisme Jogja dan Kumandang Indonesia Raya

Wage Rudolf: Rasisme Jogja dan Kumandang Indonesia Raya

22 Maret 2023
Cerita Penjual Nasi Goreng Keliling yang Lebih Takut Jualan Menetap daripada Ketemu Hantu. MOJOK.CO

Cerita Penjual Nasi Goreng Keliling yang Lebih Takut Jualan Menetap daripada Ketemu Hantu

22 Maret 2023
RUU PPRT jadi inisiatif DPR

Sah Jadi Inisiatif DPR, RUU PPRT Harusnya Kelar Sebelum Lebaran, Apa Saja yang Perlu Diketahui?

22 Maret 2023
pelaku mutilasi mojok.co

Terjerat Pinjol, Pelaku Mutilasi di Pakem Sudah Rencanakan Pembunuhan

22 Maret 2023
sekolah kedinasan mojok.co

10 Sekolah Kedinasan yang Paling Ramai dan Sepi Peminat

22 Maret 2023
Jenazah korban mutilasi di rumah duka. MOJOK.CO

Psikolog UGM: Ada Dua Tujuan Orang Melakukan Mutilasi

22 Maret 2023

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
DMCA.com Protection Status

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Kanal Pemilu 2024
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-Uneg
  • Movi
  • Kunjungi Terminal
  • Mau Kirim Artikel?

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In