Donasi Peti Mati yang Dibuat Relawan dengan Berat Hati - Mojok.co
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Terminal
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Terminal
  • Movi
  • Podcast
Logo Mojok
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Terminal
  • Movi
  • Podcast
Home Susul

Donasi Peti Mati yang Dibuat Relawan dengan Berat Hati

Agung Purwandono oleh Agung Purwandono
11 Juli 2021
0
A A
Donasi Peti Mati yang Dibuat Relawan dengan Berat Hati

Donasi Peti Mati yang Dibuat Relawan dengan Berat Hati

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

Ada banyak permintaan peti mati, tapi produsen tidak bisa memenuhi. Relawan donasi peti mati berharap pekerjaan mereka segera berhenti dan jumlah korban tak bertambah lagi.

***

“Saya masih di rumah mas, ini mau ke UGM lanjut ke Klaten,” suara dari Herlambang Yudho (58) terdengar di seberang. Ia adalah juru bicara Relawan Alumni Gelanggang Mahasiswa UGM. Mojok.co menghubunginya, Minggu (11/7) untuk mengetahui perkembangan donasi peti mati yang ia dan kawan-kawannya kerjakan.

“Kami kirim ke sana hari ini 5 peti mati. Mereka sebenarnya sudah berkali-kali minta, tapi kami belum bisa memenuhi,” kata Herlambang. 

Aksi mereka membuat donas peti mati sebenarnya diharapkan memancing orang-orang  atau komunitas untuk melakukan hal yang sama mengingat kelangkaan peti mati sekarang ini. 

Baca Juga:

Vaksin Covid Booster Kedua untuk Nakes Dimulai Besok

Jamaah Haji Bawa Pancing dan Kasus Covid-19 Naik Lagi

Hadapi Kenaikan Kasus Covid-19, IDI Imbau Tes PCR dan Perketat Prokes

Awalnya emosi diajak terlibat donasi peti mati

Sebuah notifikasi ajakan bergabung di sebuah grup WhatsApp Senin 5 Juni 2021, pukul 11 malam kurang 3 menit membuat emosi Herlambang. Nama grupnya PM. Kependekan dari ‘Peti Mati’.

“Saya tanya, apa maksudnya ini?”

Ada 12 orang yang ada di grup tersebut. Penggagasnya Capung Indrawan. Orang yang mengundang Herlambang di grup WA tersebut.

“Saya awalnya emosi karena selama ini kan saya selalu support teman-teman yang sakit karena Covid-19, di komunitas, di media sosial, saya memberi semangat, optimisme,  nggak berpikir tentang kematian, ketakutan, kecemasan eh.., ini tiba-tiba diajak bikin peti mati,” kata Herlambang.

Kejengkelan Herlambang berubah saat ia ditunjukkan fakta bahwa di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito, Daerah Istimewa Yogyakarta banyak jenazah yang tidak bisa segera dikebumikan karena kelangkaan peti mati.

Proses pengecatan peti mati. Foto Dok. Herlambang Yudo.
                                                           Proses pengecatan peti mati. Foto Dok. Herlambang Yudho.

Obrolan berhenti saat itu. Herlambang berjanji datang ke rumah Capung untuk meminta kejelasan. Ia tahu, sahabatnya itu meski dikenal suka guyonan, tapi kalau soal kebencanaan, kegawat daruratan, dan kemanusiaan pasti memang ada hal yang serius.

Keesokan harinya, ia datang ke rumah Capung dan berjumpa dengan kawan-kawan lainnya, salah satunya Kepala Pusat Keamanan, Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada, Arif Nurcahyo. 

Herlambang yang sebelumnya enggan bersingungan dengan kematian akibat Covid-19 berubah pikiran setelah mendapatkan penjelasan dari Capung. “Di Sardjito, jenazah yang sudah disucikan harus menunggu beberapa jam, untuk dikirim dan dimakamkan karena ketiadaan peti mati. Capung berinisiatif untuk membuat donasi peti mati agar jenazah segera bisa dimakamkan, tidak menumpuk di rumah sakit,” jelas Herlambng.

Sambil membicarakan rencana, Capung membuat satu peti jenazah untuk kemudian dievaluasi apakah sesuai dengan yang dibutuhkan atau tidak. Sore itu juga mereka sudah mendapatkan donatur sehingga keesokan harinya sudah mulai produksi peti mati.

Herlambang mengatakan dari 12 orang yang ada grup, hanya sekitar 5-6 orang yang kemudian aktif. Ia menyadari, bahwa semua orang punya aktivitas masing-masing dan gerakan yang dibuat buat juga bukan gerakan yang serius dan formal. Apa yang bisa dilakukan itu yang dilakukan. Ada banyak pilihan menjadi relawan selama pandemi. 

Banyaknya korban meninggal karena Covid-19 tentu membuat lelah para relawan. Keberadaan peti mati yang cukup tentu akan membantu relawan lain maupun tenaga kesehatan bisa bekerja segera. 

Di relawan donasi peti mati, siapapun bisa terlibat. Baik sebagai donatur maupun menjadi tim yang membuat peti mati. Setelah beberapa hari, mulai berdatangan relawan-relawan yang membantu pembuatan peti mati.

“Ada sutradara fim, fotografer, dosen, satpam, masyarakat umum, datang saja. Ada pekerjaan-pekerjaan yang nggak butuh skill tinggi, tapi memang ada yang harus ahli melakukan,” kata Herlambang.

Peti mati untuk donasi yang masih dalam proses pembuatan di Kantor Damkar UGM. Foto Dok. Herlambang Yudho
  Peti mati untuk donasi yang masih dalam proses pembuatan di Kantor Damkar UGM. Foto Dok. Herlambang Yudho.

Herlambang kedapuk menjadi bendahara, sekaligus juru bicara jika ada wartawan yang bertanya. Peran itu sebenarnya juga fleksibel karena bisa dilakukan siapa saja di tim relawan. Ada bagian potong bahan, amplas, ngecat sampai bagian antar.

Herlambang mengatakan ada dua tempat pembuatan peti mati. Pertama di kawasan Nogotirto, Sleman untuk proses pemotongan bahan dan perakitan. Sementara di markas Pemadam Kebakaran UGM untuk proses pengecatan dan pemasangan plastik.

Kabar kematian di depan peti mati

Secara pribadi, Herlambang bercerita, sebelum bergabung di relawan yang membuat peti mati, ia sejujurnya memiliki perasaan panik, cemas jika memikirkan soal pandemi Covid-19. Kabar kematian selalu ia dengar. “Tiba-tiba saya dihadapkan pada tumpukan peti mati di depan saya. Kalau dilihat-lihat sekadar peti mati. Tapi saya kemudian menyikapi kematian itu menjadi berbeda,” kata Herlambang. 

Ada pengalaman batin yang membuatnya yakin, bahwa gerakan donasi peti mati ini memang harus ada. Suatu hari, saat ia sedang berada di tempat pembuatan peti, ada pesan masuk dari teman masa SMP-nya.
“Her, aku baca status WAmu. Aku terhari. Hari ini temanku meninggal di Jogja (karena Covid-19). Mungkin dia pakai peti buatanmu juga. Terima kasih ya,” kata Herlambang menirukan pesan temannya. Status WA Herlambang berisi tentang donasi peti mati agar jenasah bisa dimakamkan. Di seberang telepon, Herlambang seperti tercekat. 

“Hari itu, ketika pesan itu masuk, ada lonjakan korban meninggal di RSUP Dr Sardjito,” katanya. 

Masih dalam situasi di depan tumpukan peti mati, tiga hari lalu Herlambang mendapatkan pesan dari keluarganya. Salah satu Om-nya meninggal di Jakarta. 

“Kematian jadi terasa sangat dekat. Tapi sekarang saya menerimanya lebih enak, lebih ikhlas. Saya membayangkan siapa saja bisa ada di dalam peti mati di depan saya.  Bisa saja saya yang akan berada di dalam peti mati itu,” kata Herlambang. 

Relawan-relawan juga melihat tumpukan peti mati itu bukan sekadar kotak kayu. Kotak sederhana yang belum dicat, tidak ada hiasan. Tapi tidak ada yang menduduki atau jadi tempat pijakan. “Kami melihatnya jadi lain, kami lebih menghargai,” katanya. 

Tumpukan peti mati yang segera dikirimkan ke rumah sakit. Foto Dok. Herlambang Yudho.
Tumpukan peti mati yang segera dikirimkan ke rumah sakit. Foto Dok. Herlambang Yudho.

Sejak memulai pembuatan donasi peti mati, hingga Sabtu (10/7) sudah ada 50-an peti mati yang didistribusikan ke beberapa rumah sakit. Paling banyak ke RSUP Dr Sardjito dan RS Akademik UGM. 

Herlambang mengatakan, pihaknya akan terus membuat peti mati selama masih ada donasi. Permintaan akan peti mati selalu ada dan itu membuatnya sedih karena tidak bisa memenuhi. 

“Kami sedih, ada orang yang meminta bantuan peti mati ke kami karena mereka kesulitan dapat, atau mahal, sementara stok di kami kosong. Ada orang-orang yang memang nggak mampu untuk beli peti mati, dan semakin banyak yang mencari peti mati, artinya korban yang meninggal tinggi. Kami tidak ingin seperti itu,” kata Herlambang. 

Sampai kapan donasi peti mati dibuat? Di ujung telepon, Herlambang menarik napas panjang.  Donasi peti mati ingin sekali berhenti. “Sekarang kami mengisi kekosongan produsen peti mati yang kewalahan menerima pesanan. Kami tidak ingin menghalangi rezekinya mereka, tapi kondisinya saat ini memang sulit mencari peti mati,” kata Herlambang.

“Ini kami ditelepon oleh Satgas Pemakaman Kabupaten Sleman, minta peti mati. Sedih, karena kami tidak bisa memenuhi permintaan mereka,” kata Herlambang. Peti mati itu dibuat dengan berat hati. Berat karena semakin banyak permintaan, itu berarti orang yang meninggal karena Covid-19 masih tinggi.

BACA JUGA  Skripsi dan Mereka yang Berburu Vaksin  dan liputan menarik lainnya di Mojok.

Tags: COVID-19donasi peti matigelanggang ugmpeti matirelawanrelawan covidsusul
Agung Purwandono

Agung Purwandono

Pemimpin Redaksi Mojok.co, suka bercocok tanam.

Artikel Terkait

vaksin booster mojok.co

Vaksin Covid Booster Kedua untuk Nakes Dimulai Besok

28 Juli 2022
Jamaah Haji Bawa Pancing dan Kasus Covid-19 Naik Lagi

Jamaah Haji Bawa Pancing dan Kasus Covid-19 Naik Lagi

6 Juli 2022
IDI mojok.co

Hadapi Kenaikan Kasus Covid-19, IDI Imbau Tes PCR dan Perketat Prokes

22 Juni 2022
who mojok.co

WHO: Anggapan Bahwa Pandemi Usai Salah dan Bisa Picu Risiko Baru

20 Juni 2022
menkes mojok.co

Menkes: Juli Puncak Covid Varian BA.4 dan BA.5

16 Juni 2022
lockdown china mojok.co

Jadi Penyebab Klaster Covid, Sebuah Bar di China Terancam Pidana

16 Juni 2022
Pos Selanjutnya
tukang ojek pangkalan

Di Stasiun Kereta Api, Saya Memilih Bersetia pada Tukang Ojek Pangkalan

Komentar post

Terpopuler Sepekan

Donasi Peti Mati yang Dibuat Relawan dengan Berat Hati

Donasi Peti Mati yang Dibuat Relawan dengan Berat Hati

11 Juli 2021
Kereta Cepat Jakarta Bandung Sumber Petaka Masa Depan: Indonesia Dicaplok, Cina Menang Banyak MOJOK.CO

Kereta Cepat Jakarta Bandung Sumber Petaka Masa Depan: Indonesia Dicaplok, Cina Menang Banyak

8 Agustus 2022
Asrama mahasiswa Sumatra Selatan, Pondok Mesudji dalam sengketa di pengadilan. Mahasiswa menilai ada campur tangan mafia tanah.

Mahasiswa Sumsel di Asrama Pondok Mesudji Jogja Terancam Pergi karena Mafia Tanah

11 Agustus 2022
Lampu merah terlama di Jogja. (Ilustrasi Ega Fansuri/Mojok.co)

Menghitung Lampu Merah Terlama di Jogja, Apakah Simpang Empat Pingit Tetap Juara?

9 Agustus 2022
Kisah Bagaimana Gus Dur “Membela” Karya Salman Rushdie MOJOK.CO

Kisah Bagaimana Gus Dur “Membela” Karya Salman Rushdie

14 Agustus 2022
Kereta Cepat Jakarta Bandung: Ketika Jokowi dan Indonesia (Hampir) Tak Punya Daya Tawar MOJOK.CO

Kereta Cepat Jakarta Bandung: Ketika Jokowi dan Indonesia (Hampir) Tak Punya Daya Tawar

15 Agustus 2022
pola pengasuhan anak mojok.co

Psikolog UGM Jelaskan Tipe Pola Asuh yang Bisa Berdampak pada Hasil Akademik Anak

5 Agustus 2022

Terbaru

lpsk tentang istri ferdy sambo mojok.co

Terkesan Lamban, LPSK Temui Kejanggalan pada Permintaan Perlindungan Istri Ferdy Sambo

16 Agustus 2022
REKOMENDASI OLSHOP THRIFTING MURAH DAN TERPERCAYA! | Remok

REKOMENDASI OLSHOP THRIFTING MURAH DAN TERPERCAYA! | Remok

16 Agustus 2022
Karyawan Alfamart mencabut laporan

Sepakat Berdamai, Karyawan Alfamart Cabut Laporan Dugaan Intimidasi

16 Agustus 2022
bakteri e-coli ada di sumur di Jogja

Sumur di Jogja Mengandung Bakteri E-Coli, Masyarakat Diimbau Olah Air dengan Benar

16 Agustus 2022
narapidana di lp wirogunan mojok.co

1.099 Warga Binaan Peroleh Remisi, Wajah LP Wirogunan Kini Lebih Humanis

16 Agustus 2022

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
DMCA.com Protection Status

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
  • Mau Kirim Artikel?
  • Kunjungi Terminal

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In