Bukan Lana Del Rey, tetapi Bupati Klaten Sebenar-benarnya Queen of Disaster

Bupati Klaten, Sri Mulyani, virus corona, pilkada mojok.co

Bupati Klaten, Sri Mulyani, virus corona, pilkada mojok.co

MOJOK.COBupati Klaten kembali membuat sensasi dengan memberikan bantuan kepada para keluarga ODP dan PDP corona virus dengan cara mengumpulkan mereka dalam satu acara.

Beberapa saat yang lalu, saya menulis artikel mengangkat tentang Bupati Klaten yang membuat banyak karangan bunga alih-alih berbuat hal yang tepat tentang virus corona. Di dalam artikel tersebut, saya menulis kalau belum ada orang yang punya ilmu kebal terhadap virus. Dan dalam tulisan ini saya awali dengan minta maaf kalau saya salah, Bu Sri Mulyani (yang Bupati Klaten lho ya, bukan yang menteri) memang kebal virus, sepertinya.

Udah ah minta maafnya, lanjut.

Nah, kali ini Bupati Sri Mulyani mengadakan acara bagi sembako dan bantuan untuk para keluarga ODP dan PDP. Dalam foto yang blio unggah ke akun Instagram-nya, tampak Bupati Klaten ini berfoto dengan keluarga ODP dan PDP yang blio beri bantuan.

Saya yakin pasti ada yang bikin video TikTok berisi video Sri Mulyani bagi-bagi bantuan dengan lagu Lana del Rey “Queen of Disaster”.

Got me spinning like a ballerinaaaaa~

Meski mengenakan masker, Sri Mulyani tetap menunjukkan fotonya. Dengan bahagia dan kepsyen berbunga, Sri Mulyani menunjukkan bahwa blio telah menunaikan tugas mulia. Blio peduli pada para ODP dan PDP corona, dan menunaikan tugas sebagai Bupati dengan sebaik-baiknya, sehormat-hormatnya.

Dan masalahnya sebenarnya ada di situ.

Keabsurdan pun ada batasnya, tapi logika seakan menguap ketika kita berada di Klaten. Tak perlu menjadi jenius untuk paham kalau masa seperti ini, orang-orang dalam jumlah banyak untuk menghindari risiko penularan corona (mind you, sekarang sudah banyak ditemukan orang positif corona tanpa gejala). Tapi sama Bu Sri Mulyani, orang-orang ersebut justru dikumpulkan dalam satu tempat dalam rangka bagi-bagi bantuan.

Melihat tindakan Bupati Klaten tersebut, tentu saja kepala saya mendidih. Kakak kandung saya seorang tenaga medis, dan tindakan Bupati Klaten mengkhianati apa yang diperjuangkan kakak saya. Apa sebenarnya yang Bupati inginkan dengan mengumpulkan para keluarga ODP dan PDP. Mau nunjukin kepedulian?

Andai blio memang peduli, yang harusnya blio lakukan adalah tidak mengumpulkan banyak orang di satu tempat. Sembako, atau apapun itu bisa langsung diberikan ke rumah para ODP dan PDP tanpa harus memaksa mereka berjudi dengan nyawa.

Bagaimana kalau ternyata orang-orang yang dikumpulkan oleh Bupati tersebut ada satu saja yang positif, kepikiran sampai sana nggak, Bu?

Arahan pemerintah pusat yang udah jelas-jelas melarang orang berkerumun seakan orenek ajine di Klaten. Seakan Klaten adalah daerah khusus yang tak terikat apapun. Beda persoalan kalau Klaten memang berniat menyaingi Planet Bekasi.

Nah, hal yang mencurigakan adalah kegiatan semacam ini rawan disalahpahami sebagai kampanye terselubung yang dilakukan oleh Bupati Klaten. Maklum, Pilkada yang semakin dekat bukan tidak mungkin dimanfaatkan oleh blio untuk tetap menjaga elektabilitas.

Kok saya suudzon? Ya iyalah, itu yang datang disuruh pake atribut merah-merah gitu, ayolah jangan polos-polos banget. Husnudzon ke politisi itu is so overrated.


Tindakan Bupati Klaten ini memang tidak bisa ditolerir lagi. Untuk orang yang hidup selama 20 tahun dalam lingkaran kekuasaan, membuat keputusan seperti ini adalah hal terabsurd yang seorang politisi bisa lakukan. Seperti yang saya bilang tadi, keabsurdan pun (harusnya) ada batasnya.

Ngomong-ngomong, pemerintah pusat dan daerah kan mengeluarkan keputusan untuk para warga Indonesia jika bepergian wajib menggunakan masker, kalau tidak ada sanksinya. Bagaimana kalau pemerintah juga mengeluarkan keputusan jika ada kepala daerah yang bertindak ngawur di masa corona ini akan diberikan sanksi pula?

Dipecat, misalnya. Etapi mana mungkeeen.

BACA JUGA Nikita Mirzani dan Lintah-lintah yang Tak Kita Sadari dan tulisan menarik lainnya dari Rizky Prasetya.

 

 

 

Exit mobile version