Trent Alexander-Arnold, Si Belati di Balik Zirah Liverpool

trent alexander-arnold liverpool mojok.co

trent alexander-arnold liverpool mojok.co

MOJOK.CO Trio Firmansah (Firmino, Mane, Salah) sering disebut sebagai senjata Liverpool. Di balik pamor 3 pemain tersebut, Trent Alexander-Arnold diam-diam merusak pertahanan lawan tanpa mereka sadari.

Dalam arc Thousand Years Blood War di manga Bleach, ada tokoh bernama Jugram Haschwalth. Jugram dianggap sebagai Quincy yang biasa saja, namun oleh Juha Bach diangkat sebagai tangan kanannya. Ternyata Jugram Haschwalt punya kekuatan yang unik, yaitu dia bisa membuat Quincy yang lain jauh lebih kuat hanya dengan berada di sekitar mereka.

Dalam dunia sepak bola, ada banyak Jugram Haschwalt yang berada di tiap tim. Namun, mata dunia tengah tertuju kepada pemain muda Liverpool Trent Alexander-Arnold (TAA). Trent menjadi senjata andalan Liverpool yang tidak terlihat. Semua mata tertuju pada trio Firmansah dan melupakan di belakang trio tersebut ada yang lebih berbahaya.

Trent Alexander-Arnold sementara menjadi penyumbang assist terbanyak kedua setelah Kevin De Bruyne. Trent tidak sedang bersaing dengan Danilo, Wan Bissaka, atau bek sayap yang lain di Premier League. Trent bersaing dengan salah seorang gelandang terbaik di dunia. Fakta itu sudah memberikan tanda seperti apa kehebatan Trent.

Trent Alexander-Arnold adalah kasus unik yang menarik untuk dipecahkan. Jamie Carragher berkata, keberadaan Trent seakan melihat De Bruyne bermain untuk Liverpool. Tidak mengherankan karena sebelum beralih ke bek kanan, Trent bermain sebagai central midfielder. Hebatnya, dia bisa mengaplikasikan pengetahuannya sebagai central midfielder ke posisi barunya.

Bek sayap yang hebat identik dengan umpan berbahaya. Ambil contoh Marcelo dan Carvajal, mereka memberi servis terbaik kepada trio BBC di Madrid dan membawa Real Madrid di puncak Eropa selama 3 periode berturut-turut. Namun, Carvajal-Marcelo bergantung pada sistem yang baku. Ketika sistem itu gagal, Madrid hanya bergantung kepada keajaiban Ronaldo. Di titik ini, Trent dan Liverpool punya pendekatan berbeda.

Trent Alexander-Arnold sering mengirimkan whipped cross­ dengan tujuan agar bola bisa menjauh dari tekanan lawan namun bisa diterima rekan setim yang bisa membebaskan diri. Alih-alih diumpan tepat pada penerima, seringkali bola diarahkan pada titik tertentu yang akan dijemput oleh pemain.

Trent Alexander-Arnold didukung pemain yang bisa membebaskan dirinya dari kawalan musuh dan mengeksploitasi ruang. Ketika kau melawan Liverpool, bek mana pun pasti bingung mau marking siapa: Firmino, Mane, atau Salah? Pemosisian diri para pemain Liverpool memudahkan Trent untuk mengirim bola. Trent yang sudah diberkahi pengamatan jeli makin maksimal melakukan tugasnya. Sebagai contoh, gol Origi melawan Barcelona.

Pemain Liverpool ini sanggup memainkan peran Giroud kala bermain untuk Prancis di Piala Dunia 2018 dan juga peran Benzema selama di Madrid, yaitu menarik para bek untuk memberi ruang para pemain lain merangsek masuk ke pertahanan lawan.

Tidak mengagetkan kalau Liverpool menjadi pemuncak klasemen Liga Inggris dan juara Piala Dunia antarklub. Liverpool tahu bagaimana keluar dari situasi sulit tanpa harus mendewakan keajaiban yang datang dari pemain berbanderol tidak masuk akal macam Mbappe, Ronaldo, dan Messi.

Trent tidak memperoleh semua ini secara instan. Tinggal dekat dengan tempat latihan membuat Treant terus mengasah diri tanpa henti. “Couple times a day,” kata Treant ketika menerangkan seberapa sering dirinya bermain bola. Dia begitu bersyukur atas kesempatan mendapat latihan yang bagus dan membayar kepercayaan tersebut berkali lipat.

Trent Alexander-Arnold adalah wujud dunia nyata dari Jugram Haschwalt. Trent memberi semua yang dia punya, dan dengan visi bermain jelas dari Klopp ditambah rekan yang bisa diandalkan, Trent menjelma “playmaker” yang datang dari sisi kanan belakang Liverpool.

Sebelum undian perdelapan final Liga Champions, banyak berita bahwa Zinedine Zidane ingin Real Madrid bertemu Liverpool. Rasanya sebagai fans Madrid, saya ingin mengelap kepala Zidane dengan kanebo sembari berkata,

“Matamu, suuu.”

BACA JUGA Zinedine Zidane Adalah Sebaik-baiknya Pasangan Real Madrid atau artikel menarik lainnya yang-bisa-dibaca-pas-Arsenal-kalah di rubrik BALBALAN.

Exit mobile version