Real Madrid vs Manchester City: Pencarian Jati Diri Luka Jovic yang Sesungguhnya

liga champion luka jovic real madrid vs manchester city karim benzema pep guardiola zinedine zidane prediksi skor analisis prapertandingan mojok.co

liga champion luka jovic real madrid vs manchester city karim benzema pep guardiola zinedine zidane prediksi skor analisis prapertandingan mojok.co

MOJOK.CO Real Madrid harus menelan pil pahit untuk tetap membumi. Banyak yang mulai pesimistis dengan peluang Madrid melawan City, tapi ada nama yang mungkin akan membuat orang berharap: Luka Jovic.

Kekalahan melawan Levante bukanlah pertanda baik buat Real Madrid. Kesialan Madrid bertambah. Pertama, Rodrygo yang terpaksa absen karena kartu merah. Pemain muda Brazil itu absen setelah mendapat kartu kuning kedua karena dianggap mengejek kiper. Kedua, Hazard yang kembali cedera. Hazard yang baru kembali dalam dua pertandingan harus menepi untuk dua bulan karena menderita cedera di tempat yang sama. Padahal Real Madrid harus melakoni dua pertandingan penting melawan Manchester City dan Barcelona.

Di pertandingan melawan City nanti malam, Madrid akan datang dengan catatan pertandingan yang tidak bagus dan tidak menyertakan Hazard. Tapi bukan berarti orang-orang tidak akan menjagokan Los Merengues. Di Liga Champion, semua orang tahu Madrid bukan tim biasa dan mereka mengejar apa yang mereka lepas secara gegabah musim lalu, yaitu dominasi.

Zidane sekalipun belum pernah gagal di Liga Champion sebagai pelatih. Zidane punya formula khusus untuk menghadapi Liga Champion, bahkan terkadang melakukan langkah nekat seperti mencadangkan sembilan pemain hanya untuk fokus ke Liga Champion.

Meski keyakinan pada Zidane cukup memberi garansi, namun perlu juga kita melihat masalah secara objektif. Karim Benzema menanggung beban terlalu besar untuk ukuran pemain berumur 32 tahun. Benzema harus turun membantu serangan yang berujung ketika Carvajal mengirim umpan silang, tidak satu pun menyambut serangan itu. Fans merindukan Ronaldo yang selalu melompat lebih tinggi untuk menyambut umpan-umpan kelas dunia yang dikirimkan para pemain Madrid.

Untuk itu, mau tidak mau Zidane harus sedikit mengubah permainan dengan menurunkan Jovic sejak menit awal.

Jovic mungkin belum terlihat sebagai pemain yang memenuhi ekspektasi setelah didatangkan dengan harga yang mahal; ia baru mencetak 2 gol sejauh ini. Namun, pergerakan Jovic kerap membuka celah untuk kawan setimnya masuk.

Pada pertandingan melawan Zaragoza, terlihat kecerdikan Jovic menutup vision dari dua bek agar umpan yang dilepaskan kepada Vinicius tidak dipotong bek Zaragoza. Umpan dari Jovic kepada Casemiro di laga melawan Sevilla merupakan contoh kecerdikannya. Jovic mengirimkan umpan ke belakang tanpa melihat pemain yang tidak diantisipasi oleh pemain Sevilla dan dimanfaatkan Casemiro.

Jovic sempat berbicara bahwa dia kehilangan dirinya yang di Eintracht Frankfurt. Di Madrid, dia dituntut untuk menjadi pemain yang memenuhi ekspektasi, yaitu menjadi mesin pembunuh lawan dan memberi kemenangan. Namun, dia berusaha memenuhinya dan tidak berpikir untuk pergi dari Bernabeu.

Jovic selalu berkata kelebihan dirinya adalah kepercayaan diri yang amat tinggi, dan gol Jovic ketika melawan Osasuna adalah bukti dia sebenarnya punya ketenangan. Jovic punya segala aspek yang striker kelas dunia punya. Finishing yang bagus, umpan hebat, penempatan diri, dan insting gol. Performa yang ia tunjukkan di Frankfurt memang belum terlihat di Madrid, namun kita harus menyadari satu hal: di Madrid, orang tidak akan memberimu ruang.

Bermain untuk Madrid tak ubahnya menuju medan perang. Uang kamu persiapkan adalah orang-orang akan membunuhmu, bukan memberimu ruang untuk menjadi highlight YouTube.

Jovic harus memanfaatkan kesempatan yang diberikan ketika diturunkan saat melawan City untuk menunjukkan kelas dirinya kepada dunia. Jovic harus membuktikan bahwa dia bisa menanggung beban yang selama ini ada di pundak Benzema.

Dunia sempat memberi apresiasi bahwa pembelian Luka Jovic adalah langkah paling cerdik Madrid di bursa transfer musim panas ini. Dengan cederanya Hazard dan menurunnya produktivitas Benzema, ini adalah saat paling tepat untuk menunjukkan taring.

Pep Guardiola punya tendensi berbuat konyol ketika melakoni laga fase gugur Liga Champion. Ia menunjukkannya lewat strategi aneh saat melatih Bayern Muenchen dan Manchester City. Real Madrid dan Luka Jovic lebih baik memanfaatkan celah yang dibuat Guardiola untuk meraih kemenangan sebelum melawat ke Etihad Stadium.

Prediksi skor: Real Madrid 2-1 Manchester City.

BACA JUGA Harmoni itu Dijaga Baik oleh Real Madrid, Tapi Dirusak Barcelona dan artikel menarik lainnya di BALBALAN.

Exit mobile version