Memangnya Kalau Pengacara Habib Rizieq Jadi Caleg PDIP Otomatis Kafir dan Cebong Gitu?

MOJOK.CO – Beredar informasi mengejutkan saat Kapitra Ampera, pengacara Habib Rizieq Syihab didaftarkan oleh PDIP sebagai bakal calon legislatif untuk dapil Sumatra Barat.

Rencana pendaftaran pengacara Habib Rizieq, Kapitra Ampera, sebagai bakal calon legislatif dari PDIP jelas mengejutkan banyak orang. Sebagai Aktivis 212, nama Kapitra tentu sudah lekat di mata masyarakat sebagai sosok yang paling keras menolak kekuasaan PDIP yang mengantarkan Jokowi menjadi Presiden.

Kapitra adalah kuasa hukum Habib Rizieq yang membela dalam kasus dugaan chat mesum kliennya, sebelum akhirnya dihentikan oleh pihak Kepolisian.

Langkah yang berseberangan ini tentu memunculkan banyak pertanyaan. Bagaimana bisa seorang yang mendaku sebagai umat Imam Besar Habib Rizieq malah muncul sebagai caleg partai yang selama ini dikritisinya sendiri?

Menurut Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, langkah ini diperlukan karena klaimnya, Kapitra sudah diminta masyarakat Sumatra Barat untuk maju sebagai calon wakil rakyat. Menurut Hasto, PDIP selama ini selalu terbuka dengan berbagai kalangan.

Di sisi lain, Kapitra menilai perlu ada sosok yang bisa menjadi jembatan untuk komunikasi umat kepada pemerintah. Melihat bahwa komunikasi antara umat dengan pemerintah yang sering berbenturan membuat pengacara Habib Rizieq ini merasa perlu untuk mengambil peran ini. Meski begitu, Kapitra mengaku tidak pernah sekalipun mendaftakan diri untuk maju sebagai bakal caleg untuk PDIP. Artinya, pendaftaran nama Kapitra ini dilakukan sepenuhnya oleh PDIP.

Akan tetapi, seperti yang diberitakan detik.com, Kapitra tidak menjawab apakah dirinya memang bersedia atau tidak didaftarkan oleh PDIP untuk maju sebagai caleg. “Katakanlah kalau umpamanya saya caleg PDIP, lalu saya murtad? Saya kafir? Saya munafik? Yang benar saja dong,” jelasnya.

“Berarti kalau gua masuk PDIP gua ‘cebong’ dong? Ngarang aja. Gua nggak boleh ke masjid dong? Kata siapa? Berapa persen orang Islam yang pilih PDIP dan berapa persen orang di struktrur PDIP itu orang Islam?” katanya membela diri.

Selama ini Kapitra mengaku belum mendapat konfirmasi resmi dari PDIP soal pendaftaran ini. Jika memang betul PDIP mendaftarkan Kapitra menjadi caleg, bisa jadi ini merupakan langkah politik PDIP saja untuk melemahkan gerakan Aktivis 212 dari dalam.

Lagian, meskipun Kapitra mau “dipinang” PDIP, pilihannya kepada Habib Rizieq tidak terpengaruh. Hal ini diungkapkan oleh Kapitra sehari sebelum mengonfirmasi soal klaim Hasto soal pendaftaran dirinya sebagai caleg PDIP.

“Capres saya Habib Rizieq Shihab. Tugas saya membela ulama dan agama di mana pun saya berada. Wallahi, saya membela agama. Mau di kandang macan, harimau, atau banteng. Terserah,” kata Kapitra.

Meski muncul klaim dari PDIP bahwa dirinya maju sebagai caleg PDIP, dirinya masih terus mengupayakan agar Habib Rizieq jadi presiden. “HRS for president. HRS my president. Saya bela ulama, bukan parpol. Nggak ada urusan”

Meski begitu dalam konfirmasinya hari ini (18/7), pengacara Habib Rizieq ini mengaku belum bertemu dengan DPP secara langsung, apakah betul dirinya jadi caleg Sumatra Barat dari PDIP.

Menurut Kapitra, kalau memang dengan pencalegan-nya bisa membuat aspirasi umat lebih diperhatikan oleh pemerintah mengapa tidak? “Jangan kita hanya berteriak dari luar terus-menerus, melakukan koreksi tapi kita tidak tahu di dalam. Bagaimana kita mempertanggungjawabkan kepada Allah kalau kita tidak amar makruf nahi mungkar?” katanya.

Tentu menarik apa hasil dari pendaftaran ini nantinya. Sebab, jika benar Kapitra akan maju jadi caleg PDIP untuk Sumbar, maka tentu akan jadi perhatian banyak pihak, bagaimana cara Kapitra mengupayakan Habib Rizieq bisa menjadi calon presiden ketika ketua partai yang mengusungnya sudah pasti lebih memilih Jokowi yang maju?

Benar-benar ironi di atas ironi. (K/A)

Exit mobile version