Cara Menentukan Jenis Olahraga yang Cocok untuk Kita

MOJOK.CO – Tak semua orang cocok dengan segala jenis olahraga. Misalnya  dari kecil suka main futsal, kayaknya sulit orang kayak gitu mau diajak nge-gym. Begitu juga sebaliknya

Kayaknya udah nggak perlu dijelasin lagi deh betapa pentingnya olahraga bagi tubuh manusia. Mens sana in corpore sano, di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Dalil yang selalu muncul kalau topiknya udah nyerempet-nyerempet soal kesehatan tubuh.

Oke, meski kita tahu olahraga itu kegiatan yang penting dan berguna, kenyataannya nggak banyak orang kok yang mau melakukannya. Berbagai pledoi yang sering muncul kayak kesibukan, nggak ada area olahraga, sampai nggak ada temen yang diajak merupakan beberapa hal yang sering muncul saat kita mager.

Nah, hal yang kayak begitu yang sering kali terjadi kalau kita melakukan jenis olahraga yang tidak kita suka. Bukannya tambah sehat, tambah stres iya karena bosan. Oleh karena itu, penting sekali buat kamu menentukan jenis olahraga yang benar-benar kamu butuhkan.

Hal pertama yang bisa kamu lakukan adalah pahami dulu untuk apa tujuanmu berolahraga. Apa untuk menjaga kebugaran tubuh doang? Atau cuma mau mengecangkan atau mengecilkan bagian tubuh tertentu? Atau mau olahraga untuk PDKT si doi doang? Pilih dulu.

Jika misalnya kamu cuma kepingin olahraga dalam rangka PDKT si doi, ya kan blas nggak mashook kalau kamu pilih olahraga futsal—misalnya. Bukannya bisa PDKT, gebetanmu malah bisa kepincut sama temen futsalmu, ya itu namanya strategi yang keliru brutal, Bung.

Kalau motif olahragamu cuma mau PDKT ya pilih saja olahraga yang bisa dilakukan berdua secara bersamaan, plus tanpa diganggu orang ketiga, keempat, atau kesebelas. Kamu bisa pilih olahraga panahan misalnya. Jadi sembari mengikuti sunnah Nabi, juga bisa soksokan berlagak mbenerin cara dia memanah. Kan keren. Ya nggak? Berasa kayak Legolas gitu.

Atau kalau mau lebih aduhai lagi, kamu bisa memilih olahraga karambol. Wah, sudah pasti makin terpancar aura keromantisannya. Apalagi kalau dilakukan di pos ronda. Wuih. Sangat menjaga kearifan lokal sekaleee.

Selain menentukan motif untuk jenis olahraga yang dipilih, kamu juga sebaiknya memilih olahraga yang disukai. Sebab melakukan kegiatan yang nggak disukai itu berat. Dalam tataran penentuan jenis olahraga kamu benar-benar haram mempraktikan kata-kata mutiara, “udah jalanin aja dulu, siapa tahu cocok.”

Hal ini perlu agar kamu bisa menikmati olahraga ini sejak pertama kali dimainkan. Soalnya kalau udah ada perasaan nggak suka, melakukan olahraga ini bisa bikin emosi sendiri lho. Masih mending kalau yang emosi diri sendiri, lha kalau orang lain jadi ikut emosi gimana? Urusannya kan jadi runyam.

Misalnya kamu nggak bisa dan nggak suka main futsal, tapi karena teman-temanmu ngajakin terus akhirnya kamu iyakan. Akhirnya yang terjadi kamu kaku banget mainnya, mau nendang bola aja kayak lagi ngerjain soal aritmatika, akhirnya timmu kalah. Lalu kamu kena damprat teman-temanmu.

Untuk menimbang olahraga yang kamu sukai sebenarnya bisa diawali dari olahraga apa yang sering kamu lakukan sejak kecil. Biasanya olahraga yang kayak begitu yang akan terus digemari sampai tua. Ketika kecil kamu suka bulutangkis misalnya, pernah melakukannya, tidak ada salahnya mencobanya lagi.

Sekalipun di awal-awal kamu mungkin masih agak kaku memukul shuttlecock, tapi biasanya orang akan mudah terbiasa kalau memang waktu kecil pernah atau sering melakukannya. Jadi tak perlu ragu kalau kamu mau bernostalgia dengan olahragamu saat masih kecil.

Pertimbangan berikutnya yang perlu kamu perhatikan juga soal waktu. Ini penting terutama bagi kamu yang sudah bekerja atau sudah punya keluarga. Jadwal olahraga tidak bisa ditentukan sebebas ketika masih sendiri, harus berbagi. Akhirnya waktu senggang pun jadi sempit, olahraga jadi sulit.

Untuk itu, pikirkan lagi tujuan olahraga bagi kamu yang sudah sangat sibuk. Tidak bisa lagi kamu pasrah dengan mengandalkan jadwal main futsal atau renang teman-teman kantor yang kadang cuma dilaksakan sebulan sekali. Ya kamu harus pintar, nggak bisa kamu pasrah sama kenyataan.

Olahraga lari, jalan cepat, atau naik turun tangga mungkin bisa jadi pilihan. Tak perlu berar-berat melakukannya, yang penting rutin atau istikomah. Misalnya, ketika galon air di kantormu habis, mungkin kamu bisa mengajukan diri sebagai relawan untuk mengangkat galon air dari lantai satu ke lantai empat misalnya.

Kalau kamu mau melakukannya tiap hari, tolong kami dikabari ya? Biar kami bisa pekerjakan kamu. Lumayan kan, bisa ngirit nambah Office Boy.

Pertimbangan berikutnya yang perlu kamu lakukan adalah, apakah kamu lebih suka olahraga sendiri atau olahraga bareng teman-temanmu.

Hal ini memang kelihatan remeh banget. Tapi percayalah, nggak semua orang itu suka dengan olahraga bersama teman-teman. Ada orang yang memang suka menyendiri saat olahraga. Biar bisa mengenang masa-masa PDKT si doi saat olahraga bareng dan akhirnya ketikung temen sendiri.

Atau bisa jadi memang orang yang suka olahraga sendiri ini nggak mahir melakukan olahraga tim sejak kecil. Kayak basket, sepak bola, atau futsal. Nggak pernah terbiasa aja, jadi kalau mau melakukannya sekarang udah telat banget.

Nah, orang-orang kayak gini memang lebih baik memilih olahraga macam nge-gym, lari-lari, atau jalan kaki pagi aja. Yah, macam olahraga-olahraganya orang tua lah. Ya nggak apa-apa dong tua, yang penting kan mens sana in corpore sano.

Exit mobile version