Tiga Cara Mendekati Pria untuk Wanita yang Belum Pernah Pacaran

Love-Me-Love-Me-Not-MOJOK.CO

MOJOK.CO – Mendekati pria demi sebuah misi asmara jelas bukan pekerjaan mudah. Terutama bagi wanita tanpa pengalaman. Mojok memberi tipsnya untuk kamu.

Tanya: Curhat dong, Mas Karjo. Sebelumnya, maaf, saya tidak menyebutkan identitas saya. cukup panggil saja saya Mawar. Langsung saja, ya.

Ini soal kisah percintaan saya yang dari TK sampai kuliah selalu sendiri. Sama sekali nggak pernah memacari dan dipacari laki-laki, Mas. Sampai ketika saya menginjak usia seperempat abad saya tak kunjung menemukan laki-laki yang pas juga, orangtua saya mulai kalang kabut.

Ya, bagaimana tidak, tekanan sosial besar. Wong adik tingkat empat tahun di bawah saya sudah pada gendong anak. Ibu saya sampai menduga aneh-aneh, jangan-jangan saya ini dijampi-jampi sama orang jahat biar nggak dapat jodoh (kayak di acaranya Karma itu lo, Mas). Nauzubilahminzalik 🙁

Di tengah situasi demikian, teman saya, namanya Mbak Mega, kemudian mengenalkan saya kepada seorang laki-laki. Usut punya usut, ternyata lelaki ini sepupu Mbak Mega. Sebut saja namanya Mas Fahrul. Dia tinggal di Makassar, sementara saya di Jawa.

Kata Mbak Mega, Fahrul sudah PNS, agamanya bagus, sering salat di masjid… pokoknya idaman sekali. Mendengar hal itu, ya saya sebagai gadis desa purun sanget, mau sekali. Saya pun tidak menolak dikenalkan dengan Mas Fahrul. Mbak Mega lalu minta foto saya untuk diperlihatkan ke Mas Fahrul.

Setelah melihat foto saya, Mas Fahrul meminta Mbak Mega untuk video call bertiga. Saya yang sudah kegeeran mengira dia mau mengatakan sesuatu yang penting, oladalah ternyata dia cuma prengas-prenges. Buang-buang kuota saja.

Dari Mbak Mega saya tahu, setelah telepon bertiga nggak jelas itu Mas Fahrul bilang kepadanya bahwa saya cantik. Ia lalu minta nomor WA saya ke Mbak Mega dan mengirim pesan singkat, lugas, dan tanpa babibu.

“Kapan Mawar siap nikah?”

Saya kaget banget, Mas. Rasanya kayak ladang gandum diguyur hujan cokelat dan jadilah Koko Krunch. Antara senang dan bingung campur aduk.

Kepada Mas Fahrul saya lalu bilang bahwa saya belum siap. Kuliah saya belum selesai. Sementara dia bilang bahwa dirinya sudah siap nikah tahun ini karena sudah selesai pendidikan ikatan dinas.

Sejak itu saya dan Mas Fahrul kerap saling melempar pesan menceritakan kesibukan kami masing-masing. Dia juga sempat mengajak saya video call lagi, namun selalu tidak pada waktu yang tepat sehingga saya tidak bisa mengangkatnya.

Tiga bulan berlalu ketika suatu hari, mendadak foto profil dan story dia di WA saya hilang. Dia juga tidak pernah menghubungi lagi. Saya otomatis berpikir, dia sudah menghapus nomor hape saya. Saya pun tidak balik menghubunginya lagi. Gengsi.

Lima bulan berlalu. Saya akhirnya memberanikan diri mengirim pesan sekadar tanya kabar. Responnya cukup lama, dua hari. Baru saja komunikasi tersambung kembali, lagi-lagi dia menanyakan kapan kami siap nikah. Padahal dia baru saja mencampakkan saya begitu saja.

Pesan itu saya balas dengan, “Maaf, Mas, jangan sering bilang kapan siap nikah kalau Mas Fahrul sendiri tidak serius mengucapkan hal itu.”

Tidak ada balasan lagi setelah itu.

Bagaimana ya, Mas Karjo… apa yang harus saya lakukan ketika saya berusaha mengenal seorang lelaki lebih jauh? Apakah saya salah dan terlalu buru-buru dalam kasus dengan Mas Fahrul? Mengingat saya tidak punya pengalaman soal cinta. Dan menurut Mas Karjo, apakah sesungguhnya Mas Fahrul ini hanya mempermainkan saya?

Mohon pencerahannya. Salam. Mawar.

Jawab: Mawar yang baik, secara umum mengenal lebih jauh (bahasa sopan untuk mendekati lebih jauh) seorang pria atau wanita itu sama saja. Dan di belantika asmara Indonesia, ada dua mazhab besar yang menggariskan cara melakukannya.

Pertama, mazhab Dilan. Pepet terus, jangan sampai lolos.

Caranya? Terus tunjukkan bahwa kamu memberi perhatian spesial kepadanya yang ia sadari tidak umum diberikan oleh teman biasanya. Mulai dari memberi ucapan selamat ulang tahun secara personal, menghadiahi buku Cinta Tak Pernah Pernah Tepat Waktu, mengirim pesan yang tujuannya cuma ngobrol ngalor-ngidul, nge-tag dia di giveaway Instagram, atau sesekali minta bantuan kepadanya.

Ingat, ketika mengobrol, semakin kamu ngalor-ngidul, semakin jelas kode bahwa kamu sebenarnya cuma ingin dekat dan, dalam bahasa kamu tadi, mengenal dia lebih jauh.

Selain itu, kamu juga perlu memperlihatkan bahwa kamu telah mencari tahu fakta-fakta hidupnya. Misalnya dengan tiba-tiba me-mention di obrolan kalian bahwa kamu tahu dia dulu pernah jadi anak gunung. Atau memberi link prediksi skor Mojok kepadanya ketika tim favoritnya bertanding di Piala Dunia. Teman saya, dalam kadar yang agak ekstrem, sampai pernah mati-matian belajar PS demi bisa ngobrolin serba-serbi PS dengan cowok taksirannya.

Dengan melakukan jurus-jurus kode itu, dia akan pelan-pelan sadar bahwa “pasti ada sesuatu” di dirimu kepadanya.

Tapi, penting juga untuk tahu kapan aksi semacam itu harus dihentikan. Ingat hukum Newton aksi = reaksi? Bagus. Pasti dulu kamu anaknya Fisika banget. Nah, ketika kamu merasa dia mulai melakukan hal yang sama juga, artinya aksi macam ini bisa dilanjutkan. Misal, ketika dia balas kirim WA duluan. Itu sudah merupakan sinyal positif. Kecuali kalau WA si doi ternyata minta utangan.

Kalau aksi tidak berbuah reaksi, artinya tidak ada gaya tarik-menarik asmara di sana. Apa artinya? Nguing… nguing… sirene untuk abort mission sudah menyala.

Mazhab kedua adalah mazhab Rangga yang menerapkan cara yang berkebalikan 180 derajat.  Pendekatan dimulai dengan bikin perkara demi menciptakan situasi dan kondisi jatuh cinta. Tapi, selain sudah jadul, cara agak ngegas kayak gini jauh lebih berisiko dan mengundang ekses-ekses buruk. Saya sangat tidak menyarankan cara ini.

Sebenarnya belum selesai karena masih ada ada mazhab ketiga. Namun, mengingat unsur-unsur licik dan konspiratif pada cara ini, saya agak ragu menuliskannya di sini. Tapi, setelah saya timbang-timbang, sepertinya kondisimu memang sudah darurat betul untuk punya pacar. Jadi, baiklah, saya akan mencoba sebisa mungkin memaparkannya.

Cara ini cuma bisa dilakukan ketika kamu naksir cowok yang berada dalam lingkaran pertemanan yang sama. Langkah awalnya dimulai dengan mengumpulkan beberapa teman tepercaya dengan peluang berkhianat paling kecil. Lalu, beri tahu mereka tentang perasaanmu. Dengan hati-hati, mintalah kepada mereka untuk menciptakan gosip bahwa ada kedekatan yang sedang terjadi antara kamu dan gebetanmu.

Sembari melihat gosip itu bekerja, sekarang kamu bisa mengamati apa yang pria idamanmu lakukan. Apakah ia jadi menjaga jarak denganmu? Atau malah tersipu-sipu asu? Atau justru diam beku seperti boneka salju?

Apa yang dia lakukan akan menjadi dasar penilaianmu apakah langkah pedekate perlu dilanjutkan atau tidak.

Terlepas dari cara mana pun yang akan kamu pilih untuk diterapkan pada sasaran, penting saya untuk mencamkan satu hal. Mengenali dan mendekati gebetan itu tak berbeda dari operasi militer. Dibutuhkan taktik, strategi, dan mental yang matang. Gegabah dan salah perhitungan akan merusak keseluruhan rencana.

Terakhir, soal apakah Fahrul mempermainkanmu, menggunakan pendekatan Rocky Gerung, saya akan mengajukan dua kemungkinan.

Pertama, ya, betul dia mempermainkanmu. Indikasinya jelas, dia tidak menjalankan tupoksi komunikasi yang baik. Dan kamu, janganlah mencari-cari pembenaran atas sikapnya itu. Kekesalan yang kamu rasakan sudah cukup untuk menyudahi semua omong kosong itu.

Kedua, bisa jadi dia memang serius. Dalam arti, ketika dia bertanya “Kapan Mawar siap nikah?” itu sebenarnya murni tanya. Dan tujuannya menanyakan itu adalah karena selain di ikatan dinas, ternyata Mas Fahrul bekerja sambilan sebagai sales wedding organizer yang hendak menawarkan paket pernikahan.

Semoga jawaban ini memuaskan. Jika solusi ini berguna, saya berusaha rendah hati untuk menerima ucapan terima kasih. Apabila masukan-masukan saya dianggap sampah, maka sesungguhnya manusia adalah tempatnya salah dan lupa.

Kenang-kenangan terakhir untukmu, kiranya pesan Agus Mulyadi semasa jomblo ini masih relevan.

Salam. Karjo.

Anda dilanda masalah cinta? Punya problem dengan fenomena panjat sosial? Pusing menghadapi tekanan society? Atau butuh teman diskusi tentang rencana bisnis lele? Karjo, psikolog Mojok yang bukan insan tapi seekor sapi, siap menampung, menjawab, dan memberi pencerahan untuk masalah-masalah Anda. Caranya, kirimkan curhat dan cerita Anda ke redaksi@mojok.co dengan subjek Curhat Mojok. Curhat terpilih akan dijawab dan ditayangkan di Mojok.co.

Exit mobile version