Kenapa Sih Bad Influencer Disukai dan Terkenal?

anggaran influencer pemerintah 90 miliar gritte agatha ardhito pramono ICW Gofar Hilman kemendikbud kemenpar mojok.co

anggaran influencer pemerintah 90 miliar gritte agatha ardhito pramono ICW Gofar Hilman kemendikbud kemenpar mojok.co

MOJOK.COBad Influencer itu ternyata menjual kebodohan dan keributan yang sangat disukai orang-orang untuk membuat mereka merasa lebih baik dan punya pencapaian.

Saya ingat waktu SD guru saya pernah bilang kalau kita ingin diingat dan diperhatikan orang lain kita harus jadi orang yang paling baik atau yang paling nakal dan menyebalkan sekalian. Waktu itu saya agak bingung dengan perkataan guru saya tadi. Maksud saya, emang ada ya yang ingin diingat sebagai anak yang nakal? Bukannya semua orang membenci anak nakal, ya?

Bertahun-tahun kemudian, waktu saya kuliah, saya baru “ngeuh” perkataan guru saya tadi ketika saya melihat banyak sekali orang berlomba-lomba untuk jadi anak yang nakal dan menyebalkan karena….

… jadi nakal dan menyebalkan itu bikin terkenal dan punya banyak uang—maksud saya, sangat terkenal dan sangat banyak uang.

Kalau nggak percaya, lihat aja akun-akun so-called Influencer di social media yang terang-terangan menunjukan “bad attitude” yang mereka punya.

Mereka malah dengan sengaja melabeli diri sebagai anak-anak nakal dan rebel yang berusaha melawan aturan-aturan yang selama ini kita patuhi—untuk menjadi anak baik, rajin, sopan, tidak sombong, suka menabung dan suka bekerja keras agar kelak bisa hidup sukses.

Para Bad Influencer ini malah melakukan kebalikannya, Mereka lebih senang menunjukan keisengan, keshombonxxxan, dan pesan-pesan lain yang intinya nunjukin kalauperilaku kita itu nggak penting selama kita tetap di-notice dan jadi pusat perhatian orang lain. Pokoknya tetap semangat dan Be yourself aja even universe against you~ Wow sungguh pesan yang sangat narsis, dan self destruktif wqwq.

Dan yang aneh adalah…

… Bad Influencer yang menyebalkan ini banyak yang suka dan banyak yang sengaja (((ngasih panggung))) sama mereka supaya mereka makin terkenal.

Ya betul! Lihat aja jutaan view dan share di video-video atau update-an sosial media mereka. Mon maap nichh, video yang mayoritas kontennya cuman prank-prenk yang isinya komedi nggak jelas—yang tentu saja nggak ada faedahnya kayak prank hamil, prank ngerjain orang tua, sampai terakhir ada yang bikin prank jadi gembel yang tentu saja super duper nyebelin karena sangat misrepresentative dan mencemarkan nama baik gembel. Gembel yang asli aja nggak gitu-gitu amat, WOYY.

Dan yang lebih parah, selain konten prank prenk unfaedah, Bad Influencer itu juga bikin konten yang nggak etis kayak ngerobek-robek uang untuk kesenangan, banting-banting barang mahal yang baru dibeli, buang-buang makanan, IYA MAKANAN DIBUANG-BUANG PADAHAL BANYAK ANAK DI AFRIKA NGGAK BISA MAKAN sampai bikin konten nggak manusiawi dengan nayangin—mohon maaf—mayat kayak yang dilakuin Youtuber dengan nama QoryGore. Dan itu semua hanya demi VIEW DAN LIKE, Buoss. Padahal nih ya, konten kayak gitu udah pernah rame dan jadi masalah waktu dipost Logan Paul. INI UDAH TAHU BERMASALAH TETEP AJA DIPOST ANJIR (maafin ngegas).

Dan sekali lagi. Konten kayak gini, disukai banyak orang.

Ternyata eh ternyata alasan kenapa banyak orang ngasih panggung dan suka sama konten Bad Influencer itu karena kita pada dasarnya memang suka ngelihat kebodohan dan keributan.

Ya, akuin aja, kita suka dengan orang yang cari sensasi, kita suka sama orang-orang yang berkelahi.

Loh seriusan ini. Ada sejarahnya!

Kalian pikir orang Roma dulu bikin Colosseum buat apa? Ya buat lihat keributan dan perkelahian, lah! Bedanya, di zaman modern, fungsi Colosseum itu udah diganti sama sosial media.

Di sosmed, setiap hari, kita bisa melihat banyak orang membuat keributan dan cari gara-gara atau bikin sensasi dengan membuka aib mereka. Dan bukannya melerai atau menengahi, kita akan dengan semangat menonton dan kalau bisa ngompor-ngompori dengan ikut berkomentar meramaikan thread tersebut sambil panen meme.

Nyatanya dengan menonton kebodohan dan perilaku menyebalkan orang lain, kita jadi merasa punya pencapaian karena merasa lebih pintar, lebih bermoral, dan lebih superior dari mereka. Jadi kita senang deh.

Dan inilah yang dibaca sempurna oleh para Bad Influencer ini. Karena mereka udah tahu “pasar” bahwa manusia suka keributan dan kebodohan, makanya mereka dengan sengaja bikin konten sampah yang bully-able supaya bikin yang nonton ngerasa lebih baik dari mereka. Kalau kata Awkarin, nggak apa-apa kalian yang suci dan aku yang penuh dosa—yang penting aku lebih kaya dari kalian semua HAHAHAHA.

Mungkin buat para bad influencer itu, mereka nggak apa-apa dianggap bego dan menyebalkan. Yang penting kan hidupnya lebih bergelimang harta. Daripada jadi baik, tapi cuman bisa ngelamar kerjaan medioker.

Loh ya bener mereka dong, kalau dengan bikin prank-prank menyebalkan bisa bikin kalian beli mobil Lamborghini, ngapain susah-susah kerja keras kuliah lalu daftar CPNS? Hah??

Hayolohhh ternyata bad influencer yang kita anggap lebih bodoh dari kita ini jauh lebih pintar karena bisa memanfaatkan celah berupa ego ingin lebih baik yang dimiliki oleh kita semua.

Lagian kalau mau nyalahin bad influencer kok ya susah banget rasanya. Kalau misal kamu mau protes kalau konten yang mereka buat berpartisipasi dalam membodohkan bangsa, mereka ya tinggal berkelit buat nggak usah nonton channel mereka. Kalau perlu, blok sekalian!1!

Dan, kalau kamu mau protes prank-prank menyebalkan yang mereka buat itu nggak lucu, mereka ya tinggal nyalahin balik selera humor kamu yang mungkin bagi mereka terlalu ambyarr untuk memahami prank mereka.

Pada akhirnya, mau nggak mau kita jadi mengiyakan pendapat mereka kalau semesta emang berpusat di mereka, masyarakat bakal menerima mereka apa adanya, dan punya bad attitude itu nggak apa-apa selama bikin kamu terkenal dan viral.

Dan kalau ada haters yang suka protes-protes, nggak usah panik karena pasti bakal ada orang yang belain kamu habis-habisan sambil bilang “Jangan didengerin, yang penting tetap semangat berkarya, Kak!” Mamam, bisa apa kalian ngelawan mereka? wqwq.

Exit mobile version