Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

Sepatu Rusak: Saksi Bisu dari Atlet Sepak Bola Putri di Jogja yang Penuh Nyali dan Nilai Mahal yang Mereka Pelajari

Aisyah Amira Wakang oleh Aisyah Amira Wakang
19 Juni 2025
0
A A
MLSC.MOJOK.CO

ilustrasi - Pertandingan MLSC edisi ketiga di Jogja.

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Ajeng (11), seorang atlet sepak bola putri dari tim Muhammadiyah Sapen B, Jogja tampak cemberut melihat kondisi sepatunya yang rusak. Saat pelatihnya memberikan arahan di kala istirahat, Ajeng tak bisa fokus.

Ia tatap dalam-dalam alas sepatunya yang menganga usai pertandingan MilkLife Soccer Challenge (MLSC) edisi ketiga di Jogja pada Rabu (18/6/2025).

“Tadi kakiku kena tendang, mangkanya sepatuku rusak. Pergelangan kakiku jadi agak sakit,” kata Ajeng mengadu ke pelatihnya.

Setelah mendengar keluhan itu, sang pelatih lekas bertanya ke atletnya, apakah ada yang mempunyai sepatu ukuran 37 agar bisa dipakai Ajeng di babak selanjutnya? 

Salah seorang atlet yang usianya lebih tua dari Ajeng menawarkan sepatu hitamnya. Ia menyuruh Ajeng mencobanya lebih dulu. Khawatir, jika Ajeng tidak nyaman dengan sepatu miliknya.

“Pas kok, makasih ya Kak. Nanti aku kembalikan sebelum kakak main,” kata Ajeng di depan Stadion Tridadi, Sleman.

Tiga puluh menit lagi, Ajeng dan tim putri Muhammadiyah Sapen B akan lanjut bertanding di babak berikutnya, setelah sebelumnya memperoleh skor seri dengan tim Ungaran. Di sela-sela menunggu itu, sang pelatih memberikan arahan sekaligus dukungan untuk timnya.

Sering dievaluasi pelatih, tapi tak bikin mental ciut

“Coach lihat, kalian kelihatan nggak ada nyali waktu bertanding sama tim lawan. Ada yang nggak fokus dan cuman berdiri diam. Mangkanya bisa kebobolan,” kata Didi Susanto, salah satu pelatih dari tim Muhammadiyah Sapen B, Jogja. 

Atlet sepak bola Muhammadiyah Sapen B. MOJOK.CO
ilustrasi – pelatih tim Muhammadiyah Sapen B, Didi Sutanto di Jogja memberikan arahan ke timnya. (Eko Susanto/Mojok.co)

“Nashita!” kata dia lagi memanggil Aisha Nashita, kapten tim Muhammadiyah Sapen B, Jogja. 

Nashita yang dari tadi duduk sambil menunduk melihat tanah langsung menengadah, menatap pelatihnya yang sedang berdiri di hadapannya. Seolah tertangkap basah karena tak fokus mendengarkan sang pelatih.

“Kamu harus menyemangati teman-temanmu. Jangan takut. Suruh mereka tendang bola yang keras. Nek iso, gawange ambrukke. (Kalau bisa gawangnya sampai ambruk),” kata Didi.

“Kayak Ajeng misalnya, sudah bagus dia mainnya. Walaupun kakinya kena tendang, dia tetap maju terus!” lanjutnya.

Nashita bukannya tak sadar. Sepanjang permainan tadi, namanya memang sering disebut oleh sang pelatih. Didi menyadari ketidak fokusan Nashita selama pertandingan MLSC Jogja edisi ketiga. Tanpa bermaksud mengecilkan hati, ia memberikan semangat kepada seluruh atlet agar bertanding dengan baik di babak selanjutnya. 

“Coach nggak mau mental kalian lemah, karena orang yang begitu nggak akan bisa maju,” ujarnya.

Nggak pernah menangis, kecuali saat kalah

Sebetulnya, kata Nashita, ia tidak takut menghadapi lawan. Hanya saja, di pertandingan MLSC Jogja edisi ketiga tadi, Nashita mengaku nge-blank. Ia tak tahu apa yang harus dilakukan saat bola datang ke arah lain. Bukan di sisi lapangan, tempat ia berjaga.

“Kami sudah atur strategi untuk jaga posisi masing-masing. Tapi pas bola datang, tim lawan itu langsung berkerumun. Kami jadi bingung,” kata pemain sayap itu kepada Mojok, Rabu (18/6/2025).

Pertandingan MilkLife Soccer Challenge (MLSC). MOJOK.CO
Pertandingan MLSC edisi ketiga di Jogja. (Eko Susanto/Mojok.co)

Namun, setelah mendengar arahan dan motivasi dari pelatihnya, Nashita jadi makin sadar untuk memperbaiki permainannya bersama tim. Sebagai kapten yang punya tanggungjawab lebih besar, ia akan merasa bersalah jika timnya gagal menuju final. 

“Aku nggak pernah menangis sih, kecuali momen saat kami kalah. Nah, di momen itu aku baru merasa benar-benar bersalah kepada timku. Berkat coach juga, aku jadi sadar untuk mengevaluasi kekuranganku dan berusaha lebih baik lagi untuk kemenangan tim,” tutur atlet sepak bola putri asal Jogja itu.

Gol terjadi berkat kekompakan tim sepak bola putri Jogja

Nashita pun berhasil membuktikannya. Di pertandingan MLSC Jogja selanjutnya, ia berhasil mencetak gol dengan angka akhir 1-0. Dengan begitu, timnya bisa maju ke babak selanjutnya. Selain membawa kemenangan, Nashita juga membawa bengkak di kakinya.

“Engkel ku tadi kena tendang waktu di kotak penalti, tapi nggak papa bisa bikin juara,” selorohnya.

Nashita juga tak khawatir selama pertandingan MLSC Jogja edisi ketiga, karena temannya ikut mengingatkan saat ia tiba-tiba hilang fokus di lapangan. Ia merasa bebannya sebagai kapten ikut berkurang. Ia jadi sadar bahwa sepak bola adalah olahraga tim yang menjunjung tinggi kekompakan.

“Aku bangga banget sama timku, terutama waktu Wilda, penjaga gawang kami menepis bola dari lawan berkali-kali. Keren banget!” kata Nashita yang disambut sepakat oleh pemain lainnya.

Kapten sepak bola Muhammadiyah Sapen B. MOJOK.CO
ilustrasi – Kapten Sepak Bola Putri Muhammadiyah Sapen B, Aisha Nashita di Stadion Tridadi, Jogja. (Eko Susanto/Mojok.co)

Bagi Nashita dan timnya, sepak bola tidak hanya membentuk mental tapi juga melatih kekompakan dalam tim, saling percaya dan mendukung satu sama lain, serta menjaga sportivitas dengan tim lawan.

Di Jogja, sepak bola putri adalah olahraga yang “mahal” nilainya

Nashita mengaku memiliki teman di luar sekolahnya yang sama-sama bergabung dalam klub sepak bola Putri Mataram. Saat bertemu di pertandingan MLSC Jogja edisi ketiga, mereka pasti saling menyapa. Sepak bola juga mengajarkannya untuk peduli terhadap sesama.

“Dia contohnya Kak (menunjuk salah satu teman di sampingnya), dulu dia pendiam banget tapi teman-teman sering ajak ngobrol dia. Walaupun nggak seramai seperti kami, tapi dia jadi lebih sering ketawa bareng kami,” ucap Nashita.

Ajeng yang juga dikenal pendiam dalam tim, kata ibunya, sudah pandai bersosialisasi dengan teman-temannya. Buktinya saat insiden sepatu rusak tadi, Ajeng jadi berani mengekspresikan diri atau mengemukakan pendapatnya.

“Banyak sekali perubahan dari anak saya, yang tadinya pendiam kini mentalnya bahkan jauh lebih kuat,” ucap Warti (40) di samping anaknya Ajeng, yang tersenyum mendengar pendapat ibunya. 

Penulis: Aisyah Amira Wakang

Editor: Muchamad Aly Reza

BACA JUGA: Lintang dan Ayla, Dari Pertanyaan “Perempuan Kok Main Bola” Jadi Inspirasi Sepak Bola Putri di Jogja atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.

Terakhir diperbarui pada 19 Juni 2025 oleh

Tags: atlet perempuanMilkLife Soccer Challengemlsc jogjasepak bola putri jogjasepak bola putri mataram
Iklan
Aisyah Amira Wakang

Aisyah Amira Wakang

Artikel Terkait

Regina Mikaela Lintang, Bek Tangguh yang Jadi Pemain Terbaik MilkLife Soccer Challenge MOJOK.Co
Ragam

Regina Mikaela Lintang, Bek Tangguh yang Jadi Pemain Terbaik MilkLife Soccer Challenge

26 Juni 2025
MLSC.MOJOK.CO
Ragam

Olin, Predator Mungil Asal Kotabaru yang Siap Menjadi Marselino Baru di Masa Depan

23 Juni 2025
SD Kanisius Duwet Juara MilkLife Soccer Challenge 2025: Berawal dari Anak-anak yang Takut Bola MOJOK.CO
Ragam

SD Kanisius Duwet Juara MilkLife Soccer Challenge 2025: Berawal dari Anak-anak yang Takut Bola

23 Juni 2025
Tim sepak bola putri lolos final MLSC di Stadion Tridadi, Sleman. MOJOK.CO | MLSC Seri 3 Yogyakarta 2025
Olah Raga

MLSC Seri 3 Yogyakarta 2025: Lahirnya Bibit-bibit Emas Atlet Sepak Bola Putri dari Lapangan Tridadi

23 Juni 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Toyota Avanza Jawaban Nafsu ASN yang Gadai SK demi Beli Mobil MOJOK.CO

Toyota Avanza 2011, Mobil Bekas Terbaik untuk ASN yang Nafsu Menggadai SK Demi Membeli Mobil Setelah Resmi Menjadi Abdi Negara

11 Juli 2025
Dosa Besar Pedagang Soto Adalah Merusak Kesegaran Kuah Demi Mempertebal Margin Keuntungan Mojok.co

3 Dosa Pedagang Soto, Merusak Kesegaran Kuah demi Mempertebal Margin Keuntungan 

11 Juli 2025
Jogja Tanpa Klakson Itu Omong Kosong, Nggak Usah Berlebihan Bikin Narasi Puji-pujiannya

Jogja Tanpa Klakson Itu Omong Kosong, Nggak Usah Berlebihan Bikin Narasi Puji-pujiannya

10 Juli 2025
Fadli Zon: Narasi Orde Baru dalam Bayang-Bayang Reformasi

Fadli Zon: Narasi Orde Baru dalam Bayang-Bayang Reformasi

12 Juli 2025
Bakmi Jawa di Jogja Tidak Semuanya Memuaskan, Wisatawan Sebaiknya Bisa Bedakan yang Enak dan Biasa Saja Agar Tidak Kecewa Mojok.co

Bakmi Jawa di Jogja Tidak Semuanya Memuaskan, Wisatawan Sebaiknya Bisa Bedakan yang Enak dan Biasa Saja

9 Juli 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.