UMK Jogja memang ironi, tapi pemuda asal Kota Pelajar ini bisa dapat gaji tiga sampai lima kali lipat besarnya. Saat kuliah, ia dapat kesempatan kerja di Amazon. Sebuah perusahaan teknologi terbesar asal Amerika Serikat. Kerjanya juga nggak mumet, tapi menyenangkan karena sesuai passion.
***
Tak ada yang membuat Alfi (22) tertarik, selain mempelajari teknologi dan sains. Sejak kecil, ia sering mengotak-atik alat komputer untuk memahami bagaimana perangkat itu bekerja. Tentu saja, ia tak langsung ahli. Tak bisa dikatakan juga sebagai anak yang jenius dari lahir.
Tapi, ia terus belajar secara otodidak karena menyukai hal-hal baru soal teknologi. Keminatannya itu terus tumbuh dan berkembang hingga remaja.
Maka dari itu, alih-alih memilih sekolah negeri seperti yang diminati banyak orang, Alfi lebih memilih sekolah kejuruan di Jurusan Informatika. Seiring berjalannya waktu, Alfi ingin menjadi ahli hingga akhirnya memutuskan kuliah.
“Itulah kenapa saya memutuskan ambil Jurusan Informatika agar lebih mendalami dunia teknologi, dan berkontribusi dalam pengembangan solusi berbasis digital,” ucap Alfi kepada Mojok, Rabu (11/6/2025).
Sebagai informasi, Teknik Informatika lebih berfokus pada pengembangan perangkat lunak, pemrograman, dan teknologi komputer secara teknis. Melibatkan juga pemahaman tentang pemrograman, jaringan komputer, database, AI, dan teknologi website.
Sedangkan, Sistem Informasi berfokus pada pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, dan distribusi informasi secara efektif. Materinya bisa berupa teknologi informasi, manajemen, dan strategi bisnis.
Cari kerja di Jogja sejak mahasiswa
Usai menjalani sekian banyak tes, Alfi akhirnya lolos dan kuliah di Jogja. Di masa itu, ia tak ingin menjadi mahasiswa kupu-kupu alias kuliah-pulang, kuliah pulang. Beberapa temannya juga aktif mencari freelance.
Karena tak mau kalah, Alfi akhirnya ikut mencari pekerjaan di Jogja. Hitung-hitung bisa menambah uang saku dan pengalaman. Kebetulan, saat itu ia juga baru saja selesai magang di suatu perusahaan teknologi di Jogja. Sehingga lebih termotivasi.
Mulanya, ia tak menyangka akan kerja bersama perusahaan besar seperti Amazon asal Amerika Serikat. Pada tahun 2021, Alfi baru diterima di sebuah yayasan sosial yang berlokasi di Jogja. Sekilas, keputusan itu terbilang aneh karena ia tak kerja di perusahaan bidang teknologi secara langsung.
Tapi dari sana, Alfi justru ingin mengerahkan kemampuannya di bidang teknologi untuk sosial. Ia berharap teknologi yang ia pelajari dapat bermanfaat untuk masyarakat sekitar. Alfi menjelaskan, yayasan yang ia masuki memiliki komitmen untuk memajukan pendidikan, khususnya di bidang penelitian, kewirausahaan, teknologi, dan literasi digital.
“Saya mulai bergabung dengan yayasan tahun 2021. Yayasan ini memiliki misi sosial yang sejalan dengan nilai-nilai pribadi saya,” ucap Alfi.
“Dengan begitu, saya merasa bisa berkontribusi lebih di sini. Bukan hanya secara profesional tapi juga secara sosial,” lanjutnya.
Baca Halaman Selanjutnya
Kerja menantang di yayasan sosial Jogja