Pemuda asal Gunungkidul, Jogja merelakan pekerjaannya di suatu perusahaan yang ada di Kota Dubai, Uni Emirat Arab. Di daerah asalnya, ia bisa slow living tanpa merusak mental, meski gajinya sekarang lebih kecil ketimbang dulu.
***
Sistem Informasi adalah jurusan yang Irsyad (22) target sejak SMA. Melalui perkembangan teknologi yang semakin masif, ia melihat peluang besar untuk bekerja di sana. Oleh karena itu, ia memutuskan kuliah di jurusan tersebut.
Namun, di sela-sela kuliahnya, Irsyad justru banting setir berjualan kopi keliling. Ia mengaku fear of missing out (fomo) karena tren bisnis kopi keliling di Jogja pada saat itu. Terlebih, kata dia, ia tipe orang yang mudah terinspirasi untuk melakukan sesuatu.
Tapi bagi Irsyad saat itu, bisnis kopi keliling adalah hobi. Ia bahkan tak punya ekspektasi tinggi jika bisnisnya menjadi besar, sebab belum punya pengetahuan bisnis yang bagus.
“Tetapi, bekerja sebagai kopi keliling justru memberikan pelajaran kepada saya di mana pembeli bukan hanya customer tapi sebagai relasi dan teman,” kata Irsyad saat dihubungi Mojok, Rabu (11/6/2025).
Bisnis kopi keliling itu akhirnya hanya berlangsung selama satu semester saja. Ia memilih berhenti karena pandemi Covid-19 melanda. Tak banyak orang yang keluar rumah dan memilih berhemat di tengah kondisi ekonomi yang tak pasti.
Beberapa tahun berselang, jiwa muda Irsyad untuk mencari uang masih membuncah. Alih-alih fokus menyelesaikan skripsi, ia justru mencari pekerjaan lain yang bisa ia lakoni sambil kuliah. Terlebih, kondisi ekonomi keluarganya juga tak baik pada saat itu. Jadi, ia tidak ingin membebani biaya kuliah orang tuanya.
Diterima kerja perusahaan Dubai sambil kuliah di Jogja
Setelah mencari-cari pekerjaan lewat internet, ia menemukan lowongan kerja remote atau freelance dari Kota Dubai, Uni Emirat Arab. Ia langsung saja mendaftar dan ternyata diterima setelah melalui proses panjang pengumpulan berkas dan wawancara.
“Saya diterima kerja di bidang teknologi pada November 2024, sebagai Junior UI/UX Designer, ” kata Irsyad.
Selama bekerja di sana, Irsyad mengaku nyaman karena dari segi waktu dan tenaga cukup efisien. Apalagi, gaji yang ditawarkan bukan main. Rata-rata, gaji khusus untuk Junior UI/UX Designer berkisar antara Rp6,4 juta hingga Rp11,2 juta.
Jauh berbeda dengan gaji di Indonesia yang berkisar antara Rp3 juta hingga Rp6 juta meski tugasnya sama. Karena bisa kerja remote di Indonesia, angka itu cukup membuat hidupnya sejahtera. Hanya saja, memang ada kendala yang harus ia hadapi karena sistem kerja yang bisa dari mana saja.
“Saya kan tinggal di Gunungkidul, otomatis kendalanya ya gangguan jaringan. Terus kalau ngerjaain di rumah juga nggak terlepas dari gangguan orang rumah,” jelasnya.
Baca Halaman Selanjutnya
Mental rusak karena jam kerja tak jelas