Sudah sejak 2002 keluarga Fatih (24) menetap di Jagakarsa, Jakarta Selatan (Jaksel). Daerah terluas kedua di Jaksel setelah Cilandak dengan luas 2.501 hektare.
Keluarganya memang sempat tiga kali pindah rumah. Namun, ketiga rumah itu masih di Jagakarsa. Tidak pernah bergeser dari kecamatan itu.
Hingga kini, Fatih dan keluarganya mengaku masih sangat betah tinggal di sana. Meski memang ada beberapa hal dari daerah ini yang kadang dianggap “menyebalkan”.
Jagakarsa, daerah paling adem di Jakarta Selatan (Jaksel)
“Adem”. Kalau diminta menggambarkan Jagakarsa dalam satu kata, kata itulah yang selalu Fatih pilih.
Wajar saja. Daerah ini memiliki banyak Ruang Terbuka Hijau (RTH), baik berupa taman maupun hutan kota yang tersebar di banyak titik. Tidak hanya belantara gedung-gedung tinggi sebagaimana sering banyak orang bayangkan tentang Jakarta.
“Udara cenderung sejuk kalau dibanding tetangganya (Depok). Dan emang jalanan-jalanan di sini rindang,” ujar Fatih berbagi cerita, Kamis (8/5/2025).
“Aku kalau denger kata Depok, Margonda, Tangerang, Bekasi, Cinere, Jakarta Timur, yang ada di kepala tuh panas aja gitu. Tapi kalau denger Jagakarsa, langsung adem di kepala,” sambungnya.
Akses yang serba mudah
Selain itu, bagi Fatih, suasana di Jagakarsa, Jakarta Selatan yang adem itu didukung dengan akses ke beragam fasilitas yang semkain ke sini terasa makin mudah.
Jagakarsa dekat dengan kawasan perkantoran dan bisnis di Jalan TB Simatupang.
Akses ke pusat pendidikan seperti ke Universitas Pancasila, Politeknik Negeri Media Kreatif (Polimedia), Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta (IISIP), Universitas Tama Jagakarsa, Institut Sains dan Teknologi Nasional (ISTN), serta asrama Universitas Indonesia juga mudah.
Jarak ke RSUP Fatmawati, sebagai pusat kesehatan di Jakarta Selatan pun hanya berkisar 5-10 menit. Lalu hanya beberapa menit saja sudah bisa menjangkau pusat perbelanjaan dan hiburan: AEON Mall Tanjung Barat.
“Transportasi umum juga gampang ngaksesnya di sini,” tutur Fatih. Sebab, ada beberapa stasiun yang melayani kebutuhan komuter ke daerah-daerah sekitar.
Baca halaman selanjutnya…
Hal-hal menyebalkan di balik label “daerah paling nyaman”