Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

Lulus Kuliah IPK 3,7 tapi Susah Dapat Kerja Gara-gara Tidak Mendengarkan Nasihat Orang Tua

Ahmad Effendi oleh Ahmad Effendi
18 Juni 2025
0
A A
sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Ilustrasi - Lulus Kuliah IPK 3,7 tapi Susah Dapat Kerja Gara-gara Tidak Mendengarkan Nasihat Orang Tua (Mojok.co/Ega Fansuri).

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Sarjana yang sulit kerja dan masih menganggur memang sedang menjadi fenomena umum. Namun, bagaimana kalau sarjana nganggur karena tak mendengarkan petuah orang tua?

***

Hidup memang penuh ironi. Teman-teman bilang, ikuti kata hati. Sementara kata orang tua: ikuti petuah mereka. Nah, Niko (27), dengan penuh kesadaran dan idealismenya, memilih yang pertama.

Hasilnya? Kuliahnya lancar, ia berhasil menjadi sarjana dengan IPK mentereng: 3,7. Sialnya, ia susah cari kerja dan nganggur nyaris setahun lamanya.

Lelaki asal Jawa Timur ini lulus dari salah satu PTS di Jogja pada 2023 lalu. Ia mendapatkan predikat sarjana sastra setelah lulus S1 Jurusan Sastra Indonesia.

Ekspektasinya pun begitu tinggi. Bagaimana tidak: ia lulus cumlaude, selama kuliah aktif juga di UKM yang bikin relasinya lumayan luas. Namun, ekspektasi itu tak sesuai realitas di lapangan. 

Lamaran kerjanya bolak-balik ditolak. Yang dikirim tanpa pernah berbalas malah lebih banyak. Alhasil, ia harus rela setahun menganggur dan terpaksa hidup dari freelance serta duit orang tua.

Memilih jurusan sastra karena passion

Saat masih SMA, Niko mengaku sudah punya bayangan ketika lulus kuliah mau jadi apa. Ia membayangkan hidup yang ideal sebagai novelis, penulis skenario film, atau penulis kondang yang setiap sore minum anggur di tepi pantai sambil menunggu transferan royalti karyanya masuk.

Maka dari itu, dengan penuh kesadaran, ia memilih Jurusan Sastra Indonesia. Baginya, mau PTN atau PTS sama saja. Yang penting kuliah di jurusan itu.

Sialnya, kedua orang tuanya yang merupakan pegawai negeri sipil (PNS), sudah mewanti-wanti dengan nada serius: “kuliah jurusan sastra mau kerja apa? Itu jurusan yang bikin lulusannya sulit kerja”.

“Paling banter kamu nanti jadi guru,” ujar Niko, Senin (16/5/2025), menirukan wejangan orang tuanya enam tahun lalu.

Mereka pun menyarankan Niko kuliah di jurusan yang pasti-pasti saja secara prospek. Seperti Jurusan Ilmu Ekonomi, Hukum, atau sekalian Perminyakan.

Namun, karena merasa itu bukan passion-nya, opsi tadi ditolak. Ia ngotot ambil Jurusan Sastra Indonesia. Melihat anaknya yang tak mau kalah argumen, orang tuanya pun cuma bisa menurutinya.

Tak sepenuhnya bisa menikmati masa kuliah

Niko mulai kuliah di salah satu PTS Jogja pada 2019 lalu. Karena ditolak UGM, maka opsi paling mungkin adalah memilih kampus swasta di kota ini. Baginya, kuliah di Jogja adalah pilihan terbaik karena “menjadi tempat berkumpulnya para penulis hebat.”

Sejak awal masuk, ia sudah mulai aktif di UKM dan beberapa komunitas luar kampus yang berhubungan dengan dunia sastra. Sayangnya, bulan madunya dengan Jogja kira-kira cuma bertahan setahun karena adanya pandemi Covid-19.

“Itu akhir 2020 orang tua nyuruh pulang. Kampus juga udah lockdown,” ujar sarjana nganggur ini. “Padahal kalau nggak suruh pulang, aku maunya di Jogja aja. Tapi karena keselamatan, memang lebih baik di rumah saja.”

Alhasil, Niko tak benar-benar bisa menikmati masa kuliahnya. Belajar-mengajarnya online, tak bisa nongkrong, dan yang jelas tak bisa sering-sering ngumpul bareng komunitasnya.

“Itu berlangsung nyaris dua tahun. Kayaknya cepet aja, kayak baru masuk kuliah, eh tahu-tahu udah masuk semester enam, padahal cuma di rumah aja,” kata dia.

“Ke Jogja buat sekadar main sih masih ya. Tapi jarang banget, kadang cuma dua bulanan sekali gitu.”

Niko kembali ke menjalani kuliah offline pada 2022. Itupun untuk menjalani perkuliahannya yang sudah di ujung: KKN dan mengerjakan skripsi. Masa-masa kuliah menyenangkan seperti bayangannya dulu rasanya sudah pupus.

Lulus dengan IPK 3,7, tapi penuh kecemasan, takut jadi sarjana yang nganggur

Di penghujung 2023, Niko menyelesaikan kuliahnya. Ia lulus dengan predikat cumlaude. IPK-nya pun amat mentereng: 3,7. 

Jujur saja, ia bangga dengan pencapaiannya itu. Kedua orang tuanya pun, kata dia, juga demikian. Namun, ia juga tak memungkiri kalau…

Baca halaman selanjutnya…

60-an lamaran kerja ditolak. Berakhir nganggur dan “membuang idealisme”.

Halaman 1 dari 2
12Next

Terakhir diperbarui pada 19 Juni 2025 oleh

Tags: lulusan S1Pengangguranpilihan redaksisarjanasarjana nganggur
Iklan
Ahmad Effendi

Ahmad Effendi

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Iseng jadi pengamen liar di Jogja: sehari bisa Rp300 ribu-Rp500 ribu, bantu bertahan hidup saat puluhan lamaran kerja tidak ada yang tembus MOJOK.CO
Ragam

Iseng Jadi Pengamen Liar di Jogja: Sehari Dapat Cuan Menggiurkan, Tolong Saya saat Luntang-lantung karena Puluhan Kali Gagal Kerja

11 Juli 2025
mahasiswa KKN.MOJOK.CO
Ragam

Warga Desa Sebenarnya Kasihan dengan Mahasiswa KKN: Duit Tipis, Hidup Susah, tapi Dituntut untuk “Mengentaskan Kemiskinan”

11 Juli 2025
Tolak gabung pencak silat PSHT demi ikut karate. Tak menyesal karena jauh dari keributan meski harus dimusuhi saudara sendiri MOJOK.CO
Ragam

Gara-gara Tolak Gabung PSHT demi Karate Jadi Dimusuhi Saudara Sendiri, Tak Menyesal karena Jauh dari “Keburukan” kayak Pencak Silat

10 Juli 2025
game clash of champions ala ruangguru. MOJOK.CO
Mendalam

Rakyat Jelata Tak Bisa Gembira dengan Pertunjukkan Clash of Champions, Cuman bikin Kesal Anak Broken Home yang Suka Adu Nasib

10 Juli 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Sebagai Mahasiswa HI UGM, Saya Takut Kerja di Pemerintahan dan Menyimpan Banyak Rahasia, Apalagi Setelah Meninggalnya Diplomat Kemlu.MOJOK.CO

Sebagai Mahasiswa HI UGM, Saya Takut Kerja di Pemerintahan yang Menyimpan Banyak Rahasia Negara, Apalagi Setelah Kematian Misterius Diplomat Kemlu

10 Juli 2025
Tips push rank mobile legends biar tidak stres MOJOK.CO

Bisa Lebih Efektif, 6 Tips Push Rank Mobile Legends Tanpa Stres

10 Juli 2025
Pengalaman temani pacar jadi driver Shopee Food, hadapi beragam watak manusia MOJOK.CO

Pengalaman Temani Pacar Jadi Driver Shopee Food Jadi Tahu Ragam Watak Manusia: Batin Campur Aduk antara Haru, Riang, dan Nelangsa

8 Juli 2025
Vega R 2007 tak cocok untuk pergi dari Surabaya ke Mojokerto. MOJOK.CO

Nekat Motoran dari Surabaya ke Mojokerto dengan Vega R 2007 Milik Ayah, Nyaris Terjebak di Area Hutan karena Awam Berkendara

7 Juli 2025
Resah anggota perguruan pencak silat SH Winongo (PSHW), selalu kena imbas ketika PSHT berulah MOJOK.CO

Repotnya Anggota SH Winongo (PSHW): Berupaya Ajarkan Pencak Silat Damai tapi Kena Imbas Ulah PSHT, Gara-gara Sesama “SH”

7 Juli 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.