Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan Mojok
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan Mojok
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan Mojok
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

Buku Menyelamatkan Hidup Gen Z di Tengah Krisis Isu Kesehatan Mental dan “Bokek Finansial”

Aisyah Amira Wakang oleh Aisyah Amira Wakang
17 Oktober 2025
A A
Gen Z suka baca buku. MOJOK.CO

ilustrasi - buku dirampas aparat. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Membaca buku bukanlah suatu kejahatan, tapi polisi kerap menyita buku jadi barang bukti untuk mencari kesalahan. Padahal, bagi Gen Z seperti Dita (23) dan Khary* (27), buku bukan sekadar benda mati yang dapat mencuci otak manusia, tapi juga menyelamatkan hidup mereka. 

Baca buku sejarah malah dicap PKI

Khary bukan orang yang suka membaca buku sejak kecil. Pemuda asal Jombang, Jawa Timur itu mengaku membaca buku adalah kegiatan yang tabu di lingkungan sekitarnya, baik di rumah maupun sekolah. Ia lebih sering melakukan aktivitas yang menghabiskan energi secara fisik ketimbang memeras otak.

Namun, saat SMP minat bacanya mulai tumbuh, terutama untuk membaca novel. Tapi karena tidak punya biaya untuk membeli buku, ia pun meminjam ke saudara-saudaranya yang sudah kuliah. Ia juga sering menyambangi kosan saudaranya dan melihat koleksi buku yang ada di sana. Dari sanalah ia paham mengapa buku dikatakan sebagai jendela ilmu.

“Karena aku malas jadi orang goblok, nggak tahu apa-apa. Aku bukan orang yang begitu gemar membaca buku, tapi aku jauh lebih nggak suka kalau aku bodoh,” kata Khary kepada Mojok, Kamis (16/9/2025).

Boro-boro mau minta uang ke orang tuanya untuk dibelikan buku, terlihat membaca buku di depan ayahnya saja, Khary justru diejek. Apalagi, saat ayahnya tahu kalau Khary membaca buku “Dalih Pembunuhan Massal” yang berisi peristiwa sejarah Indonesia khususnya G30S.

“Buku itu kupinjam dari saudaraku, kutaruh di rumah. Tepatnya di meja tamu. Terus waktu ayahku tahu, dia nyeletuk ‘mau jadi PKI ya kamu?’ gitu,” kata Khary.

Iklan

Buku sebagai penyelamat hidup

Padahal, menurut Khary buku itu berisi data-data yang ia yakini sebagai gambaran peristiwa nyata sesudah kemerdekaan, yang jarang dituliskan di buku-buku pelajaran siswa. Sebagai Gen Z yang tidak njamani peristiwa itu secara langsung, Khary merasa perlu tahu tentang sejarah tersebut. Seperti kalimat yang selalu ia ingat, jangan pernah lupakan sejarah.

Toh, pada dasarnya Khary bukan orang yang terlalu fanatik pada genre tertentu. Ia juga suka membaca novel maupun esai yang berdampak langsung pada hidupnya. Misalnya, buku berjudul “Tentang Pesimisme” karya Arthur Schopenhauer. 

“Buku itu sangat berkesan untukku, karena dulu saat aku lagi bingung dengan jalan hidupku ke depan, buku itu yang menyelamatkan hidupku. Ada juga buku-buku karya Nietzsche yang mengubah cara pandangku melihat dunia,” jelas Khary.

Bahkan dari kebiasaannya membaca buku, Khary sempat bertahun-tahun kerja di sebuah toko dan penerbitan buku.

“Sehingga bagiku, aktivitas membaca bukan sekadar untuk menolak kebodohan tapi juga mampu menghidupiku secara ekonomi,” kata dia.

Buku sebagai navigasi Gen Z

Tak jauh berbeda dengan Khary, Dita (23) mengaku dengan membaca buku ia selalu mendapat insight baru dan unik, yang tidak pernah ia sangka sebelumnya. Salah satu buku yang memiliki cerita unik menurut Dita adalah “Ubur-Ubur Lembur” karya Raditya Dika. 

Dari bukulah itu Dita berani mengambil keputusan-keputusan dalam hidup, sebab buku itu menceritakan soal pengalaman si tokoh yang keluar dari pekerjaan kantoran dan mengejar kariernya sebagai penulis.

“Aku jadi berani memilih jurusan kuliah dan menentukan karir sesuai keinginanku,” ucap Dita.

Selain buku karya Raditya Dika, Dita juga menyukai buku karya Andreas Kurniawan berjudul “Seorang Wanita yang Ingin Menjadi Pohon Semangka di Kehidupan Berikutnya.”. 

Buku itu membuatnya menakar ulang arti kebahagiaan, serta membantunya menavigasi langkah hidup di usia-usia krisis seperti umur 20-an.

“Kalau spesifik soal mental health, aku sempat baca ‘The Midnight Library’ dan buku itu membantu aku meredakan rasa cemasku waktu itu,” kata Dita.

Dita memang tak punya genre spesifik untuk buku yang ia sukai, sebab dia suka membaca apa saja. Ia merasa topik-topik bacaannya pun mulai berkembang sejak SMA. Mulai dari novel, self-improvement, atau esai. 

“Kalau all-time buku bacaan favoritku dari SMA sampai sekarang adalah “Dunia Sophie” karya Jostein Gaarder, karena aku baca buku itu waktu seumuran dengan tokoh utamanya, Sophie. Jadi suka membayangkan jadi dia dan ikut berpetualang,” jelas Dita.

“Di luar dari itu, buku punya peran besar dalam hidupku. Ia mendorong aku untuk jadi sosok yang berani bertanya dan berpikir ulang tentang hal-hal yang ada di sekitarku.” Tegas Dita.

Penulis: Aisyah Amira Wakang

Editor: Muchamad Aly Reza

BACA JUGA: Derita Jadi WNI: Dipaksa Anti-Pengetahuan dan Tak Boleh Pintar, Suka Baca Buku Dianggap “Ancaman” atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.

Terakhir diperbarui pada 17 Oktober 2025 oleh

Tags: budaya bacabuku dibredelbuku motivasiGen Zhobi membacarekomendasi buku
Iklan
Aisyah Amira Wakang

Aisyah Amira Wakang

Artikel Terkait

Lulus SMA dirundung karena jualan toge di pasar tradisional Tuban. Dianggap kurang usaha padahal masih muda alias gen Z. MOJOK.CO
Ragam

Lulusan SMA Dihina: Masih Muda tapi Cuman Jadi Pedagang Pasar. Tak Peduli yang Penting Bukan Beban Keluarga

6 November 2025
gen z muak dengan musik mellow. MOJOK.CO
Liputan

Gen Z Muak dengan Musik Mellow yang bikin Mood Berantakan. Kalau Dulu, “Lagu Cengeng” Langsung Dilarang Negara

17 Oktober 2025
Tepuk Sakinah saat bimbingan kawin bikin Gen Z takut menikah. Tapi punya pesan penting bagi calon pengantin (catin) sebelum ke jenjang pernikahan MOJOK.CO
Ragam

Terngiang-ngiang Tepuk Sakinah: Gen Z Malah Jadi Males Menikah, Tapi Manjur Juga Pas Diterapkan di Rumah Tangga

26 September 2025
Melihat Jember yang Belum Sempurna Menuju Identitas yang (Nggak) Baru dan Lebih Unyu MOJOK.CO
Esai

Melihat Jember yang Belum Sempurna Menuju Identitas yang (Nggak) Baru dan Lebih Unyu

22 Juli 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Suzuki Satria Pro: Bukti Suzuki Selalu Berhasil Bikin Produk Gagal MOJOK.CO

Suzuki Satria Pro Si Buruk Rupa: Bukti Suzuki Tidak Pernah Gagal Menciptakan Produk Gagal dan Entah Kenapa Mereka Masih Bangga dengan Kegagalan

12 November 2025
Anak-anak ikut pameran sastra anak tahun 70an di Jogja. MOJOK.CO

Pameran “Petak Umpet Sastra Anak” Mengumpulkan Orang Dewasa yang Rindu dengan Novel Anak Karya Penulis Indonesia

9 November 2025
Hormat dan patuh sama orang tua jadi kunci nafas panjang STARCROSS sebagai brand clothing legend Jogja MOJOK.CO

Hormat dan Patuh pada “Orang Tua”, Kunci Nafas Panjang STARCROSS sebagai Brand Legend Jogja

13 November 2025
Pemerintah Kota Semarang akan jadikan Festival Wayang sebagai agenda tahunan hingga dirikan Akademi Wayang MOJOK.CO

Simbol Semarang “Kota Pelestari Budaya”: Festival Wayang, Patung Bima Srikandi, hingga Akademi Wayang

8 November 2025
Katolik Susah Jodoh Tolong Jangan Login dan Ambil Jatah Kami MOJOK.CO

Cari Pasangan Sesama Katolik itu Susah, Tolong Jangan Login dan Ambil Jatah Kami

13 November 2025
Kami Berdoa Setiap Hari agar Soeharto Jadi Pahlawan Nasional MOJOK.CO

Kami Berdoa Setiap Hari agar Soeharto Jadi Pahlawan Nasional. Sejarawan: Pragmatis dan Keliru

11 November 2025
Summer Sale Banner
  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.