Bebek Carok, bagi narasumber Mojok, bisa jadi salah satu warung bebek Madura yang bisa dipertimbangkan. Hanya saja, dengan harga yang sama, narasumber Mojok yang tinggal di Jogja lebih memilih “berpaling” ke Bebek Bagir.
***
Seiring “saling senggol” antara Tretan Muslim dan King Abdi, warganet ramai-ramai memberi ulasan jujur terhadap Bebek Carok di media sosial X.
Tidak ada yang menyebutnya tidak enak. Karena rasa memang soal selera. “Overrated”, satu kata itulah yang warganet gunakan untuk menilai warung bebek Madura milik Tretan Muslim tersebut.
Spill honest reviewmu tentang Bebek Carok pic.twitter.com/Ejzip0Zc4n
— Txt dari Kuliner (@txtdrkuliner) April 16, 2025
Bebek Carok bikin ngiler sejak pertama kali buka
Dimulai dari Jakarta, Bebek Carok kemudian buka di beberapa Kota Besar. Termasuk Jogja yang terhitung belakangan (17 Oktober 2024), berlokasi di Jalan Magelang.
Bobon (26), selain merupakan juru masak di sebuah kafe di Jogja, juga penyuka kuliner. Jika sedang libur atau senggang, Bobon biasanya mencoba kulineran. Baik yang overrated, underrated, maupun hidden gem.
Sebagai penikmat konten-konten Tretan Muslim, Bobon mengaku ngiler tiap melihat review soal Bebek Carok—bahkan sejak pertama kali launching di Jakarta. Terutama dia penasaran dengan sambal mangganya yang tampak segar dan bumbu hitamnya yang terlihat pekat.
“Kalau warung bebek di Jogja sebenarnya bertebaran, mau yang bebek Madura atau bukan. Yang paling terkenal kan H. Slamet. Itu nggak terbantahkan lah. Warung kecil-kecil juga banyak, tapi aku belum nemu yang cocok,” ungkap Bobon.
“Aku pernah diajak temenku yang pernah di Surabaya nyoba Bebek Purnama di Jogja. Kalau aku sih cocok-cocok aja. Tapi kalau kata temenku, warung Bebek Purnama di Surabaya lebih mantap,” sambungnya.
Maka, Bobon menanti betul Bebek Carok bakal buka di Jogja untuk mencoba seberapa nikmat warung bebek milik Tretan Muslim itu.
Ketika sambal mangga menyentuh lidah
Di penghujung 2024 lalu, Bobon akhirnya singgah di Bebek Carok di Jalan Magelang, Jogja. Antreannya cukup panjang. Wajar, bagaimanapun, Bebek Carok sudah menjadi brand besar.
Ada beberapa pilihan menu sesuai ukuran: jumbo, sedang, dan kecil.
Jauh sebelumnya, Bobon mengaku pernah nemu ulasan jujur di X. Katanya, kalau ke Bebek Carok, sekalian saja pesan yang jumbo biar puas. Ada di harga Rp40 ribuan. Kalau pesan sedang atau kecil takut kurang puas, mengingat porsi orang beda-beda.
“Bebeknya nod bad lah. Sambel mangganya seger. Karena itu yang kuincer. Kalau ngomongin porsi, aku lebih ke nasi sih. Agak mini untuk ukuranku yang gendut. Yang perutnya kecil mungkin pas porsinya. Bumbu hitamnya gurih, asin, pas lah,” kata Bobon.
Mencicipi Bebek Bagir Jogja
Bobon terhitung baru dua kali mampir ke Bebek Carok Jogja. Setelahnya, dia mencoba mencari-cari lagi referensi kuliner bebek goreng yang enak di Jogja.
“Kayaknya sebelum Ramadan lalu, aku baru tahu di Nglaban, Ngaglik, ada bebek enak. Ini subjektif ya. Sekali lagi, ini soal selera. Aku ternyata lebih cocok dengan Bebek Bagir Jogja,” ungkap Bobon.
“Ada tiga menu utama olahan bebek di Bebek Bagir: bebek bakar, goreng, dan kremes. Rekomendasi dari temenku, bebek goreng aja,” terang Bobon.
Harga masing-masing menu bebek tersebut tak jauh berbeda dengan Bebek Carok. Ada di angka Rp37 ribuan. Sementara minumannya start dari Rp5 ribuan untuk es teh dan air mineral.
Pada momen pertama itu, Bobon memesan bebek goreng sambal hitam campur. Karena tergoda juga dengan tumis kangkung, dia pun memesannya juga. Harganya Rp8 ribu.
Merasa puas di Bebek Bagir Jogja
Bobon agak terkaget-kaget kala menu pesanannya dihidangkan: sepiring nasi yang porsinya tidak terlalu kecil untuknya sekaligus dua potong tahu dan dua potong tempe kecil, sepiring lagi berisi sepotong paha bebek berukuran besar dengan guyuran sambal hitam pekat, dan sepiring kecil berisi aneka lalapan. Lalu menyusul sepiring kecil tumis kangkung.
“Pelayan juga menyertakan wadah sambal berisi sambal bawang. Barangkali aku nyoba,” tutur Bobon.
“Tanpa tumis kangkung ya, harga Rp37 ribu sudah dapat segitu macem-macem,” ujar Bobon.
Lihat postingan ini di Instagram
Bebek gorengnya, menurut Bobon, garing di luar empuk di dalam. Sambal hitamnya terlalu pedas untuk ukuran lidah yang sensitif dengan pedas seperti lidahnya. Jadi sulit dinikmati.
Maka, lain kesempatan, Bobon datang lagi. Pesan bebek goreng dengan sambal hitam pisah. Jika pesan itu, katanya, akan dihidangkan dua wadah sambal: sambal hitam dan bawang.
Kapok dengan sambal hitam yang membuatnya mencret-mencret, Bobon memilih sambal bawang. Menurutnya, jika dipadukan dengan tumis kangkung, rasanya ngeunah kalau meminjam istilah Inces Nabati di program Bikin Laper Trans TV.
Setelah mencicipi Bebek Carok dan Bagir, tetap masih tersisa rasa penasaran: seberapa enak Bebek Purnama di Surabaya dan Bebek Sinjay di Madura. Dia berhasrat betul mencobanya.
Sensasi sambal hitam yang berbeda
Lain halnya dengan Savitri (26), pekerja Jogja yang juga suka kulineran. Sudah lama dia mencoba Bebek Bagir. Sementara kalau Bebek Carok baru awal 2025 lalu.
Menurutnya, untuk daging bebeknya, rasa-rasanya tidak memiliki perbedaan signifikan. Sama enaknya. Sama lembutnya. Di Bebek Carok bebeknya terasa ada sensasi krenyes-krenyesnya karena taburan kremesan. Di Bebek Bagir Jogja pun begitu.
“Yang beda sensasi bumbu hitamnya, sih, kalau menurutku. Kalau di Carok lebih ke bumbu. Jadi lebih dominan gurih. Sementara di Bagir itu sambal, lebih dominan pedes,” tutur Savitri.
Bedanya lagi, kata Savitri, sambal hitam di Bagir begitu meresap. Sensasi rasa pedas tidak langsung terasa dalam beberapa kunyahan pertama. Baru setelahnya, lidah dan perut terasa panas. Bibir terasa dower.
“Jadi soal selera. Kalau nyari pedes nendang ya di Bagir. Kalau di Carok itu lebih ke pedes seger, dari sambal bawang atau sambal mangganya,” pungkas
enulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi
BACA JUGA: Menelusuri Bebek Purnama yang Pertama di Surabaya, Ternyata Tidak Buka Cabang atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan