Masyarakat Indonesia, khususnya Lamongan, Jawa Timur, patut bangga. Sebab, soto Lamongan terpilih menjadi salah satu sup ayam terenak di dunia.
TasteAtlas baru saja merilis 44 daftar sup terenak di dunia pada 2025 ini. TasteAtlas sendiri merupakan sebuah platform online yang mengulas kuliner-kuliner tradisional dari berbagai dunia.
Soto Lamongan jadi satu-satunya kuliner Indonesia
Mengutip dari laman dan akun Instagram resmi TasteAtlas, soto Lamongan menduduki posisi ketiga dari sepuluh sup ayam terenak di dunia. Kuliner berkuah khas Lamongan tersebut mendapat ulasan bintang 4,4 dengan rincian: 90% orang menyukainya dan 10% sisanya merasa biasa saja.
Yang menarik, dalam rilis TasteAtlas tersebut, kuliner Lamongan tersebut menjadi satu-satunya kuliner asal Indonesia yang masuk dalam daftar sup ayam terenak 2025.
TasteAtlas menulis, yang khas dari soto Lamongan terletak pada penyajian kuahnya yang diracik dengan perpaduan beberapa jenis rempah. Sebut saja serai, ketumbar, jintan, lengkuas, bawang putih, kunyit, dan jahe. Belum lagi ayam suwirnya yang merupakan potongan ayam yang direbus dalam kaldu sehingga berwarna kekuningan.
Lihat postingan ini di Instagram
Kuah soto Lamongan yang awalnya terlihat aneh
Sebagai orang yang berasal dari Kudus, Jawa Tengah, Muhsin (26) tentu terbiasa dengan soto bening khas Jawa Tengahan. Hingga akhirnya dia merantau ke Surabaya untuk kuliah pada 2017.
Di Surabaya, begitu mudah menemukan soto Lamongan. Baik yang jualan gerobakan di pinggir-pinggir jalan atau taman kota, maupun yang membuka warung rumahan.
“Karena terbiasa makan soto bening, agak aneh waktu tahu, loh kuah soto kok kuning? Ternyata, menurutku lebih seger soto Lamongan ketimbang soto bening Jawa Tengahan,” ujar Muhsin, Minggu (9/2/2025).
Bahkan akhirnya Muhsin lebih suka kuliner kuah Jawa Timuran itu ketimbang soto dari daerah asalnya sendiri. Muhsin kini sudah kembali ke Kudus. Dia mengaku sering kangen menikmati soto Lamongan.
Melihat gambarnya saja di internet, dia bisa ngiler. Karena baginya, kuah kuningnya begitu menggoda.
“Rasa kuahnya gurih-gurih rempah. Kalau dicampur sambal malah lebih nikmat,” katanya. Maka, katanya, soto Lamongan memang sangat layak masuk daftar sup ayam terenak dunia.
Harga murah, porsi melimpah
Selama di Surabaya dulu, Muhsin mengaku sering menjadikan kuliner berkuah kuning itu sebagai alternatif sarapan (walaupun sarapannya baru jam 12-an siang).
“Kalau mau makan kenyang, soto Lamongan memang solusiku,” ucap Muhsin.
Di Surabaya, umumnya soto Lamongan dijual di angka Rp10 ribu sampai Rp13 ribu per porsi. Dengan harga segitu, Muhsin mengaku sudah dapat satu mangkuk soto Lamongan dengan nasi, ayam suwir, potongan kol, bihun, dan koya yang melimpah.
“Kuahnya sampai tumpah-tumpah. Jadi waktu dihidangkan, langsung kemecer, pengin segera menyantap. Modalnya kan memang nasi dalam mangkuk langsung diguyur kuah sampai memenuhi mangkuk,” terangnya.
Tak pelit ayam suwir
Sama seperti Muhsin, Hiya (26), perempuan asal Tuban, Jawa Timur, juga sepakat jika soto Lamongan masuk jajaran sup ayam terenak di dunia versi TasteAtlas.
Hiya tinggal di Tuban yang perbatasan dengan Rembang, Jawa Tengah. Daerah pinggiran. Rumahnya jauh dari keramaian. Alhasil, sebelum kuliah di Surabaya, Hiya mengaku tidak pernah merasakan soto Lamongan yang asli dijual oleh orang Lamongan.
Dia lebih sering makan soto buatan almarhum ibunya. Memang berkuah kuning. Namun, setelah dia tahu wujud asli soto Lamongan, Hiya mengaku ketagihan.
“Aku ke Surabaya 2018, kuliah. Seiring dengan itu, Mbakku menikah, dapat orang Lamongan. Nah, dari situ mulai lah sering makan soto Lamongan. Baik waktu di Surabaya atau pas lagi main ke rumah Mbak,” beber Hiya.
Bagi Hiya, ciri khas soto berkuah kuning itu adalah gerobaknya yang disulap jadi etalase untuk men-display ayam-ayam utuh yang sudah berawarna kuning. Juga jeroan yang biasanya akan dijejer di bawahnya.
“Sepengalamanku beli di Surabaya, khususnya warung langgananku di Wonocolo, bener-bener nggak pelit ayam suwir. Selain banyak, potongannya juga besar-besar. Sering banget dapat kulit, duh, enak banget,” katanya.
Selain itu, pembeli juga bisa request misalnya ingin jeroan (ati-ampela). Kalau Hiya biasanya akan request tambahan berupa telur ayam yang masih di dalam perut (telur kuning kecil). Itu adalah bagian ayam favoritnya selain sayap dan kulit.
Yang tak dijumpai di soto Jogja dan Jawa Tengahan
Puji (25) pun sepakat dengan rilis TasteAtlas. Saat rilis tersebut disebar di media sosial, Puji langsung mengunggah ulang di Instagram story-nya dengan emoticon ngiler.
Puji berasal dari Aceh. Baginya, makanan terenak jelas adalah masakan-masakan ala Aceh.
Saat kuliah di Surabaya pada 2017, Puji mengaku sulit beradaptasi dengan makanannya. Alhasil, dia harus keluar uang banyak tiap makan di warung nasi Padang. Karena hanya warung itu lah yang cocok di lidahnya.
Sampai akhirnya dia coba-coba soto Lamongan. Dari sekian makanan Jawa Timuran yang pernah Puji coba, hanya soto Lamongan yang cocok di lidah Puji. Deskripsinya sama persis dengan deskripsi Muhsin dan Hiya.
“Terus taburan koyanya. Itu membuat soto Lamongan makin gurih. Aku sering minta nambah koya,” katanya.
Koya sendiri adalah kerupuk udang yang dihaluskan lalu ditabur di atas nasi yang sudah diguyur kuah soto dan ayam suwir.
Cita rasa soto kuliner khas Lamongan itu pada akhirnya Puji rindukan setelah dia lanjut kuliah S2 di Jogja per 2022. Sebab, di Jogja, soto berkuah bening. Dan wujudnya tentu jauh berbeda dengan soto Lamongan. Tak begitu masuk di lidahnya.
“Sering beberapa kali nyoba cari warung soto yang pakai embel-embel “Lamongan” di Jogja. Hanya saja, kadang ada yang memang asli Lamongan, tapi banyak juga yang Cuma abal-abal,” ungkapnya.
Makan kuliner berkuah kuning itu di Jawa Timur, masih menjadi kenikmatan paripurna bagi Puji. Rilisan TasteAtlas membuat Puji benar-benar ngiler dan langsung menyusun agenda buat ke Surabaya, kulineran di sana, seiring tesisnya yang sudah selesai.
Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi
BACA JUGA: Mengulik “Rahasia” Warung Soto Sleman hingga ke Klaten, Harga Rp2 Ribu Sudah Makan Sedap dan Porsi Kenyang atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan