Sebagai mahasiswa Universitas Airlangga (UNAIR), Eka Puji lebih suka menghabiskan waktunya di Danau Unevirsitas Negeri Surabaya (UNESA). Padahal, UNAIR sendiri punya danau yang dapat dinimkati saat sore. Namun, menurut Eka, danau di UNAIR terlalu eksklusif–hanya untuk orang kaya.
***
Saat jengah dengan hiruk pikuk Surabaya, Eka (23) memilih menepi di Danau Universitas Negeri Surabaya (UNESA). Sebetulnya, tampilan danau itu biasa saja, tapi Eka suka dengan pemandangan langit senja di sana. Warnanya memantul di permukaan danau saat sore.
Biasanya dia pergi ke Danau UNESA setelah pulang kuliah dari UNAIR. Meskipun UNAIR juga punya danau. Ia bisa saja melipir ke danau yang terletak di UNAIR Kampus C, Jalan Mulyorejo, Surabaya tersebut, tanpa jauh-jauh ke Danau UNESA yang jaraknya 17 kilometer. Namun, Eka enggan. Ia merasa Danau UNESA lebih cocok untuknya.
Pemandangan Danau UNESA lebih bagus
Angin sepoi-sepoi menerpa kerudung Eka di pinggiran Danau Universitas Negeri Surabaya (UNESA). Dari tepian danau tersebut, ia bisa melihat matahari terbenam saat petang. Pancaran cahanya memantul sampai ke danau.
“Warna langitnya sampai semburat di danau, bagus!” ucap Eka, Senin (20/1/2025).
Ia bisa menghabiskan waktu berjam-jam di sana, hanya untuk duduk dan merenung. Baginya, kegiatan itu bisa membuat pikirannya tenang. Sebab, di tengah keheningan tersebut, ia bisa meng-charge energinya untuk menjalani hari esok.
“Aku bisa lihat gedung-gedung, lampunya menyala-nyala saat malam,” ujar mahasiswa Universitas Airlangga (UNAIR), Surabaya tersebut.

Sementara di UNAIR, Eka mengaku pemandangan danaunya tampak biasa, tidak memantulkan cahaya senja seperti di Danau UNESA. Walaupun pengunjung bisa melihat angsa maupun ikan dari tepian danau. Spot fotonya juga lebih menarik.
“Memang ada jembatan dan terowongan bunga, tapi menurutku lebih kelihatan seperti taman bunga ketimbang langsung melihat danau. Nah, kalau mau melihat danau di tengah senja sampai malam hari itu ya enak Danau UNESA,” lanjutnya.