Perjuangan keras ibu akhirnya mengantar seorang anak yang “ditinggalkan” ayahnya meraih salah satu mimpinya. Yakni bisa menjadi mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM), sebagai salah satu kampus top Jogja dan nasional.
Ayah pergi tinggalkan keluarga
Namanya Varen Syifa Maudina. Perempuan 19 tahun asal Bantul, Jogja.
Jauh sebelum hari ini, sebelum menapaki mimpi menjadi mahasiswa baru UGM, Veren dan ibunya harus menapaki jalan hidup yang tidak mudah.
Sejak masih bayi, Varen tumbuh tanpa kehadiran sang ayah. Ayahnya pergi meninggalkan mereka karena masalah rumah tangga.
Situasi itu memaksa ibu Varen, Siti Darojah (53), harus mengambil peran ganda: Sebagai pengasuh sekaligus tulang punggung keluarga.
Perginya ayah Varen jelas menjadi pukulan telak bagi Darojah. Apalagi, saat itu kondisi ekonomi keluarga juga sedang terpuruk imbas gempa 2007 yang menghancurkan usaha keluarga.
Sayangnya, Darojah tidak memiliki pilihan lain. Dia lantas melanjutkan hidup dengan berjualan di kantin sebuah sekolah dasar daerah Jetis, Bantul, untuk mencukupi kebutuhan Varen dan kakaknya yang saat itu masih SD.
“Saya memprioritaskan anak-anak, apapun saya lakukan dan saya fokuskan untuk kehidupan anak,” ujar Siti sebagaimana mengutip laman resmi UGM.
Hidup penuh perjuangan sejak kecil
Atas situasi tersebut, sejak kecil Varen pun sudah harus menjalani hidup dengan penuh perjuangan.
Varen akan bangun pagi-pagi sekali untuk turut membantu ibunya menyiapkan menu yang akan dijajakan di sekolah. Bahkan, dia sudah sampai di gerbang sekolah jam 5 pagi karena ibunya harus segera bergegas mempersiapkan lapak.
Tak hanya itu, atas inisiatifnya sendiri, Varen sendiri turut serta membawa beberapa dagangan ibunya untuk dia titipkan di kantin sekolahnya.
“Sejak SD sampai SMA sekolah Varen memang jauh dari rumah. Itu saya lakukan supaya dia nggak dapat tekanan sosial kalau bersekolah di sekitar lingkungan rumah dan ditanya tentang ayahnya,” tutur Darojah dengan penuh haru.
Jika mengingat semua itu, Varen mengaku sangat bangga dengan segala yang telah ibunya perjuangkan.
Memupuk impian ke Universitas Gadjah Mada (UGM)
Sejak SMP, Varen memang sudah merancang masa depannya. Dia memupuk impian agar kelak bisa kuliah sebagai mahasiswa di UGM.
Jalan itu jelas saja tidak mudah. Sebab, di saat banyak orang mempersiapkan diri masuk perguruan tinggi dengan bimbel-bimbel mahal, Varen harus terbentur dengan keterbatasan ekonomi.
Akan tetapi, Varen tidak patah arang. Dia menempuh jalur lain dengan memanfaatkan les murah, belajar mandiri via daring, dan menumpukan impiannya pada doa serta tekad yang kuat.

“Ibu saya tidak pernah bilang keberatan (dengan impian untuk kuliah). Ibu selalu mendukung dan membebaskan pilihan saya. Saya percaya kalau kita niat cari ilmu, Allah pasti kasih jalan,” ungkap Varen.
Kendala ekonomi benar-benar tidak jadi penghalang bagi Varen untuk belajar secara maksimal. Meskipun dikenal pendiam, Varen nyatanya mampu menorehkan prestasi di setiap jenjang sekolahnya. Dia juga memiliki kesan positif di mata guru dan teman-temannya.
“Anaknya memang pendiam, tapi dia tanggap sama lingkungan sekitar, baik sama keluarga atau ke teman-temannya,” tutur Darojah.
Kuliah Universitas Gadjah Mada (UGM) gratis, bertekad lakukan pembuktian pada ayah
Varen dikenal sangat suka dengan mata pelajaran Kimia. Kesukaannya itu lantas membawanya keterima sebagai mahasiswa baru di program studi Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian, FTP, UGM, melalui jalur SNBP.
Tak hanya itu, dia juga memperoleh pembebasan UKT 100% alias gratis sama sekali.
Kini, sebagai mahasiswa baru UGM, Varen memiliki mimpi lebih besar lagi untuk melanjutkan S2 dan berkiprah di sektor pemerintahan atau BUMN, sebagai wujud terima kasih kepada sang ibu yang selalu tegar untuk memperjuangkan Varen.

“Saya akan buktikan pada ayah saya bahwa anak yang ditinggalkannya bisa melakukan suatu yang besar. Ssaya dan kakak perempuan saya bisa berkuliah,” tegas Varen.
Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi
BACA JUGA: Awalnya Dilarang Kuliah karena Miskin tapi Malah Bisa Tuntaskan S2 UGM, Kini Wujudkan Mimpi Bapak yang Sempat Pupus meski Banyak Kasus Lulusan S2 Nganggur atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan