ADVERTISEMENT
Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Esai

Perkara Transportasi Wisata, Jogja Sangat Tidak Kreatif dan Perlu Belajar dari Cara Surabaya Mengelola Trans Jatim Bus Jaka Tingkir

Muhammad Zaid Sudi oleh Muhammad Zaid Sudi
23 Mei 2025
0
A A
Soal Bus Wisata, Jogja Sangat Tidak Kreatif Kalah dari Surabaya MOJOK.CO

Ilustrasi Soal Bus Wisata, Jogja Sangat Tidak Kreatif Kalah dari Surabaya. (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Sudah saatnya Jogja belajar dari Surabaya terkait pengelolaan transportasi wisata. Masak kota wisata nggak punya bus wisata yang bisa diandalkan.

“Begitu banyak destinasi wisata di Gunungkidul. Tapi kenapa tidak ada transportasi umum atau wisata dari pusat Kota Jogja yang bisa diandalkan untuk menuju ke tempat-tempat pelesir tersebut?”

Pikiran itu kadang mengganggu saya. Terutama ketika hari libur tiba dan ada keinginan untuk bermain ke pantai bareng keluarga kayak orang-orang. 

Kalau naik sepeda motor, minimal perlu 2 atau 3 unit supaya semua anggota keluarga terangkut. Kalau menyewa mobil, kok rasanya biaya terlalu tinggi. 

Selain itu, naik motor menempuh jarak jauh itu tidak menyenangkan. Tangan sudah terasa kesemutan untuk perjalanan jauh, dengan trek naik dan turun seperti Gunungkidul. Andai ada angkutan semacam bus dari Kota Jogja, tentu lebih menyenangkan.

Nah, pertanyaan yang kadang-kadang muncul itu sekarang lebih sering muncul. Barangkali karena tempat tinggal saya di sekitar Jalan Wonosari. 

Jadi, Jalan Wonosari adalah salah satu jalur menuju Gunungkidul kalau dari Kota Jogja. Setiap pagi atau sore, saya menyaksikan betapa jalanan itu menjadi arena balap. 

Berpuluh atau beratus pengendara memacu kendaraannya untuk mengejar jam kerja di pagi hari. Pemandangan serupa juga kembali terlihat pada jam pulang kerja di sore hari.

Apakah tidak ada sinergi antara Kota Jogja dengan Kabupaten Gunungkidul? 

Saya juga kadang bertanya-tanya. Apakah tidak ada sinergi antara Kota Jogja dan Kabupaten Gunungkidul? Khususnya untuk masalah transportasi wisata. Bukankah itu akan menguntungkan kedua pihak? Atau sudah ada tapi saya tidak tahu?

Jika ingin mencoba bersinergi, Kota Jogja bisa memperluas jangkauan rute Trans Jogja. Ide ini nggak cuma bermanfaat untuk mereka yang mau plesir saja. Keberadaan transportasi umum yang terurus dengan baik juga memudahkan para penglaju. Bayangkan saja, Jalan Wonosari nggak lagi jadi jalur berbahaya. Para penglaju naik bus umum yang dikelola dengan baik.

Jogja harus belajar dari kreativitas Surabaya

Barangkali kegelisahan saya akan Jogja ini lahir dari oleh kecemburuan. Semua gara-gara pengalaman menikmati layanan transportasi ke Paciran, Lamongan waktu Lebaran kemarin. 

Paciran adalah salah satu kecamatan di pantai utara Lamongan. Jaraknya sekitar 67 kilometer dari Surabaya dan 52 kilometer kalau dari Gresik. 

Sejak beberapa tahun lalu, kendaraan utama menuju Paciran, baik dari Surabaya atau Gresik, adalah naik bus mini. Namanya Armada Sakti. 

Namun, belakangan, layanan Armada Sakti menurun. Mungkin karena jumlah peminatnya juga merosot. Orang-orang lebih memilih menggunakan sepeda motor pribadi. Akhirnya, jumlah bus makin sedikit dan penumpang harus menunggu sangat lama. 

Lalu, sebuah terobosan muncul. Mulai Februari 2025, Trans Jatim yang selama ini telah beroperasi di wilayah Surabaya, diperluas jangkauannya. Kini, mereka masuk ke wilayah Gresik dan Lamongan, terutama ke Paciran. Namanya adalah Trans Jatim koridor 4, Joko Tingkir. Titik berangkatnya dari Terminal Bunder di Gresik.

Bus wisata yang bisa memanjakan penumpang

Bus Joko Tingkir ini bersih dan dingin. Sopir dan kondekturnya berpenampilan seperti pilot dan pramugari/a. Kotak P3K menempel di dinding, ada kamera CCTV, dan palu pemukul kaca. 

Pengelola Bus Joko Tingkir juga memisahkan penumpang. Perempuan di bagian depan dan laki-laki di belakang. Untuk semua fasilitas itu Trans Jatim memasang tarif flat. Jauh-dekat Rp5.000 untuk umum dan Rp2.500 untuk pelajar yang bisa dibayar menggunakan QRIS atau uang tunai. Untuk naik dan turun, harus dilakukan di shelter atau tempat pemberhentian bus yang telah disediakan di sejumlah titik. 

Karena tidak ada tuntutan mengejar uang setoran, kondektur tidak akan memaksa menaikkan penumpang. Jika kapasitas penumpang terpenuhi, 20 penumpang duduk dan 20 berdiri, dari balik kaca, kondektur akan membuat tanda silang dengan kedua lengannya. Sopir tidak akan menghentikan busnya di shelter.

Tapi penumpang tidak perlu menunggu kehadiran angkutan terlalu lama. Bus Joko Tingkir dari Surabaya ini akan tersedia setiap 30 menit. Kita juga bisa memantau kedatangan bus dari aplikasi. Kabar baik lainnya, Trans Jatim Joko Tingkir ini beroperasi mulai pukul 05.00 pagi dan terakhir pada pukul 19.00 (di koridor lain sampai pukul 21.00).

Di sela-sela iringan musik, pengelola transportasi akan mengulang-ulang informasi kepada penumpang tentang keberadaan jalur ini. Kapan ia mulai beroperasi, alasan pemberian nama Joko Tingkir, lama perjalanan, dan beberapa tujuan wisata yang akan dilewati selama perjalanan. Misalnya seperti Pasir Putih di Delegan, Makam Sunan Drajat di Drajat, Makam Maulana Ishaq di Kemantren, atau Wisata Bahari Lamongan (WBL) di Paciran.

Trans Jogja pasti bisa

Pengalaman menikmati Trans Jatim inilah, sekali lagi, yang barangkali membuat saya berharap Trans Jogja memperluas rute dan memberi akses ke tempat-tempat wisata yang jauh. Bisa dicoba ketika hari-hari libur dulu. 

Banyak yang perlu dibenahi Jogja. Misalnya dengan merapikan jadwal, menambah jumlah armada, memperbaiki shelter yang sudah hancur di beberapa titik. Saya yakin, Jogja dan Gunungkidul akan menikmati hasilnya. Wisatawan akan lebih mudah menjangkau tempat plesir dan penglaju punya andalan untuk kerja.

Sejauh ini, dari penuturan sejumlah teman, Trans Jatim di koridor baru tidak pernah sepi. Ia telah menjadi pilihan baru yang nyaman dan murah. 

Seperti halnya Trans Jogja, ia terkoneksi dengan jalur-jalur lain. Penumpang bisa berganti bus jika ingin pindah ke jalur lain tanpa membayar lagi sepanjang tidak keluar dari halte. 

Untuk Trans Jatim sendiri sedikit berbeda polanya. Jadi, tiket Trans Jatim memiliki masa berlaku 2 jam. Dan selama itu, penumpang bisa berganti bus tanpa membayar.

Sebagai alumni UIN Sunan Kalijaga, saya membayangkan sistem transportasi ini seperti pendekatan integratif-interkonektif yang diusulkan oleh Prof. Amin Abdullah. Khususnya untuk menghubungkan dan mempertemukan berbagai disiplin ilmu. Menarik bukan? Sama-sama untung, kok. Ya pasti menarik.

Penulis: Muhammad Zaid Sudi

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Trans Jatim Surabaya-Mojokerto Menyelamatkan Warga Pinggiran Jawa Timur yang Mendambakan Transportasi Umum dan catatan menarik di rubrik ESAI.

Terakhir diperbarui pada 23 Mei 2025 oleh

Tags: bus joko tingkirbus wisatagresikgunungkiduljalan wonosariJogjalamonganpaciranSurabayatrans jatimTrans Jogja
Iklan
Muhammad Zaid Sudi

Muhammad Zaid Sudi

Kadang penulis, kadang penerjemah, kadang guru ngaji. Tinggal di Jogja.

Artikel Terkait

Bus ekonomi Mira, saksi perantau Surabaya nekat ke Jogja tanpa bekal apa-apa buat cari kerja. Tujuh jam menderita dengan kerandoman penumpang MOJOK.CO
Ragam

Naik Bus Mira karena Pengin Nikmati Perjalanan dengan Harga Murah, Malah Menderita karena “Keanehan” Penumpangnya

16 Juni 2025
Dicki Olski: Lahir dari Komunitas Stand Up, Kini Bermusik Lewat Lirik Patah Hati
Movi

Dicki Olski: Lahir dari Komunitas Stand Up, Bikin Band Pop Gemezz, dan Alasan Hiatus

15 Juni 2025
Tukang parkir (jukir) liar di Surabaya bikin repot, tak seperti di Jogja MOJOK.CO
Ragam

Jukir di Surabaya Bisa Ngajak Ribut dan Bikin Repot karena Uang Rp2 Ribu, Tukang Parkir Jogja Lain Cerita

15 Juni 2025
Menyaksikan Kegilaan dari Dalam Bus Bagong dan Harapan Jaya MOJOK.CO
Otomojok

Menyaksikan Kegilaan Sopir Harapan Jaya dan Bus Bagong dari Dalam Bus, Menjadi Saksi Kehidupan Bus yang Selalu Dianggap Biang Masalah Jalanan

13 Juni 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pilih slow living di Gunungkidul, Jogja usai pindah kerja di sebuah perusahaan yang ada di Dubai. MOJOK.CO

Merelakan Gaji Besar dari Perusahaan di Dubai daripada Mental Rusak karena Tekanan Hidup dan Pilih Slow Living di Gunungkidul

12 Juni 2025
Pertama kali naik kereta api (KA) ekonomi setalah bertahun-tahun naik bus ekonomi. Rasanya seperti mimpi meski tak pernah pakai KAI Access MOJOK.CO

Orang Desa Pertama Kali Naik Kereta Api Ekonomi: Banyak Gaya karena Bosan Naik Bus Ekonomi, Berujung Nelangsa Beli Nasgor di KAI

11 Juni 2025
Dicki Olski: Lahir dari Komunitas Stand Up, Kini Bermusik Lewat Lirik Patah Hati

Dicki Olski: Lahir dari Komunitas Stand Up, Bikin Band Pop Gemezz, dan Alasan Hiatus

15 Juni 2025
Lulusan SMK PGRI Lubuklinggau jadi karyawan Alfamart dan Indomaret, kerja apapun layak diapresiasi MOJOK.CO

Lulusan SMK “Hanya” Jadi Karyawan Alfamart dan Indomaret: Sekolah Harus Tetap Bangga, Karena Sukses Tak Dilihat dari Status

12 Juni 2025
Lulusan SMA-SMK awalnya malu karena tak kuliah dan jadi karyawan Alfamart-Indomaret. Tapi merasa terhormat karena bisa kerja sendiri MOJOK.CO

Lulusan SMA-SMK Awalnya Malu Tak Kuliah dan Kerja di Alfamart-Indomaret, Direndahkan Guru Sendiri tapi Kini Merasa Lebih Terhormat

12 Juni 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
  • Cara Kirim Artikel
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.