MOJOK.CO – Ingat, anjloknya IHSG dan lesunya ekonomi Indonesia tidak bisa teratasi hanya dengan bilang NDASMU di pidato. Indonesia gelap is real!
Tanpa ada peringatan atau aba-aba lebih dahulu, dunia ekonomi Tanah Air terhenyak pada Selasa, 18 Maret 2025, kemarin. Beberapa saat sebelum sesi I di Bursa Efek Indonesia (BEI) tutup, BEI memutuskan melakukan trading halt. Simpelnya, semua perdagangan di bursa saham berhenti sementara selama 30 menit.
Sebabnya jelas, sejak dibuka melemah pada Selasa pagi, saat menjelang siang, IHSG sempat menyentuh angka 6.084 alias anjlok hampir 7%. Di awal bursa dibuka, penurunan sudah terendus, tapi memang tidak terprediksi.
Saham-saham blue chips berjatuhan, mulai dari emiten bank-bank besar Tanah Air, hingga perusahaan raksasa milik konglomerat. Saham-saham andalan ini rontok dan buat IHSG melemah sekitar 2% di awal sesi I sebelum memburuk dan kena halt di ujung penutupan sesi I.
Apa saja yang menyebabkan IHSG anjlok?
Banyak faktor, tapi analisis bego-begoan saya, tentu sentimen negatif di dalam negeri. Investor ini kan orang yang hampir selalu memperhatikan pasar. Dan pasar, dalam lingkup bisnis, erat kaitannya dengan dinamika sosial-politik.
Jujur aja, omon-omon soal Indonesia Gelap itu bukan isapan jempol belaka. Tanda-tandanya terpampang jelas di depan mata orang awam. Kalau kita yang awam saja paham, mustahil investor saham tidak melek akan hal ini.
Maraknya kasus korupsi
Sentimen pertama anjloknya IHSG tentu karena maraknya kasus korupsi yang terbongkar. Tak tanggung-tanggung, di awal tahun yang baru jalan 3 bulan ini, kita langsung mendapat kejutan. Kejaksaan Agung berhasil membongkar kasus korupsi Pertamina Patra Niaga.
Baru awalan saja sudah seperti “gong”. Setelah kasus tata kelola minyak mentah Pertamina, berlanjut kasus korupsi Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia. Lalu, meledak pula kasus korupsi dana iklan Bank BJB.
Kasus yang saya sebut terakhir ini bahkan turut menyeret satu nama kondang. Sosok yang saya maksud adalah mantan Gubernur Jawa Barat, sekaligus Calon Gubernur DKI Jakarta kemarin, Ridwan Kamil.
Baca halaman selanjutnya: Wujud nyata kabar Indonesia gelap!