Mandi di Malam Hari Beneran Bikin Rematik Nggak, Sih?

cara mandi wajib.MOJOK.CO

ilustrasi mandi wajib (mojok.co)

MOJOK.CO Konon katanya, mandi di malam hari bukanlah kebiasaan yang baik dan benar, serta tidak mencerminkan kedisiplinan. Benarkah?

Waktu kecil, hal yang tak kalah mengerikan dibanding perintah mengerjakan PR Matematika di malam hari oleh bapak dan ibu adalah kewajiban mandi dua kali sehari. Sudah capek-capek bangun pagi dan harus mandi sebelum berangkat sekolah, eh sorenya disuruh mandi lagi. Memang, sebau apa, sih, kita tuh???

Memasuki usia dewasa, jadwal mandi dua kali sehari ini kian mendarah daging. Kita pun terbiasa mandi sore sepulang kerja, bahkan kian sore kalau pulangnya terjebak macet, dan lebih sore lagi kalau tadi mampir dulu sebentar ke Indomaret.

Dengan kata lain, kita pun terbiasa untuk…

…mandi di malam hari!!! Kyaaaa~

Konon katanya, mandi di malam hari bukanlah kebiasaan yang baik dan benar, serta tidak mencerminkan kedisiplinan yang patut diteladani. Banyak orang beranggapan bahwa mandi di malam hari erat kaitannya dengan kemungkinan terserang rematik atau encok bagi para pelakunya.

Benarkah demikian???

Ternyata, poin utama dari perkara boleh atau tidaknya mandi di malam hari adalah kondisi badan kita saat akan melakukan aktivitas byar-byur tersebut. Tentu tidak jadi kegiatan yang baik jika kita malah mandi saat tubuh sedang panas, sedangkan badan kita langsung diguyur dengan air dingin. Keadaan ini kian ‘berbahaya’ jika dilakukan setelah kita begadang semalaman atau tak tidur sama sekali seharian. Kalau nekat pengin mandi, gimana dong?

Jawabannya cuma satu: tidur dulu sebentar, mylov. FYI, kondisi badan yang panas setelah begadang tadi konon akan pulih setelah kita tertidur.

Lalu, bagaimana dengan gosip-gosip yang bilang bahwa mandi di malam hari akan membuat kita terserang rematik?

Usut punya usut, ada kemungkinan bahwa hal ini merupakan isu-isu belaka yang tak terbukti kebenarannya. Lagi pula, rematik sendiri sesungguhnya disebabkan oleh konsumsi berlebihan pada jenis makanan tertentu, seperti jerohan, seafood, atau minuman beralkohol. Coba cek history makananmu belakangan ini: berisiko atau nggak?

Mengutip kalimat yang telah disebutkan sebelumnya (poin utama dari perkara boleh atau tidaknya mandi di malam hari adalah kondisi badan kita saat akan melakukan aktivitas byar-byur tersebut), setidaknya ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum memutuskan untuk mandi di malam hari. Selain kondisi tubuh (sedang fit atau nggak, nih?), dua hal lain yang perlu kamu pertimbangkan adalah:

1. suhu udara yang berlangsung, dan

2. suhu air.

Ingat: suhu yang terlalu dingin tentu bakal jadi berbahaya untuk tubuh kita yang mungkin saja sedang panas akibat kelelahan atau baru saja begadang seharian. Kalau nekat, badanmu bisa kedinginan sehingga kamu berpotensi terserang imunitasnya, sekaligus terserang si ehem dan si srot-srot—alias batuk dan pilek.

Sebagai gambaran, suhu air yang bisa diterima tubuh maksimal memiliki perbedaan lima derajat Celcius dengan suhu tubuh. Jadi, kalau suhu tubuh normal ada di angka 36 derajat, pastikan air yang akan kamu gunakan ada di angka sekitar 30 derajat Celcius, ya, Beb.

Boleh nggak, sih, mandi di malam hari dengan air hangat? O, silakan! Konon, air hangat ini—jika diselingi dengan penggunaan air biasa atau dingin—dapat juga membantu mengurangi nyeri otot setelah kita kelelahan beraktivitas sehari-hari.

Di luar gosip soal rematik, nyatanya mandi di malam hari ini punya banyak alasan untuk dilakukan. Selain karena terlambat pulang gara-gara harus mampir Indomaret dulu dan terjebak macet, katanya sih mandi di malam hari ini juga bisa menjadi siasat bagi mereka-mereka yang memproduksi banyak keringat di siang harinya. Artinya, mandi malam bermanfaat untuk menghalau bau badan, mylov~

Yang paling mainstream, beberapa orang percaya bahwa mandi di malam hari dapat membuat badan terasa lebih rileks sehingga tidur pun kian nyaman dan lelap.

Hmmm, mashoook, sih. Tapi, FYI, yang bisa bikin badan lebih rileks sesungguhnya cuma satu: hati yang tenang dan gembira tanpa overthinking mikirin soal quarter life crisis. Huhu.

Exit mobile version