Ancaman “Jalani Dulu Aja” dalam Kehidupan Budak-Budak Cinta

MOJOK.CO Menggelikan sekali jika kalimat “jalani dulu aja” masih terdengar dalam hubungan cinta yang panjang. Ra mashoook!

Seorang teman bercerita soal perasaannya kepada pria yang ditemui tiga bulan lalu. Katanya, “Aku memikirkannya setiap hari.” Anehnya, baru kemarin dia berkisah juga soal pria lain yang kini disapanya dengan panggilan mesra. Saat ditanya, ia hanya menjawab, “Aku belum kasih dia kepastian. Aku bilang jalani dulu aja.”

Jawaban sederhana itu seolah melempar saya ke hubungan-hubungan sebelumnya, juga ke kisah asmara teman-teman lain yang sempat curhat sambil menangis. Nyatanya, memang ada hubungan-hubungan yang berakhir menggantung tanpa kejelasan berkat kalimat yang kurang lebih sama: kita jalani dulu aja.

Secara bahasa, jalani dulu aja adalah keadaan menjalani sebagaimana sebelumnya, tanpa ada perubahan besar yang berarti. Maksudnya, kalau kamu lagi ngerjain Ulangan Matematika dan ternyata soalnya susah-susah, ya kamu nggak punya pilihan lain selain mengerjakannya sebisamu dengan kemampuan otak yang memang begitu-begitu saja serta kesabaran yang menjadi bekal sejak awal pertama kertas soal dibagikan.

Maksud saya, nggak mungkin juga kan kamu tiba-tiba berharap bakal disodori kunci jawaban yang akan membuatmu dapat nilai 100? Yah, jalani dulu ajalah~

Dalam hubungan percintaan, kalimat ini sesungguhnya wajar-wajar saja dilontarkan jika menggambarkan kedekatan awal sepasang bucin alias—siapa tahu ada yang mengalami generation gap—budak cinta. Sepasang insan yang baru saling berkenalan tentu butuh waktu untuk memutuskan apakah hubungan mereka layak dilanjutkan ke hubungan yang lebih berkomitmen, bukan?

Tapiiii, tentu beda urusannya jika kalimat jalani dulu aja masih terdengar dalam hubungan cinta yang telah menghabiskan waktu selama masa-masa kredit cicilan motor berlangsung.

Ya kali kita (HAH, KITA???) sudah pacaran 6 tahun, sudah kerja, sudah dewasa, sudah bilang “Sayang kamu” setiap mau tidur dan “Selamat pagi, Matahariku” setiap bangun, sudah kondangan bareng, sudah mikirin nama anak perempuan dan laki-laki di masa depan, sudah memutuskan mau dipanggil Ayah-Ibu atau Abi-Umi kalau sudah menikah, eeeh pas nanya mau dibawa ke mana hubungan ini, malah cuma dijawab, “Jalani dulu aja.”

Hmm, hmmm, hmmm!!!!11!!!1!!!!

Padahal nih, ya, tanpa perlu dijawab “Jalani dulu aja”, kita semua tahu bahwa hubungan percintaan memang perlu dijalani sebagai bentuk proses nyata. Kalau tidak dijalani, bukankah itu namanya istirahat di tempat? Memangnya kita lagi upacara bendera? Kan, nggak!

Yang menjadi masalah, kalimat ini justru lebih sering menimbulkan pertanyaan insecure di kepala. Kenapa dia harus mengingatkan kita untuk menjalani dulu hubungan ini? Apakah ini berarti bahwa tujuan akhir hubungan ini masih jauh dan belum terlihat hilalnya? Apakah ini berarti motornya mogok sampai harus jalan dulu kita bakal berakhir dalam hubungan yang menggantung dan ujung-ujungnya putus???

Dari berbagai sumber dan pengalaman pribadi, setidaknya ada beberapa alasan kenapa kalimat brengsek jalani dulu aja muncul dalam sebuah hubungan dan menebarkan ancaman tersendiri.

Pertama, kalimat jalani dulu aja erat kaitannya dengan upaya ‘cari aman’ dari seseorang untuk gebetannya/kekasihnya/calon suami/istrinya. Alasannya?

“Kan kita nggak tahu masa depan kayak apa.”

Duh, helllaaaaaaw, Sobat-sobat sekalian!!! Dari zaman Nabi Adam masih di surga juga beliau tahu bahwa yang namanya masa depan memang tidak bisa ditebak, kaleee!!!

‘Kebingungan’ yang terdengar dari kalimat ini kian meyakinkan kita bahwa penutur kalimat jalani dulu aja masih meraba-raba kelangsungan hubungan kalian: apakah akan berlanjut, apakah kamu akan mendepaknya lebih dulu, atau apakah dia masih meraba-raba kecocokan dan berniat untuk pergi pada akhirnya….

Kedua, kalimat sakti tadi juga menjadi clue bahwa seseorang belum siap dituntut lebih jauh.

Bayangkan kita (hah, kita banget, nih???) adalah seorang pria yang masih suka bermain—main apa saja: PUBG, futsal, badminton, atau main sepak bola di lapangan sambil hujan-hujanan dan berhenti kalau udah azan magrib. Meski secara materi mestinya cukup mampu membiayai empat seorang istri dan anak, belum tentu si pria yang masih suka bermain tadi sudah siap untuk menikah.

Dengan demikian, kalimat jalani dulu aja pun lagi-lagi dipakai sebagai strategi berlindung dari gempuran pertanyaan yang menuntut. Secara sederhana, kalimat ini berarti “duh-udah-deh-jangan-nanyain-itu-lagi” atau “enakan-juga-pacaran-aja-kayak-gini-sayang”. Hadeeeh!

Ketiga, dan ini merupakan alasan yang sering luput dari perhatian: kalimat jalani dulu aja sesungguhnya menunjukkan problematika diri sendiri.

Dalam praktiknya, seseorang menggunakan kalimat andalan ini untuk menenangkan hati pasangannya. Tapiiiii, kalimat ini juga digunakan untuk mencari tahu apakah dirinya sendiri masih bisa menemukan alasan-alasan kuat untuk benar-benar yakin kepada si pasangan.

Ribet memang, tapi secara sederhana, kalimat ini bisa bermakna “kamu-tu-agak-aneh-tapi-aku-masih-belum-nemu-yang-lebih-baik-dan-kayaknya-kamu-lumayan-lucu-dan-mungkin-aja-kita-jodoh”.

Sungguh, ini sama kompleksnya dengan seorang mantan yang meninggalkanmu sampai kamu sakit hati habis-habisan, tapi masih berani-beraninya bilang, “Siapa tahu kita jodoh di masa depan.”

Hadeeeh, ra mashoook!

Exit mobile version