3 Alasan Kenapa “Perseteruan” Jokowi dan Prabowo Harus Terus Berlanjut

jokowi dan prabowo - MOJOK.CO

MOJOK.CO Ngapain repot-repot berharap perseteruan Jokowi dan Prabowo bakal berakhir agar Cebong dan Kampret juga bisa berdamai? Keributan itu priceless, mylov~

Sejak tahun 2014-an, hidup rasanya tak lagi sama. Calon Presiden kala itu, Jokowi dan Prabowo, tanpa diduga-duga mengubah keadaan dan hubungan antarmanusia.

Di tahun 2014, usia pacaran Gina dengan seseorang masuk ke tahun kelima. Biasanya, Gina dan pacarnya bertengkar hanya karena masalah sepele, tapi kehadiran Jokowi dan Prabowo mengubah segalanya: mereka bertengkar gara-gara pacar Gina terlalu berlebihan membela salah satu capres di akun Facebook-nya. Wow!

“Saya tu biasa aja. Pembela satunya yang lebay.”

“Ya kamu ngapain ngatain mereka ‘idiot’ kayak gitu?”

Pacar Gina tertawa, lalu membalas, “Semua pendukungnya itu memang idiot, Darling.

Gina dongkol. “Menurut KBBI, ‘idiot’ itu taraf kecerdasan berpikir yang sangat rendah dengan IQ kurang dari 20. Kamu mau bilang ayah saya idiot?”

Pacar Gina langsung diam.

Nggak, nggak, Gina nggak berusaha mengintimidasi pilihan politik kekasihnya hanya karena ia punya pandangan berbeda dengan ayahnya, tapi Gina benar-benar terganggu dengan kata-kata kasar sang pacar di status Facebook yang cuma jadi balas-balasan ejekan kayak anak SD lagi berantem gara-gara nggak dibolehin minta bekal Indomie temannya. Dangkal. Tidak elegan. Nilainya -3739/100!

Belum habis pusing sisa-sisa tahun 2014, eh di tahun 2019 kok ya Pak Jokowi dan Pak Prabowo maju lagi sebagai pihak yang bersaing. Padahal, dari jarak tahun 2014 ke 2019, mereka berdua kerap menimbulkan debat panjang antara Cebong (julukan bagi pendukung Jokowi) dan Kampret (julukan bagi pendukung Prabowo).

Jokowi salah dikit, Prabowo akan dielu-elukan dan diandai-andaikan memimpin bangsa. Prabowo blunder dikit, Jokowi akan diusung-usung sebagai pihak yang juara dan jadi pemenang sejati. Hadeeeh!!!

Banyak pihak meminta Cebong dan Kampret untuk melakukan gencatan senjata alias sama-sama tutup mulut dan mulai berhenti saling berseteru. Sebagai tokoh utama, baik Jokowi maupun Prabowo juga diminta untuk tidak menampakkan diri sebagai pihak yang berseteru karena dianggap bakal menimbulkan banyak masalah.

Tapiiiii—tunggu dulu!!!!11!!!!1!!!

Kenapa harus berdoa agar perseteruan antara kedua capres ini dihentikan, sih??? Kalau dipikir-pikir, ada banyak hal yang sebenarnya justru mendukung agar hal ini perlu dilanjutkan terus—tanpa henti, non-stop!

*JENG JENG JENG*

1. Akui Saja: Kita Suka Keributan (Hah, Kita???)

Ada ungkapan iseng berbunyi, “Buat apa diciptakan kedua buah tangan kalau bukan untuk baku hantam?” yang sesungguhnya mendukung berlangsungnya perseteruan Jokowi versus Prabowo. Tenang, saya tidak sedang meminta Pak Owi dan Pak Owo untuk baku hantam beneran, tapi—ayolah—coba lihat media sosialmu sampai sekarang: masih ada nggak yang saling menyerang kubu yang jadi lawannya? Saya berani bertaruh, pasti jawabannya “ada”. Mereka itu immortal. Irreplaceable.

Balik lagi ke prinsip “Buat apa diciptakan kedua buah tangan kalau bukan untuk baku hantam?” seperti yang pernah diutarakan secara lucu dan menggemaskan oleh Kyla mengenai hubungannya dengan Zara di channel JKT48 TV (iya maaf, yang nulis artikel ini wota), sepertinya bakal terlalu berlebihan kalau kita berandai-andai perseteruan Pak Jokowi dan Pak Prabowo bakal berakhir.

Ya gimana lagi—ngapain nyuruh mereka tampil berdamai terus-terusan kalau pendukungnya aja kadang suka bar-bar??? Mbok ngaca, Bang~

2. Konten Lucu Seputar Jokowi dan Prabowo adalah Harta yang Berharga

Meski menyebalkan, persaingan antara kedua capres 2014 dan 2019 ini nyatanya menghasilkan sisi-sisi segar yang tak terduga: konten-konten lucu dan kadang bikin otak berasa ambyar yang bisa menghibur hati yang muram.

Tentu kamu-kamu sekalian masih ingat kan betapa tanda-tanda alam menjadi ramalan bagi kubu Prabowo untuk memenangkan Pilpres 2019??? Maksud saya, kapan lagi ada orang yang berpedoman pada bentuk tai burung yang menclok di mobil untuk menebak pemenang pesta demokrasi selain saat berada di tengah-tengah kompetisi antara kubu Jokowi dan kubu Prabowo???

Kelucuan-kelucuan ini tentu tidak habis hanya di situ. Perhatikan baik-baik: setelah selesai debat capres dan cawapres, selalu saja ada meme dan GIF berbau Jokowi, Prabowo, hingga Amin Ma’ruf dan Sandiaga Uno selaku pendamping masing-masing dari mereka yang sering kali mengundang tawa.

Masa, sih, kamu tidak (diam-diam) menikmati kelucuan ini???

3. Membuka Karakter Orang yang (Bisa Jadi) Sebenarnya

Banyak orang bilang, sifat seseorang yang sebenarnya akan tampak saat dia punya masalah yang berat, atau bahkan saat kita mintai bantuan mendadak. Halah—itu analogi yang umum. Menurut saya, yang tak kalah penting, sifat seseorang yang sebenarnya bisa terlihat saat dia mulai menerjunkan diri dalam perseteruan antara Pak Owi dan Pak Owo.

[!!11!1!!!!!1!!!!!!]

Coba ngacung, sudah berapa banyak hubungan pertemanan yang jadi kaku gara-gara berita, hoaks, dan apa pun yang berhubungan dengan kubu Jokowi beserta Cebong, serta kubu Prabowo dengan Kampretnya???

Ingat tokoh pacar Gina yang saya sebut di bagian awal? Kisah itu benar-benar terjadi, meski kini Gina tak tahu lagi kabar si lelaki karena mereka sudah resmi mengakhiri hubungan asmara sejak beberapa tahun lalu.

Mungkin, perseteruan kubu Jokowi dan kubu Prabowo menjadi salah satu alasannya.

Yaaah, itung-itung, konflik ini bisa membuka mata kita soal orang-orang mana yang terlalu egois mencampuradukkan pilihan politik dengan kehidupan nyata—seperti yang dirasakan Gina atau malah pacarnya Gina.

Exit mobile version