Mencemburui Vietnam yang Berhasil “Mengalahkah” Corona

pandemi vietnam bebas corona hanoi dibuka social distancing berakhir di vietnam partai komunis karantina wilayah perang terhadap virus corona korban kematian covid-19 vietnam 0 mojok.co

pandemi vietnam bebas corona hanoi dibuka social distancing berakhir di vietnam partai komunis karantina wilayah perang terhadap virus corona korban kematian covid-19 vietnam 0 mojok.co

MOJOK.COVietnam menjadi salah satu negara di dunia yang sukses besar mengalahkan virus corona

Sabtu, 25 Mei kemarin, Vietnam secara resmi menggelar pertandingan sepakbola pertamanya sejak masa pandemi corona. Pertandingan tersebut mempertemukan kesebelasan Nam Dinh FC dan Hoang Anh Gia Lai yang digelar di Thien Truong Stadium.

Pertandingan tersebut sangat spesial, sebab diselenggarakan secara terbuka dengan dihadiri oleh penonton. Setidaknya, ada sekitar 10 ribu penonton yang meramaikan pertandingan tersebut.

Momen tersebut tentu saja menjadi sebuah titik balik penting bagi Vietnam. Pertandingan tersebut sekaligus menjadi penanda besar bahwa negara dengan banyak penduduk bernama Nguyen tersebut telah benar-benar sukses menghajar pandemi virus corona di negara mereka.

Keberhasilan Vietnam menyelenggarakan pertandingan tersebut tentu saja menjadi pukulan yang telak bagi negara-negara lain, termasuk Indonesia.

Di Indonesia, bahkan tanpa corona pun, pertandingan sepakbolanya sering berhenti. Entah karena ada kerusuhan, atau organisasi sepakbolanya dibekukan. Apalagi ada corona. Full berhentinya.

Soal penanganan corona, Vietnam juga sukses “menyindir” negara-negara tetangganya.

Bahwa tak ada negara yang siap menghadapi corona, tentu saja itu benar. Tapi kita juga harus sadar bahwa masing-masing negara mengambil sikap yang berbeda-beda dalam menghadapi corona dengan segenap ketidaksiapan mereka masing-masing.

Menurut laporan BBC, di Vietnam, Pemerintah sudah mulai bersiap bahkan sebelum ada kasus pertama corona di negara tersebut.

Sejak akhir Januari, mereka sudah mulai membatasi perjalanan, memonitor situasi dari dekat, dan pada akhirnya menutup perbatasan dengan China dan meningkatkan pemeriksaan kesehatan di perbatasan dan tempat-tempat rentan lainnya.

Ketika mulai ada kasus, Pemerintah Vietnam memerintahkan semua pendatang dan semua warga yang memiliki kontak dengan pasien positif virus corona untuk isolasi di pusat-pusat karantina selama 14 hari.

Di Indonesia, tentu saja berbeda. Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya.

Per 1 Maret, Alih-alih mengetatkan arus keluar masuk, Pemerintah justru mulai memberikan insentif pariwisata, termasuk diskon tiket pesawat, hal ini dimaksudkan untuk memulihkan kembali sektor pariwisata yang sempat terhantam virus corona.

Tepat sehari setelah aturan diskon tersebut berlaku, Pemerintah kemudian mengumumkan kasus corona pertama di Indonesia.

Pemerintah baru menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) per akhir Maret, alias sebulan setelah kasus pasien pertama diumumkan.

Di Vietnam, kini, sudah sebulan terakhir tak ada kasus positif corona. Sedangkan jika ditotal secara keseluruhan kasus, Vietnam hanya mencatat 324 kasus positif dengan 267 di antaranya sudah sembuh. Yang lebih istimewa, tak ada satu pun pasien positif yang meninggal.

Di Indonesia, dalam dua pekan terakhir, rata-rata ada 500 penambahan kasus positif corona tiap harinya. Beberapa hari lalu, bahkan angka penambahan pasien positif mencapai puncaknya di mana dalam sehari, ada lebih dari 1000 kasus positif corona yang tercatat.

Apakah keberhasilan ini karena Vietnam adalah negara komunis? Bisa ya, bisa tidak. Tapi yang jelas, ketegasan itu satu hal, sedangkan bentuk dan ideologi negara adalah hal yang lain.

Selandia Baru, negara yang jelas bukan komunis itu juga tercatat sanggup “mengalahkan” corona. Mereka kini sudah mulai melonggarkan pengetatan ruang gerak karena pertambahan kasus corona di sana sudah sangat tipis.

Tapi kalau membandingkan Indonesia dengan Selandia Baru, jelas nggak pantas. Lebih layak kalau dibandingkan dengan Vietnam.

Lantas, apakah elok membandingkan penanganan corona antar negara yang tentu saja punya latar belakang ekonomi, sosial, dan politik yang berbeda ini? Entahlah. Yang jelas, saat ini, dalam urusan penanganan corona, saya merasa sangat cemburu dengan Vietnam.

Sangat cemburu.

Exit mobile version